Ambon, Kompastimur.com
PT. Parameter Konsultindo, Jumat 22 Juni 2018
merilis hasil survei Pilkada Maluku 2018. Hasil survei tersebut, ditemukan
pasangan calon Herman Koedoeboan - Abdullah Vanath menduduki posisi teratas,
dengan perolehan dukungan mencapai 33,07%. Sementara posisi kedua ditempati
pasangan Murad Ismail - Barnabas Orno dengan perolehan dukungan 30,9%, kemudian
disusul oleh Calon Incumbent Said Assagaf yang berpasangan dengan Andreas
Rentanubun (SANTUN) dengan perolehan dukungan 29,91%.
Sementara yang belum menentukan pilihan dan masih
bisa direbut itu mencapai 6,93%. Dimana untuk mencuri jumlah voters sebanyak
6,93% itu harus disertai dengan treatmen dan konsolidasi yang harus dilakukan
secara masif dan terukur oleh masing-masing tim dari pasangan calon gubernur
Maluku yang ada saat ini.
Survei yang dilakukan Parameter Konsultindo itu
dalam rangka mengidentifikasi presepsi masyarakat terkait preferensi politik
menuju Pilkada Maluku yang akan berlangsung tanggal 27 Juni nanti. Hal ini
disampaikan Directur PT. Parameter Konsultindo, Edison Latapalelo kepada
wartawan di Hotel Manise Kota Ambon, jumat 22 Juni 2018.
Kata dia, survei itu dilakukan sejak tanggal 10
hingga 17 Juni 2018, dimana metode yang dipakai ialah multi stage random
sampling, dengan jumlah responden sebanyak 1200 sebagai sampel, dan dilakukan
dengan sistim kuisioner, wawancara tatap muka. Margin of eror yang ditemukan
mencapai kurang lebih 2,90%, dengan tingkat kepercayaan mencapai 95%.
"Survei itu dilakukan mulai dari tingkat
kesukaan dan dukungan masyarakat partai politik yang tengah bersaing dalam
kontestasi memenangkan para pasangan calon maupun hingga tingkat penerimaan
masyarakat terhadap potensi praktek politik uang atao money politic," ujar
Edison.
Dikatakan, riset yang dilakukan itu ditemikan
sebanyak 66,08% masyarakat Maluku menginginkan lahirnya gubernur Baru di
Maluku. Sementara yang ingin mempertahankan Gubernur yang laama mencapai
27,14%. Dan yang tidak tau atau yang tidak menjawab hanya mencapai 6,78%
pendukung.
Segmentasi masyarakat dalam memilih cagub dan
cawagub 2018 itu dengan beragam alasan, diantaranya kesamaan suku dan Jazirah
mencapai 30,4%, Agama 25,7%, kesamaan profesi kerja 15,2%, kesamaan ideologi
politik 14,1%, kinerja dan prestasi 11% dan yang lainnya mencapai 3,6%.
"Meskipun demikian, popularitas calon petahana
masih tetap di atas yang mencapaai 97,17 %, kemudian disusul oleh pasangan
HEBAT 95,17% kemudian disusul oleh paasangan calon BAILEO yang mencapai
85,32%," terangnya.
Untuk tingkat aksebilitas pasangan SANTUN mencapai
dukungan 65%,14%, pasangan BAILEO 90,11% dan pasangan HEBAT 95,17%. Sementara
untuk elektabilitas pada H-6 jelang pemilihan, pasangan HEBAT semakin meningkat
dengan angka persentasi mencapai 33,07%,Baileo 30,09% dan disusul oleh pasangan
SANTUN sebanyak 29,91%, serta 6,93% masih tanda tanya.
Dia menjelaskan, sebanyak 75,29% pendukung pasangan
SANTUN tetap pada pilihan hingga waktu pemilihan, dan yang mengatakan masih
bisa berubah itu 14,24 persen.
Sefdangkan pendukung pasangan BAILEO tetap pada pilihan mencapai 72,09% dan
yang menilai berubah sebanyak 15,23%. Sementara untuk pendukung HEBAT 80,30%
yakin tetap bertahan dan yang berubah mencapai 9,16%.
"Dengan waktu yang semakin dekat, maka harus diefektifkan
semaksimal mugkin oleh tiap0tiap tim pemenangan dari pasangan calon. Sebab,
dengan data yang ada saat ini semua paslon memiliki peluang yang sama. Pemetaan
strategi kandidat dan tim harus teraplikasi secara baik agar dapat mengubah
persepsi dan pilihan masyarakat dalam waktu tersisa ini," tandasnya. (KT-Rls)
0 komentar:
Post a Comment