Ambon, Kompastimur.com
Sejumlah elemen
Organisasi Kepemudaan (OKP) di kota Ambon ini menemukan keganjalan dalam
peristiwa kebocoran pipa minyak pertamina beberapa waktu lalu di Wayame.
Dengan adanya
keganjalan atas peristiwa kebocoran pipa
Pertamina di sekitar desa Wayame, Rabu 15 Agustus 2018 lalu, sejumlah elemen
OKP menggelar konfrensi pers mengecam kejadian tersebut.
Hadir dalam
konfrensi tersebut, DPD KNPI Maluku yang diwakili oleh Wakil Ketua Bidang
Perencanaan dan Pembangunan Daerah, HMI cabang Ambon dihadiri langsung oleh
Ketua Umum M. Ikbal Sowakil, PMII Cabang Ambon dihadiri langsung oleh Hatta
Karet selaku Ketua Umum, selain ketua Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa
Indonesia (FL2MI) wilayah Maluku Hamid Fakaubun, serta Barisan Muda Maluku
Bersatu (BMMB) serta Solidaritas Peduli Rakyat Kecil (STERIL), masing-masing
diwakili oleh Sadam Bugis dan M. Holid Namsa.
Mengawali
konfrensi pers tersebut, Ketua Umum HMI Cabang Ambon memaparkan sejumlah
informasi lapangan terkait kecurigaan masyarakat tentang adanya pembiaran
proses penangan tumpahan minyak mentah beku, yang menurutnya kemungkinan jenis
aftur.
"Jadi awalnya
kami mendapat keterangan dari masyarakat bahwa awalnya minyak ini memang tidak
digunakan, lalu Pertamina katanya sudah melakukan koordinasi pemerintah, tapi
tidak ada respon cepat. Selanjutnya, minyak tersebut akhirnya tumpah karena
aliran pipa bocor, interval waktu kisaran jam 10.00 WIT s/d jam 17.00 WIT tidak
ada penanganan dari Pertamina, kami menduga adanya indikasi unsur kesengajaan
dalam bentuk pembiaran oleh pihak Pertamina," terang Sowakil.
Sementara PMII
cabang Ambon melalui Hatta Karet menegaskan,
agar pihak berwajib segera melakukan pengusutan terkait informasi masyarakat
tersebut.
Hatta
menambahkan akan ada aksi unjuk rasa untuk mengawal kerugian lingkungan akibat
tumpahan minyak pekan lalu.
"Kita kita
akan menguak keganjalan dalam kejadian ini. Jangan main drama yang efeknya
merugikan umat," tegas Hatta.
Mengenai dampak
lingkungan ini, PMMB dan STERIL juga dengan tegas mengecam kerusakan lingkungan
yang ditimbulkan oleh luberan minyak.
"Tumpahan
minyak itu masih ada di permukaan air, beberapa jenis ikan dan belut sudah
mati, berikut plankton dan sejumlah makhluk hidup di sekitar ekosistem juga
pasti terganggu dan mati, ini jelas harus ada upaya remediasi limbah secepat
mungkin dengan teknik pengelolaan tumpahan minyak, tidak boleh dibiarkan
berlarut-larut," tegas Sadam Bugis, ketua BMMB.
Senada dengan
ketua BMMB, Holid Namsa, ketua Steril menambahkan, sesuai dengan regulasi pada
PP No 101 tahun 2014, PP No 19 tahun 1999 dan UU No 32 tahun 2009 sudah jelas
mengatur hal ini, maka Pertamina tidak boleh lambat.
Selanjutnya,
FL2MI melalui Hamid Fakaubun meminta untuk peristiwa ini harus dibijaki juga
oleh Senator Maluku yang membidangi Energi dan Mineral. Dituturkan, Hamid,
termasuk Ibu Mercy Barends untuk merespon masalah ini, jika memang terbukti
kinerja Dirut Pertamina tidak baik maka segera evaluasi dan ganti.
Dari DPD KNPI
Maluku pimpinan Faisal Saihitua melalui Wakil Ketua Bidang Perencanaan dan
Pembangunan Daerah, Arman Kalean menegaskan akan terus mengawal peristiwa
kebocoran minyak mentah tersebut.
"Sudah ada
upaya tahapan birokratis juga yang dilakukan kawan-kawan dari LSM KALESANG
menyurati kementerian BUMN, selanjutnya diharapkan focus group discussion (FGD)
diperoleh sejumlah titik terang terkait persoalan ini," jelas Kalean.
Kalean
mempertimbangkan lokasi terminal Bahan Bakar Minyak (BBM) di Wayame, kalau
memang sudah tidak strategis dan berpotensi ancaman yang berikutnya lagi, maka
sebaiknya dipindahkan ke wilayah yang lebih luas dan jauh dari kota, di antara
Desa Liang dan dan Desa Morela salah satu opsinya.
Dikatakan,
dirinya sudah cukup mengatahui hasil riset mengenai kadar limbah di sekitar
teluk Baguala. Tidak berlebihan kekhwatiran yang diutarakan tersebut, secara
bertahap meskipun sedikit pasti kadar limbah di teluk Ambon akan meningkat,
kontaminasi beberapa jenis biota laut pasti akan ada.
"Demi
menjaga ekosistem, kelestarian lingkungan di sekitar yang teluk, mengapa tidak
ada pikiran untuk pindahkan saja terminal BBM itu," tutup Kalean.
Adapun tuntutan
koalisi mereka sebagai berikut:
1. Segera
turunkan anggran yang besar untuk menangani pencemaran lingkungan akibat
kebocoran pipa.
2. Usut tuntas
adanya indikasi kesengajaan dalam persitiwa tersebut.
3. Copot kepala
Pertamina Maluku.
4. Segera buka
terminal BBM yang baru di wilayah luar teluk Ambon.
Pantauan media,
konfresi pers juga disesaki puluhan kader organisasi-organisasi yang bersatu
menyuarakan kasus kebocoran pipa pertamina tersebut. (KT-Rls)
0 komentar:
Post a Comment