Jakarta, Kompastimur.com
Pembentukan
organisasi Relawan Nasional 212 Jokowi Presiden Republik Indonesia (RENAS 212
JPRI) untuk mendukung pencalonan kembali Presiden Joko Widodo sebagai calon
Presiden periode 2019 – 2024 di Pemilu Presiden 2019 direncanakan akan di
deklarasikan pada bulan Maret mendatang.
Demikian di
sampaikan Nasir Koordinator Nasional (Kornas) RENAS 212 JPRI dalam perbincangan
dengan redaksi, Rabu (28/02).
Menurut aktifis
muda PDIP Ini, RENAS 212 akan segera berkordinasi dengan Kepala Staf
Kepresidenan soal rencana pembentukan relawan yang ditargetkan beranggotakan
lima juta relawan inti yang tersebar di 34 propinsi.
“Pasal RENAS 212
JPRI akan dibentuk di 34 Propinsi” tegas Nasir yang juga mantan aktifis
mahasiswa berbasis Islam modernis yang baru saja bergabung dengan PDIP ini.
Kata dia,
pengukuhan dukungan tersebut akan dilembagakan dalam Rakernas 1 di Bali.
Sekaligus membuat desain strategis terkait langkah-langkah kerja pembentukan
Relawan Nasional 212 Jokowi Presiden RI di 34 propinsi, ujar Nasir saat di temui
di kompleks DPR RI Senayan.
Nasir
menegaskan, segmen relawan sebagian besar dari kalangan pemuda. Jumlah relawan
tersebut menurut nasir cukup signifikan untuk memenangkan Jokowi sebagai
Presiden RI untuk periode ke dua pada Pilpres 2019. RENAS 212 JPRI memiliki
struktur dari pusat hingga kabupaten/kota.
“Renas 212 JPRI
dibentuk untuk mengimbangi Jokowi soal isu-isu kedekatan Jokowi dengan umat
Islam, ulama dan umaroh. Renas hadir untuk menunjukan pada rakyat bahwa ummat
Islam masih dan tetap ingin di pimpin Presiden Jokowi”, ungkap Nasir.
Nasir
menjelaskan, sebagai pemimpin negara dengan jumlah ummat Islam terbesar di
dunia tentu komitmen keIslaman pak Jokowi tak perlu lagi di ragukan.
“Ambil saja
contoh komitmen pak Jokowi dalam menyelesaikan dan memfasilitasi perdamaian di
Afganistan. Di tengah ancaman hujan peluru paska teror bom di kota Kabul, pak
Jokowi tetap datang sesuai jadwal tanpa rompi anti peluru”, sebut Nasir.
Selain itu beber
Nasir, komitmen dan pro aktif Jokowi dalam menyelesaikan konflik Rakhine
Myanmar mendapatkan apresiasi dari PBB dengan di tunjuknya Indonesia menjadi
negosiator PBB di Myanmar.
“Di dalam
negeri, Pak Jokowi juga memberi perhatian yang besar bagi keberlangsungan
pesantren dan sekolah diniyah. Serta kedekatan Jokowi dengan kalangan ulama
baik di Jawa maupun luar Jawa sehingga isu di hembuskan oleh kaum “radikalis”
bahwa Jokowi anti ummat Islam adalah isu politik murahan untuk kepentingan
politiknya sendiri”, seru Nasir.
“Kami akan
berhadapan langsung dengan kaum radikalis ini yang menggunakan isu Islam
sebagai komoditas politik dan radakalisasi masa berbasis isu sara. Kami akan
merangkul musola dan masjid se Indonesia sebagai corong menyampaikan Islam
rahmatan lil alamin”, pungkas Nasi. (KT-Rls)
.......Gerakan 212 hanya milik umat Islam yang membela Agama Allah dan Membela Ulama/habaib...
ReplyDeletesaudara Nasir jangan lacurkan intelektualitas mu...mentang-mentang nama mu nasir sama dengan UBN tokoh sentral Gerakan 212.... kasihan nasir jangan jadi penjilat, kreatiflah dalam berpolitik... jangan jadi pelacur intelek !!!!