Namrole, Kompastimur.com
Insiden pemerkosaan yang
dilakukan oleh Rijal Papalia (19), warga Desa Labuang, Kecamatan Namrole asal
Desa Waemala, Kecamatan Leksula, Kabupaten Bursel terhadap Pegawai
honorer Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Namrole bernisial SK (24) yang sedang
menjalankan tugas, Kamis (16/8) sekitar pukul 03.00 WIT di Apotek RSUD Namrole
mengundang rasa duka dan keprihatinan berbagai pihak.
Terkait insiden itu,
Persatuan Da’i Muda (PERSADA) Kabupaten Buru Selatan (Bursel), Senin (20/8) menggelar
aksi demo di depan Kantor Bupati Bursel mengutuk keras penganiayaan dan
pemerkosaan itu.
Demo itu dipimpin
langsung oleh Ketua Umum PERSADA Kabupaten Bursel, Ustad Ilham Marasauli serta
Sekretaris PERSADA Kabupaten Bursel Rajab Polpoke. Selain itu, Nampak bersama
pendemo yang berjumlah sekitar 25 orang itu, sejumlah Pengurus PERSADA lainnya,
yakni Emang Masbait dan Ridwan Marasabessy.
Selain itu, hadir pula
Ali Sella dan Dedy Pattiasina yang mewakali pihak keluarga bersama sejumlah
perwakilan keluarga korban lainnya.
Pantauan Kompastimur.com ini,
pendemo ini mendatangi Kantor Bupati pukul 10.40 WIT dengan menggunakan mobil
Pick Up putih bernomor polisi DE 8628 D dan dilengkapi dengan pengeras suara.
Ustad Ilham Marasauli
dalam orasinya menegaskan bahwa pelaku pemerkosaan harus dijerat dengan hukuman
seberat-beratnya. “Pelaku harus dijerat pasal berlapis,” teriak Marasauli.
Menurut Marasauli,
PERSADA harus turun ke jalan dalam menggelar aksi demo ini karena insiden yang
terjadi di Rumah Sakit itu telah membuat miris hati masyarakat di Kabupaten
Bursel, termasuk pihaknya.
“Andai persoalan itu
terjadi terhadap keluarga kita, terjadi kepada anak kita, terjadi kepada adik
kita, pasti kita merasakan hati yang sama, merasa miris yang sama,” katanya.
Olehnya itu, pihaknya
berharap dukungan yang tinggi, dukungan yang besar dari seluruh masyarakat
Kabupaten Bursel bahwa aksi yang PERSADA lakukan ini sebagai bentk ajakan untuk
tidak membiakan kasus semacam ini terulang lagi.
“Sengaja kami mengajak
untuk bagaimana kita tidak membiarkan kejahatan, kita tidak membiarkan
pemerkosaan, penganiayaan yang menimpah siapa saja, apalagi korban ini adalah
seorang yatim, dia membutuhkan sumbangan pikiran kita, dia membutuhkan doa doa
kita, dia mebutuhkan semangat kita, dia membutuhkan kita harus turun ke jalan
karena ini terus terang mengganggu masa depan korban,” teriaknya.
Iapun menyoroti manajemen
Rumah Sakit dibawa kepemimpinan Sabaha Patah yang dinilai perlu dievaluasi lagi
karena masyarakat yang datang ke Rumah Sakit untuk mendapatkan kesembuhan dan
bukan mendapatkan penganiayaan dan pemerkosaan.
“Pemerintah Kabupaten
Bursel dan DPRD dapat melihat persoalan ini karena manajemen rumah sakit dapat
dikatakan sangat amburadul dan harus diperbaiki. Mengapa rumah sakit tempat
orang sakit untuk orang berlindung meminta perlindungan, bukan orang sakit yang
kena batunya tetapi orang sehat yang kena. Kenapa, karena manajemen rumah sakit
yang harus diperbaiki,” paparnya.
