Namrole, Kompastimur.com
Perayaan Paskah
Kristus Tahun 2018 yang dilaksanakan secara Oikumene (bersama menjadi satu)
yang dipelopori oleh gereja-gereja yang ada di kota Namrole, Kabupaten Buru
Selatan (bursel) memiliki makna yang terus-menerus memberi harapan bagi
pengikut Kristus untuk mambaharui diri dari kerapuhan dan keberdosaan manusia.
Demikian di
ungkapkan Wakil Bupati Bursel Buce Ayub Seleky dalam sambutanya saat perayaan Paskah
Oikumene yang dalangsungkan di alun-alun Kota Namrole, Sabtu (31/03) malam.
Seleky
mengatakan melalui pembaharuan dirilah kita bisa memmberitakan kasih karunia Allah
dalam mewujudkan kebenaran di tengah-tengah realitas kehidupan masyarakat.
“Peristiwa Paskah
bukanlah sebuah seremony bergereja atau seremoni untuk melakukan silahturahmi
dalam perkumpulan-perkumpulan, tapi peristiwa Paskah adalah wujud nyata kasih Allah
yang telah memberikan kepada kita,
merelahkan anaknya mati dan bangkit untuk membebaskan kita dari dosa. Pergumulan
hidup, kekuatiran dan ketakutan itu seharusnya tidak berlebihan, karena kita
sudah dijamin Tuhan dengan kebangkitanya,” ungkap Seleky.
Dirinya
mejelaskan, Perayaan Paskah dibawa sorotan tema “Melalui Paskah Kristus Tahun 2018
Kita Wujudkan Hidup Orang Basudara Yang Rukun Di Bumi Fuka Bipolo” ini memberikan
inspirasi sekaligus memotivasi kepada umat untuk memberikan perhatian dan
pemikiran terhadap makna kebangkitan Kristus dimasa kini, khususnya didalam
kehidupan persaudaraan antar umat yang ada di Bursel.
“Paskah memiliki
makna yang amat terdalam bagi umat kristiani. Dimana peristiwa kebangkitan
adalah bagian dari profil baru yang memiliki kebebasan sejati dari berbagai
perubahan berupa penindasan di dunia. Sebaliknya keutuhan manusia harus memberikan
pandangan hidup penuh penghargaan dan
optimisme terhadap pribadi maupun gereja yang di ajarkan untuk berani
mengatakan kebenaran hidup,” ucap Seleky.
Makna Paskah
untuk menjadi hamba kebenaran bagi gaya hidup sebagai pribadi maupun
gereja-gereja yang hadir di indonesia khususnya di Bursel untuk melayani umat, menurut
seleky harus bisa menerima kemajemukan sebagai konsekuensi kemajuan daerah.
Selain itu, Wakil
Bupati dua periode ini juga mengatakan, kehidupan umat diperadapkan dengan
berbagai pergumulan yang menggerus masa depan anak bangsa. Umat juga terus
diperadapkan dengan kecenderungan manusia yang terus mengejar kepetingan diri
sendiri dan kelompoknya dengan mengabaikan kepentingan bersama yang dapat
merusak tatanan keamanan, kesejahteraan dan keutuhan bangsa.
“Nilai-nilai
kasih, kejujuran semakin dilupakan demi meraih kedudukan, kekuasaan kelimpahan materi. Ini sangat mengancam
keutuhan, keamanan bangsa dan daerah yang kita cintai ini,” ujarnya.
Ia mengajak
agar umat berani memilih kebenaran ditengah banyak manusia yang memiih sikap
yang tidak jujur dan mebengkokan kebenaran sekalipun kita harus memikul salib
dan menghadapai berbagai resiko.
Hal ini
sejatinya untuk menujukan sikap umat yang sejati dalam tindakan dan perbuatan
dengan menghadirkan perdamaian, keadilan dan kesejahteraan di tenga kehidupan
keluarga, gereja, masayrakat dan bangsa Indonseia.
“Tumbuh
kembangkanlah budaya damai dari lingkungan keluarga, jauhilah kebohongan
apalagi menyebarkan berita hoax demi kepentingan pribadi dan kelompok serta dampingilah
generasi mudah dalam pertumbuhan karakter dan spiritualitas yang mencerminkan
kebenaran Allah,” Ajak Seleky.
Sementara
itu Pesan Paskah yang di sampaikan oleh pastor Gereja Katolik Paroki Santo
Antonius Desa Masnana Paul
Ngalngola menitih beratkan kepada tiga hal yang di ambil dari kata “Bipolo”
yaitu Bijaksana, Populis dan Loyal.
Dirinya mengungkapkan
kehidupan umat harus memiliki tiga makna dari kata-kata tersebut dimana
bijaksana menurutnya adalah bijakasananya Allah bagi manusia dimana allah
merelakan putranya itu untuk menebus
dosa manusia dan hal itu harus dimaknai oleh umat sebagai kasih karunia atas
kecintaannya kepada manusia.
Untuk Populis dirinya
menjelaskan, untuk semua orang yang ingin mejadi Pemimpin harus mengedepankan
hal ini karena populis adalah Paham yang mengakui dan
menjunjung tinggi hak, kearifan, dan keutamaan rakyat.
“Kalau semua orang yang ingin menjadi pemimpin namun
tidak ada bersama rakyat sia-sia ia menjadi pemimpin. Atauapun nanti kalau
sudah menjadi pemimpin dan meninggalkan rakyat itu juga akan menjadi sia-sia
saja. Contohilah kepemimpinan Tuhan Yesus yang memiliki besar kasih karunia,”
ucap Ngalngola.
Sedangkan untuk Loyal, Ngangola katakan, sikap loyal yang
dimiliki oleh Yesus dalam mentaati perintah Bapa-Nya juga harus menjadi bagian
dari sikap umat dalam bergereja, bermasyarakat dan bernegara.
“Tiga sikap itu harus menjadi sandaran bagi kita umat Kristiani
dalam menjalankan kehidupan. Yesus adalah teladan yang patut di kita conothi,”
tutur Ngalngola.
Pantauan media ini, perayaan Paskah Oikumene yang
diketuai oleh Pdt. James Tasane ini di awali dengan pawai obor yang di ikuti
oleh ribuan warga jemaat dari Jemaat
GPM Imanuel Waekam, Jemaat GSJA Waenono, Jemaat Kemah injil Kamalanglale,
Jemaat GPDi Labuang, GSJA Labuang, Jemaat KhatolikSt Antonius Namrole, Jemaat
GPM Namrinat, Jemaat GPM Ebenhezer Kawalale dan GSJA Dusun Waenewen.
Dalam
Perayaan Paskah Oikumene tersebut juga diberikan bingkisan Paskah kepada
Ibu-Ibu janda yang ada di Kota Namrole.
Hadir dalam
kegiatan tersebut, Pdt Gereja sidang Jemaat Allah Waenono Pdt. Henny Masegi,
Pdt GPM Imanuel Jemaat Waekam Pdt. Anita Mairima, Pdt Gereja kema injil
kamlanglale pdt. Anton Bane Bunga, dan Pdt
Gereja Pantekosta Labuang Pdt. Sarce Ratu, Pimpinan SKPD dalam Lingkup
Pemda Buru Selatan, Danton Brimob Namrole IPDA Sardi Duila, Ketua DPRD Buru
Selatan Akilaus Solissa. Anggota DPRD Bursel Ruben Tasane, Anggota DPRD Orpa
Anselani Seleky, dan Anggota DPRD Sami Latbual bersama Istri. (KT-02)
0 komentar:
Post a Comment