Namrole, Kompastimur.com
Dinas
Pendidikan Kabupaten Buru Selatan (Bursel) akan membangun Unit Sekolah Baru
(USB) di Dusun Walafau Desa Wamkana, Kecamatan Namrole kabupaten setempat.
Diketahui,
di Dusun Walafau, terdapat kurang lebih 30 orang anak usia sekolah. Karena
tidak ada Sekolah maka anak-anak disana tidak bersekolah sehingga mereka tidak
bisa membaca dan menulis atau buta aksara.
Beruntung
ada kepedulian dari Brigpol Bastian Tuhuteru anggota Polisi yang bertugas di
Satuan Sektor Namrole (SASELE), Polres Buru, akhirnya anak-anak itu suda bisa
menghafal huruf A-Z dan berhitung 1-10.
Terhadap
akan hal itu, Kepala Dinas Pendidikan Buru Selatan Nataniel Solissa kepada media ini, Senin (29/1/2018), mengatan bahwa masyarakat disana
telah mengajukan permintaan untuk membangun sekolah di Dusun Walafau
"Proposal
dari masyarakat sudah masuk, dengan total anak usia sekolah sebanyak 30 orang
anak," jelas Solissa.
Solissa
menjelaskan, dan proposal dari masyarakat itu, katanya bahwa pihaknya telah
programkan dan akan turun melakukan survei lokasi
"Sudah kita diprogramkan dan kami dari Dinas Pendidikan akan turun melakukan survei
lokasi," ujarnya.
Jelasnya
mengakui bahwa di Dusun itu memang layak membangun USB karena terdapat 30 anak
usia sekolah.
"Klau
30 itu (30 anak usi sekolah), suda mencukupi satu ruang belajar untuk kita
bangun sekolahnya," katanya.
Dikatakan,
mungkin di tahun ajaran ini barulah pihaknya akan bangun sekolah di sana untuk
tahun ajaram baru pada bulan Juni 2018 mendatang.
"Kita
akan bangun unit sekolah baru (USB). Berapa ruang yang akan dibangin, ujar
Solissa akan diawauiakan dengan kebutuhan," jelasnya.
Dikatakan
lanjut, paling tidak dari pihaknya akan siapkan dua buah ruang belajar untuk
menampung 30 orang anak usi sekolah disana.
Akan
tetapi, kata Solissa, untuk pembangunan USB itu belum untuk di tahun ini karena
APBD telah selesai dibahas.
"Lain
hal kalau kita dorong untuk masuk ke APBD Perubahan. Tetapi ijin untuk kuta
membuka sekolah itu suda kita jalan," jelasnya.
Untuk
kesiapan tenaga pengajar, sebutnya bahwa ia akan sesuaikan, katanya, yang
terpenting sekolah disana suda dibangun dulu dan ijin suda keluar barulah
tenaga pengajarnya akan ditentukan.
Dikatakan
Solissa bila ada pihak lain seperti anggota polisi yang peduli dengan
pendidikan dan ingin mengajari anak-anak di daerah ini sangat baik.
"Saya
kira tidak ada masalah kerja-sama, yang penting pemerintah siapkan fasilitas.
Dan itu termasuk tanggung jawab sosial pada pendidikan," jelas Soliasa.
Sambungnya,
setelah pemerintah menyiapkan sarana prasarana (sapras) maka siapa saja boleh
dan dari polisi juga bole. Masih Solissa, untuk kepala sekolahnya akan
disiapkan dari dinas.
"Karena
tanggung jawab pendidikan ini ada tiga komponen yakni, pemerintah, orang tua
dan masyarakat. Kalau polisi terlibat berarti termasuk masyarakat,"
ujarnya. (KT-08)
0 komentar:
Post a Comment