Namrole, Kompastimur.com
Dalam memperingati
HUT Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku (AMGPM) ke 85 Tahun yang jatuh pada,
Selasa, 27 Maret 2018, Pengurus AMGPM Cabang I Talitakumi Daerah Buru Selatan
(Bursel) menggelar kegiatan berbagi kasih dengan warga komunitas adat di Dusun
Waelapau, Desa Wamkana, Kecamatan Namrole.
Dalam kegiatan
berbagai kasih sebagai bentuk ungkapan syukur itu, Pengurus AMGPM Cabang I
Talitakumi turut menyerahkan bantuan pendidikan berupa buku dan penah kepada
puluhan anak di dusun yang belum tersentuh pendidikan formal pemerintah
tersebut.
Tak hanya itu,
Pengurus AMGPM Cabang I Talitakumi pun turut menyerahkan bantuan sembako berupa
gula pasir, garam dan kopi serta pakaian layak pakai bagi warga komunitas adat
setempat.
Ketua AMGPM
Cabang I Talitakumi, Jemy Liligoly dalam sambuutannya mengatakan bahwa kegiatan
berbagi kasih yang dilakukan oleh AMGPM ini merupakan wujud kepedulian AMGPM
terhadap generasi emas bangsa yang ada di Kabupaten Bursel, terkhusus di Dusun
Waelapau.
“Tanggung jawab
untuk melihat perkembangan generasi emas yang
ada di Dusun Waelapau ini bukan saja menjadi tanggung jawab pemerintah,
tetapi butuh sentuhan dan dukungan semua pihak, sehingga di HUT AMGPM ini, kami
mewujudkan syukur kami dengan berbagi kasih dengan basudara kami yang ada
disini,” kata Liligoly.
Iapun berharap,
dengan adanya bantuan pendidikan yang diberikan tersebut dapat memotivasi para
orang tua maupun anak mereka untuk menuntut ilmu setinggi-tingginya. Apalagi
menurut informasi yang didapatkan, sekolah akan mulai dibuka di dusun ini pada
bulan Juli 2018 mendatang.
Dimana,, apa
yang diberikan tersebut merupakan langkah awal perhatian AMGPM bagi masyarakat
setempat dan diharapkan kedepan akan ada sentuhan-sentuhan lanjutan dari AMGPM
maupun berbagai pihak lainnya, termasuk pemerintah yang tentu saja diharapkan
dapat bergandengan tangan membangun Sumber Daya Manusia (SDM) di daerah
tersebut.
Sementara itu,
Ketua Majelis Jemaat GPM Labuang, Pendeta HR Lessil yang turut mendampingi
Pengurus AMGPM Cabang I Talitakumi dalam kegiatan itu mengapreasiasi kegiatan
yang dilakukan. Sebab baginya, membantu orang lain itu bukan karena kita
seagama, tetapi dimana pun kita berada kita wajib membantu sesame.
“Hari ini diusia
ke 85, katong boleh ada bersama disaat ini. Ini merupakan tanggung jawab
pelayanan katong, bukan saja kita seagama, tetapi dimana saja katong berada,
katong diajak untuk bisa berpartisipasi,” kata Lessil.
Kendati tidak
memberikan bantuan dalam jumlah yang banyak, tetapi pihaknya yakin apa yang
dilakukan oleh Pengurus AMGPM Cabang I Talitakumi ini tidak berhenti disini,
tetapi akan berkelanjutan untuk memajukan masyarakat di dusun itu.
Bahkan, lewat
kesempatan itu, Lessil pun menghimbau agar anak-anak di Dusun itu bisa giat
belajar untuk merubah masa depannya kearah yang lebih baik. Dimana, orang tua
pun wajib untuk menopang perbaikan masa depan anak mereka kedepan.
“Belajar dengan
baik itu sangatlah penting. Kalau katong mau mengalami perubahan katong hidup
musti baik, dia pung kunci hanya satu, yaitu belajar. Untuk papa dan mama
paling penting sekali, sebab anak-anak punya keinginan untuk belajar itu sudah
ada, tetapi tidak mau keluar dari kebiasaan-kebiasaan yang yang harusnya di
zaman ini ditinggalkan seperti menikahkan anak-anak diusia kecil itu tidak
boleh lagi,” himbaunya.
Sementara itu,
Kepala Dusun Waelapau pada kesempatan itu mengaku sangat bangga bersama warga
dusun setempat atas perhatian besar yang ditunjukkan oleh AMGPM Cabang I.
“Saya minta
banyak terima kasih karena sudah membuang-buang langkah untuk mengembangkan
generasi muda yang ada di Dusun Waelapau. Karena cinta katong pung generasi
yang ada, jauh-jauh buang langkah kesini,” katanya.
Ia mengaku bahwa
apa yang dilakukan ini secara perlahan dapat menjawab kebutuhan anak-anak di
dusun setempat yang sejak lama merindukan pendidikan formal pemerintah.
“Luar biasa
semangat teman-teman AMGPM untuk melihat generasi muda di Dusun Waelapau yang
sejak lama belum tersentuh pendidikan formal pemerintah. Kami sangga bangga
luar biasa,” ucapnya.
Lanjutnya lagi,
jika nantinya sekolah formal telah dibuka bulan Juli 2018 mendatang, maka
anak-anak di dusun itupun sudah bisa menikmati pendidikan formal.
“Apalagi bulan
Juli 2018 sekolah sudah dibuka, sehingga anak-anak disini bisa mengenal huruf
dan angka, baik tulis maupun membaca,” tuturnya. (KT-01)
0 komentar:
Post a Comment