Sumut, Kompastimu.com
Sebanyak 29
nelayan yang menjadi Anak Buah Kapal (ABK) KM Mega Top III asal kota Sibolga,
Sumatera Utara hingga kini tak juga ditemukan. Terhitung sejak hilang kontak
tertanggal 3 Januari 2018 lalu, rentang waktu para nelayan itu tanpa kabar
sudah mencapai 23 hari.
Jerit tangis,
pengharapan dan desakan dari pihak keluarga dan lintas instansi dan tokoh dari
kota Sibolga dan Tapanuli Tengah agar pencarian dilakukan secara maksimal terus
mengalir. KN SAR Nakula milik Basarnas yang diterjunkan sejak 14 Januari lalu
juga agaknya tanpa kabar pasti dan lebih banyak menghabiskan waktu bersandar di
pelabuhan Gunung Sitoli. Korpos SAR Sibolga, Adlin Buyung Nasution berkilah,
kapal itu melakukan pemantauan dan monitoring.
“Sesuai
instruksi agar mereka melakukan pemantauan dan observasi, dan ya nyandar di
pelabuhan Gunung Sitoli,” kata Buyung dihubungi melalui telepon, Kamis (25/1)
sore.
Buyung mengakui,
sebenarnya kapal tersebut saat ini mengalami masalah dan tak dapat berfungsi
secara maksimal.
“Kapal mesin yang
bisa digunakan cuma satu,” ujarnya.
Disinggung
progres rekam penyisiran dan pencarian yang sudah dilakukan, Buyung juga tak
menjawab pasti. Dia hanya menyebut, kapal itu sudah melakukan penyisiran di
perairan Gunung Sitoli.
“Kalau rekam
pencarian, ya itu silahkan ditanya langsung ke Kapten Kapal,” katanya.
Respon dari
instansi di level nasional terkait persoalan ini agaknya masih terlihat lamban.
Kabar terbaru baik hasil analisis ataupun prediksi dari lembaga berwenang
terkait kasus ini juga tak kunjung diterima.
Selain itu, kabar
penerjunan armada dan sarana yang lebih memadai untuk melakukan pencarian
hingga ke Samudra Hindia juga belum diketahui.
“Kita sudah
menginfokan ke petinggi, ke Bakamla sudah, Baharkam, Basarnas sudah, kementrian
sudah, upaya-upaya itu dilakukan, dan yang sulit sekarang ini, itu berdasarkan
rapat kemarin, posisi nya di 8 mil di luar ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif),” kata
Kepala PPN Sibolga, Rustardi beberapa waktu lalu usai berangkat pada 16 Januari
lalu ke Jakarta karena persoalan ini.
Kadis Perikanan
Sibolga, Hendra Darmalius menjawab senada. Menurutnya pihak Dirjen Tangkap
Kementrian Perikanan juga telah diinformasikan terkait persoalan ini. Pihak
Dirjen agaknya mengklaim akan berupaya membantu pencarian.
“Disana
Kementrian melalui PSDKP ini akan berupaya membantu pencarian dan juga ini
tinggal menunggu persetujuan ibu Mentri Perikanan akan disisir sepanjang
perairan laut di pantai barat Sumatera dan pihak Basarnas menginformasikan
melalui SAR-SAR sepanjang Sumatera dan Basarnas juga sudah menyampaikan notice
diplomatik ke negara di Samudra Hindia, Srilangka, Maroko hingga Australia,”
urainya.
Sementaa pihak UD
Sinar Mas selaku pemilik Kapal KM Mega Top III telah mengirimkan satu unit
kapal miliknya untuk berangkat melakukan pencarian, Minggu (21/1) kemarin.
Jerit tangis kerabat para ABK kapal kembali terdengar menyayat sesaat sebelum
kapal tersebut dilepas dari dermaga.
“Lindungi mereka
ya allah, lindungi mereka ya allah,” teriak para kerabat melepas kapal berawak
belasan ABK itu.
Beberapa waktu
lalu pihak Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sibolga mengungkapkan, data
monitor pergerakan kapal Mega Top III berkapasitas GT 34 dan bernomor lambung
359 PPJ milik UD Sinar Mas asal kota Sibolga yang dinyatakan hilang kontak
sejak 3 Januari lalu.
Pengawas Sumber
Daya Kelautan Dan Perikanan PPN Sibolga, Boris Simanjuntak menyebutkan, monitor
terakhir pihaknya, kapal tersebut berada di luar Zona Tangkap Ekslusif (ZTE)
Indonesia.
“Sekitar 8
nautical mile sebelah barat Samudra Hindia,” kata Boris kepada wartawan di Pos
SAR Sibolga, Sabtu (13/1) lalu.
Rahmad Hidayat,
satu dari saksi mata yang menumpangi kapal Pongpong menyaksikan langsung
detik-detik terakhir sebelum kapal pencari ikan Mega Top III raib menyebut
titik terakhir kapal tersebut berada di perairan Lahewa, Nias Utara pada
tanggal 2 Januari dan mengalami kerusakan pada radio.
Pengakuan
Rahmad, ia dan seorang rekannya yang lain di dalam kapal pongpong tersebut tak
lagi mengetahui keberadaan kapal KM Mega Top III pada pagi tanggal 3 Januari.
Sementara tekong kapal pongpong yang mereka tumpangi juga ikut di dalam kapal
KM Mega Top III tersebut karena ingin membantu kerusakan radio. (KT-Rls)
0 komentar:
Post a Comment