Oleh:
M. Ridwan Litiloly
Ketua Bidang
Partisipasi Pembangunan Daerah HMI Cabang Namlea
Jalan politik
adalah lahan pengabdian paling luas yang ditempuh oleh kebanyakan orang. Banyak
politisi yang menghabiskan waktunya untuk berkarir dan berkonstribusi buat
rakyat, bangsa dan negara, termasuk tokoh muda yang satu ini, namanya Muhammad
Ilman Namkatu. Politisi muda yang juga mantan ketua umum Himpunan Mahasiswa
Islam Cabang Namlea ini telah membulatkan tekad politiknya untuk kembali
mengabdi di daerah yang merupakan tempat dia dilahirkan dan dibesarkan.
Muhammad Ilman
Namkatu dilahirkan di Desa Masawoy pada tahun 1987. Anak tunggal dari pasangan
Jafar Namkatu (Alm) dan Fatima Souwakil ini menghabiskan pendidikan dasarnya di
SD Negeri Ulima Kecamatan Ambalau, sekolah menengah pertama di SMP Alhilal
Wawalesi dan sekolah menengah tingkat atas di SMA Negeri 1 Namlea. Setelah
lulus SMA, Ilo, sapaan akrab Muhammad Ilman Namkatu melanjutkan pendidikannya
ke jenjang S1 di kampus Iqro Buru Namlea. Di kampus inilah Ilo bergelut dengan
dunia aktivisme. Dunia yang mempertemukan dirinya dengan realitas kehidupan
sesungguhnya dunia inipula yang membesarkan namanya menjadi seorang tokoh muda
yang dikenal banyak orang.
Nama Ilo mulai
dikenal luas ketika dia terpilih sebagai ketua umum HMI Cabang Namlea di tahun
2014. Sebelum menjadi ketua Cabang, Ilo pernah juga menjabat sebagai Sekretaris
Umum HMI Cabang Namlea periode 2013-2014, Wasekum Bidang PTKP Periode
2011-2012, ketua Komisariat Pertanian 2009-2010—karir ke-HMI-annya ditutup
dengan jabatannya di PB HMI sebagai Wasekjend Internal periode 2016-2018.
Selain karirnya di HMI, Ilo juga dikenal dikalangan kampus Iqro Buru sebagai
aktifis yang sukses memimpin beberapa lembaga kemahasiswaan selama proses
intelektualnya dihabiskan di dunia kampus, diantaranya yang paling prestisius
adalah ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Pertanian dan Kehutanan
Universitas Iqro Buru periode 2010-2011 dan paling mencengangkan diantara semua
proses yang digeluti oleh Ilo adalah ketika dia diamanahi tanggungjawab untuk
menahkodai Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Namlea.
Lewat kemampuan
leadershipnya, banyak hal yang dilakukan oleh teman-teman HMI Cabang Namlea
selama dirinya memimpin—mulai dari diskusi ilmiah, seminar nasional, workshop,
dan masih banyak lagi kegiatan-kegiatan organisasi yang dilakukan selama
periodesasi kepengurusannya. Tidak hanya terbatas dalam ruangan, dengan
otoritas yang dimilikinya, ayah dua anak ini mampu menggalang kekuatan pemuda
yang tergabung dalam tenda besar (cipayung plus) untuk turun ke jalan melakukan
aksi protes serta menyuarakan kepentingan publik. Marwah HMI Cabang Namlea
secara perlahan mulai dikenal publik. Berbagai ekspektasi publik digantungkan
diatas pundak HMI kala itu, HMI dilihat sebagai instrumen penting dalam
dinamika pembangunan di Kabupaten Buru.
Standing positioning HMI dianggap
sebagai mitra strategis, bukan hanya bagi masyarakat, tapi juga pemerintah
daerah. Berbagai kebijkan pemerintah daerah yang menyangkut dengan kepentingan
publik selalu HMI dilibatkan dalam hal penyerapan aspirasi sampai dengan
terkonfigurasinya sebuah keputusan. Begitu seksi dan strategisnya positioning
HMI sampai-sampai pemerintah daerah lebih memprioritaskan HMI ketimbang yang
lain.
Dengan bekal
pengalaman (experience of stock) yang dimiliki, rasanya sangat cukup untuk
dijadikan alasan bagi Ilo untuk memperluas lahan pengabdiannya. Pilihan untuk
menjadi wakil rakyat di daerah asalnya, Kabupaten Buru Selatan adalah pilihan politik
yang paling realistis dan penuh rasa tanggungjawab. Ini adalah pilihan moral
yang harus diapresiasi. Sebagai bagian dari pemuda, saya melihat potensi besar
yang dimiliki oleh Ilo harus didorong dan diberikan porsi lebih besar lagi
untuk dia mengabdikan diri buat rakyat Buru Selatan.
Ditengah
dinamika politik yang terjadi di Buru Selatan terutama yang berkaitan dengan
kerja-kerja DPRD yang dalam pandangan penulis kurang responsif dalam
menyuarakan kepentingan masyararakat di akar rumput (grassroots) menjadi
tantangan bagi kita semua dalam menyikapi momentum pemilihan legislatif tahun
2019 dengan menggunakan kaca mata yang objektif. Orang-orang yang memiliki
track record, kompetensi, integritas dan visi yang luas jauh ke depan seperti
Ilman Namkatu harus diberikan kesempatan yang lebih untuk menjadi bagian dari
entitas kepentingan publik (Wakil Rakyat). (KT-Rls)
0 komentar:
Post a Comment