Ketua Gema Fafan, Efendy Solissa |
Namrole, Kompastimur.com
Pemberian
nama Fena Fafan bagi kecamatan baru yang dimekarkan dari Kecamatan Leksula
beberapa tahun lalu hingga kini masih menimbulkan polemik di tengah-tengah
masyarakatdi daerah tersebut.
Tak
tinggal diam, sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Fena
Fafan (Gema Fafan) pun menemui Wakil
Bupati Bursel, Buce Ayub Seleky pada 20 Maret 2018 lalu guna mendesak supaya
penamaan Kecamatan Fena Fafan tersebut dapat dirubah.
“Kami
telah melakukan pertemuan dan audience dengan Pemda Bursel. Dimana, ada
beberapa hal yang kami selaku Gema Fafan sampaikan kepada Pemda Bursel, salah
satunya adalah membahas kembali perubahan nama Kecamatan Fena Fafan karena nama
tersebut menjadi polemik di dalam masyarakat,” kata Ketua Gema Fafan, Efendy
Solissa kepada Kompastimur.com via
telepon selulernya, Jumat (27/04).
Menurut
Solissa, pemberian nama Kecamatan Fena Fafan untuk kecamatan di gunung itu
telah menciderai kedaulatan pemerintahan addat yang ada di Bursel.
“Fena
Fafan itu merupakan wilayah kekuasaan pemerintahan adat Nalbessy dan Waekolo,
bukan Mual dan Masbait. Kalau berdasarkan sejarah pemerintahan adat, mestinya
nama kecamatan tersebut adalah Mehet Lalen,” ucap Solissa.
Kata
Solissa, pemerintah daerah yang merupakan bagian dari anak adat sengaja menutup
mata dari persoalan tersebut, seakan-akan mereka memang tidak pernah tahu akan
sejarah itu.
“Pembahasan
Ranperda Kabupaten Bursel akan dilaksanakan dalam waktu dekat, maka harapan
kami selaku perwakilan masyarakat Fena Fafan adalah Pemda bisa mendengar dan
mmenjawab apa yang menjadi persoalan dalam masyarakat,” tuturnya. (KT-01)
0 komentar:
Post a Comment