Sekretaris
Klasis GPM Buru Utara, Pendeta Wendhel Lesbassa terpilih sebagai Ketua Angkatan
Muda Daerah Buru Utara dalam Konfrensi Daerah (Konferda) Istimewa I dan MPPD XI
AMGPM Daerah Buru Utara yang dilaksanakan di Ranting Bukit Sion Jemaat GPM
Rehariat, Minggu (18/2).
Lesbassa
terpilih dalam satu putaran setelah berhasil meraup 52 suara dan unggul dari
bakal calon lainnya, Hosea Tasidjawa yang hanya meraup 5 suara dan tak mencapai
syarat minimal calon, yakni sebanyak 15 suara.
Sementara
posisi Sekretaris Daerah (Sekda) berhasil diraih oleh Ketua Bidang III Pengurus
AMGPM Daerah Buru Utara, Edwin Taihutu dengan meraih 29 suara yang berhasil
unggul atas Calon lainnya yakni Ketua Ranting Rehariat, Maryos Tasidjawa yang
hanya meraih 16.
Dimana,
Maryos memilih mundur dari pencalonan tersebut sehingga Edwin pun terpilih
sebagai Sekda.
Proses
Konferda Istimewa I terebut diselenggarakan untuk memilih Ketua Daerah yang
baru guna menggantikan Ketua Daerah sebelumnya, yakni Pendeta Benony Garjalay
yang dimutasikan ke Klasis GPM Lemola dan Sekda sebelumnya Pendeta Gamaliel
Wirtha yang dimutasikan ke Klasis Pulau-Pulau Aru.
Selanjutnya,
Lesbassa usai terpilih sebagai Ketua kepada wartawan mengaku bahwa pasca
pihaknya terpilih untuk menakhodai AMGPM Daerah Buru Utara, maka ada tiga
program prioritas yang akan dijalankan dalam waktu dekat untuk membangun
pelayanan di Daerah Buru Utara.
“Ada
tiga program prioritas, yakni membentuk Cabang. Dimana, dalam pemetaan ada lima
cabang yang akan dibentk dalam tahun ini. Kemudian pendidikan tingkat dasar dan
pendidikan politik,” kata Lesbassa.
Sementara
itu, Sekretaris Umum (Sekum) AMGPM, Pendeta Jondry Paays dalam sambutannya
ketika membuka Konferda Istimewa I dan MPPD XI AMGPM Daerah Buru Utara
mengatakan melalui Konferda Istimewa I ini kita dapat mengembangkan kualitas
pengkaderan itu sambil mewujudkan harapan-harapan organisasi dengan tetap sadar
bahwa AMGPM adalah organisasi gereja yang memiliki integritas yang berakar pada
keumatan masyarakat.
“Kehadiran
kita bukan untuk diri kita sendiri, kehadiran kita untuk semua orang, tanpa
beda agama dan suku. Tanpa beda komunitas apa, tapi kehadiran kita semua adalah
bagian dari pengabdian yang berakar pada pelayanan keuamatan,” kata Paays.
Olehnya
itu, Paays menghimbau agar peserta kegiatan tersebut dapat menghindari berbagai
perdebatan sebagai bagian dari tanggung jawab bersama dalam menata AMGPM di
Buru Utara.
“Proses
akan kita lalui dalam pemilihan Ketua dan Sekretaris Daerah yang baru serta
rumusan-rumusan dalam seluruh proses-proses bersama. Hindarilah hal-hal yang
bersifat teknis, saya percaya bahwa teman-teman punya emangat belajar di AMGPM,
teman-teman punya semangat untuk maju, bertumbuh dan berkembang, maka majulah secara
bersama, bangunlah persepsi yang sama untuk mengabdi pada gereja dan
masyarakat,” ucapnya.
Pada
kesempatan itu, Paays turut menegaskan kepada seluruh kader AMGP, terutama di
daerah Buru Utara untuk memperkuat pemahaman bahwa AMGPM adalah bagian integral
dari GPM. Oleh karena itu, sinergitas hubungan fungsional koordinatif dengan
gereja merupakan bagian dari usaha memperkuat pemerataan AMGPM di dalam GPM.