Tak lama berorasi, Kasatpol
PP Kabupaten Bursel, Asnawi Gay pun menemui mereka dan mempersilahkan mereka
menemui Sekda Kabupaten Bursel, Syahroel E Pawa di ruangan kerjanya pada pukul
11.00 WIT.
Dalam pertemuan dengan
Sekda itu, perwakilan PERSADA dan keluarga korban pun menyampaikan berbagai
aspirasi mereka dan dilanjutkan dengan pembacaan sembilan butir pernyataan
sikap mereka oleh Marasauli, yang terdiri dari :
Pertama, Mengutuk keras
penganiayaan dan pemerkosaan yang dilakukan oleh seorang remaja laki-laki
terhadap perawat RSUD Namrole di Kota Namrole, Kabupaten Bursel;
Kedua, Mengutuk keras lemahnya
manajemen rumah sakit sehingga aktivitas konsumsi minuman keras dapat terjadi
di lingkungan RSUD Namrole;
Ketiga, Meminta kepada Bapak
Bupati Bursel untuk mengevaluasi kinerja Direktur RSUD Namrole;
Keempat, Mendesak lembaga DPRD
Kabupaten Bursel agar segera mengeluarkan Peraturan Daerah tentang Larangan
Peredaran Minuman Keras (Miras), karena bebasnya peredaran miras telah membawa
dampak yang sangat merugikan banyak pihak;
Kelima, Mendesak Bapak Bupati
Bursel agar segera mencabut izin operasional sekaligus menutup semua
tempat-tempat prostitusi yang ada di Kota Namrole;
Keenam, Mendesak Bapak Bupati
Bursel untuk melarang beredarnya Miras di tempat-tempat wisata;
Ketujuh, Mendesak aparat penegak
hukum untuk memberikan hukuman yang seberat-beratnya kepada saudara pelaku;
Kedelapan, Meminta kepada Pemerintah
Daerah Kabupaten Bursel untuk memperhatikan nasib serta masa depan korban;
Kesembilan, Meminta kepada Bapak
Kapolsek Namrole untuk melakukan sweeping miras yang beredar di tengah-tengah
masyarakat secara rutn dan massif.
Meresponi hal itu, Sekda
mengatakan bahwa setelah insiden itu pihaknya sudah langsung menjenguk korban
dan pihaknya sudah memberikan garansi bahwa apabila dari kesimpulan dokter,
korban harus dirujuk ke Ambon maka pihaknya akan memfasilitasinya.
“Hari itu kami sudah
llangsung menjenguk korban, nanti kesimpulan dokter, apakah bisa ditangani
disini atau harus dirujuk kke Ambon, kalau harus dirujuk, maka kami akan
memfasilitasi,” ucapnya.
Iapun mengaku
mengapresiasi kerja cepat pihak kepolisian Polsek Namrole dibawa komando AKP
Yamin Selayar yang telah berhasil mengungkap pelaku aksi bejat itu dan
memprosesnya sesuai hukum yang berlaku.
Sementara terkait dengan
desakan agar segera menggantikan, Direktur RSUD Namrolle, Sabaha Patah, Sekda
mengaku bahwa memang Sabah telah pension tapi sementara dialihfungsikan ke
fungsioanl sambil pihaknya mencari seorang dokter yang tepat untuk menjabat
sebagai Direktur di Rumah Sakit tersebut.
Iapun mengaku bahwa
sebenarnya telah dianggarkan pembiayaan bagi delapan orang petugas Satpam atau
security di Rumah Sakit itu, tetapi memang ada sisi manajerial yang harus
diperbaiki kedepannya sehingga insiden-insiden semacam ini tak perlu terulang.
Selebihnya, Sekda mengaku
akan menyampaikan pernyataan sikap pendemo ini ke Bupati Bursel, Tagop
Sudarsono Soulissa untuk dapat diresponi.
Selanjutnya, para pendemo
kemudian meninggalkan Kantor Bupati pada pukul 11.20 WIT dan melanjutkan aksi
mereka di DPRD Kabupaten Bursel pada pukul 11.30 WIT.
Hanya saja, kedatangan
mereka tidak berhasil menemui para wakil rakyat setempat lantaran semua anggota
DPRD Kabupaten Bursel sementara ebrada diluar daerah dalam rangka melaksanakan
tugas.
0 komentar:
Post a Comment