Piru, Kompastimur.com
Keterbatasan
fisik bukan membuat seseorang itu putus asa dengan apa yang dialaminya, namun
bagaimana menjadikan keterbatasan difisik yang dimilikinya untuk menjadikan
satu motivasi untuk meraih pendidikan yang setinggi-tingginya.
Dengan kemauannya
sendiri inilah yang dilakukan oleh kedua siswi Madrasah Aliyah Negeri (MAN)
Kairatu Kecamatan Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB).
Berawal dari
postingan di akun facebook milik salah satu guru di MAN SBB dengan nama akun Nurohimnurohim
yang memberi apresiasi kepada 2 org siswanya yang selalu datang lebih awal dari
siswa siswi lainya dengan tulisan "lihat kendaraan mereka".
Tulisa pada
postingan salah satu guru MAN Seram Barat " LIHAT KENDARAAN MEREKA"
dengan disertai foto tongkat kaki dan sepeda kumbang yang sudah tua, namun seharipun
mereka tidak pernah terlambat dari siswa yg lain" dengan gambar emotion
terharu.
Politisi asal
PKB Eko Budiono Pilmuda merasa terharu menjadi penasaran dengan tulisan
postingan salah satu guru MAN Seram Barat itu, dari dalam dirinya timbul sebuah
tanda tanya dan ingin sekali melihat serta merasa penasaran dengan status yang
bertuliskan " LIHAT KENDARAAN MEREKA" apakah betul tulisan tersebut.
Makin dihantui
dengan rasa penasaran Eko Budiono Pilmuda yang juga wakil rakyat SBB mencoba
mendatangi dan sekaligus mencroscek secara diam diam sendiri di sekolah dengan
datangnya lebih pagi.
“Saya datang
lebih awal ituk mengecek dan ternyata, "wow" saya terkesan dan
Terharu serta terkejut ternyata betul mereka berdua yang datang lebih awal,"
Ungkap Eko Budiono Kepada KompasTimur.Com Rabu (03 /01 ).
Lanjutkan Budiono,
Mereka adalah Siti Yuni Papalia anak seorang pedagang di pasar gemba yang
berasal dari dusun telaga ratu yang terlahir dengan kondisi keterbatasan fisik,
dan Puan Mega Puspita anak buruh tani kurang mampu berasal dari Desa Waimital Kecamatan
Kairatu Kabupaten SBB.
Siti Yuni
Papalia dan Puan Mega Puspita kedua siswi MAN Kairatu Kecamatan Kairatu Kabupaten
SBB ini, Walupun mereka bedua dalam Keterbatasan fisik tidak menjadi penghalang
bagi kedua siswi itu menuntut ilmu ddemi meraih cita-cita.
Semangat Siti dan
Puan menuntut ilmu tidak lepas dari dorongan kedua orang tua mereka, kedua orang tua siswi ini merawat dan
mendidik serta tidak putus asa tanpa mengenal lelah. Disamping itu, mereka
terus berusaha agar dapat mengenyam pendidikan, meskipun di tengah keterbatasan
fisik dan ekonomi.
“Kebetulan saya
juga adalah ketua komite di MAN Kairatu saya merasa bangga dengan
semangat mereka untuk menuntut ilmu walaupun dengan segela keterbatasan mereka
tapi tidak sedikitpun surut semangat mereka utk mengejar ilmu pengetahuan, buat
saya mereka inspirasi bagi anak-anak SBB khususnya dan anak-anak Indonesia
umumnya,” ungkapnya.
Menurutnya,
perjuangan kedua siswi ini patut dicontohi oleh para siswa-siswi yang lain
bahwa Keterbatasan bukanlah alasan untuk menghambat diri kita dalam mengenyam
pendidikan.
“Setiap anak
berhak mendapatkan pendidikan, apapun kondisinya. Orang tua juga wajib
menyekolahkan anaknya, meskipun dengan segala keterbatasan yang ada. Dengan
pendidikan, masa depan akan menjadi lebih baik. Dengan itu Eko berfikir tidak
berlebihan jika mereka di berikan apresiasi sedikit sentuhan mungkin bisa
menambah semangat mereka dan membantu biaya mereka" tuturnya
Diketahui dalam
kesempatan tersebut, para siswa dan siswi juga memberikan hadiah berupa Puisi Sang
Wakil Rakyat SBB.
“Yang Menjadi Pena Adalah Kabaikan, Yang
menjadi Tinta Adalah Kemanusiaan, Masa Depan Bangsa Menjadi Karya Bersama,dari
rakyat jelata hingga pemimpin disinggasana.
Yang Harus dibabat adalah Egoisme dan
Kebencian,yang harus dirajut ialah Kepedulian dan Solidaritas.
Saatnya yang muda berperan dengan
kreativitas yang tak gampang padam .
Jangan takut dengan kegagalan kerja dulu
pencapaian menyusul kemudian.
Bekerja dan berbuatlah dengan sebait puisi”
Olehnya itu Eko
beharap, jikalau perhatian sebaiknya yang universal atau secara umum terhadap
fasilitas dan mutu pendidikan, kalau pun secara khusus untuk orang orang
dengan keterbatasan fisik bukan
saja tanggung jawab Kementrian Agama tapi tanggung jawab pemerintah secara
umum, agar mereka yang mengalami keterbatasan fisik dan mental sekalipun bisa
menikmati fasilitas dari sebuah pembangunan, karena mereka juga adalah rakyat
indonesia dan punya hak yang sama seperti kita dan masyarakat Indonesia
lainya" Terangnya. ( KT-MFS)
0 komentar:
Post a Comment