Terutama untuk menumbuhkan terus rasa keterpanggilan dan memiliki warga gereja
terhadap GPM.
Dimana,
lanjutnya, AMGPM sebagai anak kandung GPM bertanggung jawab untuk menjalankan
tugas pembinaan warga gereja dan membangun persekutuan secara terpaduh. Jika
itu di lihat dalam perspektif AMGPM, maka sudah waktunya ada koordinasi yang
kuat dan terus menerus antar daerah, antar ranting dalam seluruh proses kita.
Kita mendorong seluruh basis pembinaan umat itu menjadi satu kekuatan gereja
sebagai manisfestasi gereja yang hidup, yang rapi tersusun, jika itu terbangun,
saya percaya hubungan-hubungan AMGPM dan GPM pada semua jenjang organisasi akan
berjalan dengan baik.
Tinggal
bagaimana teman-teman di daerah, di ranting, termasuk Pengurus Besar dapat
memadukan langkah dan program bersama secara tersistim, baik internal AMGPM
maupun bersama GPM dalam semua level kepemimpinan agar mekanisme itu bisa
berlangsung.
“Saya
berterima kasih bahwa kehadiran teman-teman Bapak/Ibu Pendeta hari ini dan
nanti juga yang akan datang juga adalah upaya untuk membangun seluruh
sinergitas dalam upaya menata pelayanan ini dalam bagian dari sebuah tanggung
jawab pembinaan sebagai organisasi, wadah pembinaan tunggal pemuda gereja di
dalam GPM, maka AMGPM membutuhkan topangan dan dorongan dari Bapak/Ibu pendeta
dalam seluruh kerja bersama,” ucapnya.
Dalam
pengamatan, lanjutnya, ada beberapa pimpinan jemaat yang telah mendorong
seluruh kekuatan basis pembinaan bagi kader AMGPM, secara khusus telah
memfasilitasi pelaksanaan pendidikan kader dasar di tengah-tengah jemaat maupun
jenjang pendidikan menengah di daerah bersama di daerah bersama pimpinan
Klasis.
Katanya
lagi, pemaknaan AMGPM sebagai anak kandung GPM haruslah diletakkan dalam
pemahaman bersama. Bagaimana menjalankan tugas pembinaan warga gereja secara
holistic pada semua segmen umat dan membangun persekutuan secara terpaduh,
sebab pendidikan kader yang dijalankan AMGPM dengan berpedoman pada kurikulum
pendidikan kader yang dilengkapi dengan buku ajar dan modul haruslah dilihat
sebagai bagian dari pembinaan umat yang berkelanjutan dari pendidikan formal
gereja, yaitu SMTPI dan Katekisasi.
“Sekali
lagi kami sampaikan bahwa pemaknaan AMGPM sebagai anak kandung gereja
diletakkan pada perspektif berjalan bersama sambil membangun pula secara
bersama, ini harus dijawab. Sebab, harus diakui masih ada lemahnya sinkronisasi
pelayanan dan organisasi pelayanan di jemaat-jemaat pun belum terpola secara
baik,” katanya.
Selanjutnya,
Paays juga menghimbau agar seluruh potensi AMGPM Daerah Buru Utara untuk
membangun hubungan baik dengan pemerintah daerah setempat.
“Bangunlah
kerja sama kemitraan dengan pemerintah daerah dan berbagai stakeholder dalam
upaya penguatan kemanusiaan secara bersama. Terima kasih untuk seluruh topangan
dan support bersama dari pemerintah daerah, kehadiran Bapak Camat menjadi
bagian dari rasa syukur dan terima kasih kami,” himbaunya.
Untuk
diketahui, Konferda Istimewa I dan MPPD XI itu turut dihadiri oleh Korwil II
AMGPM, Pendeta Nita Mairima dan mantan Ketua AMGPM Daerah Buru Selatan Sami
Latbual.
Dimana,
Konferda Istimewa I dan MPPD XI itu didahului dengan proses ibadah yang
dipimpin oleh Pendeta Ochy Arawaman/L. (KT-01)
0 komentar:
Post a Comment