Manokwari, Kompastimur.com
Program Tol Laut yang di canangkan Presiden Jokowi rupanya belum maksimal
berjalan di Daerah ini, hal ini terungkap saat di gelar Sidak Tim Satgas
Pangan Papua Barat dengan Tim dari Kementrian Pertanian.
Ada pengusaha
yang tidak mendapat ruang untuk mengakses Tol Laut tersebut dalam
pendistribusian bahan pokok, sedangkan ada juga pengusaha yang telah
diberika ruang sejak awal di canangkan program tersebut
"
Kita sebagai pengusaha menengah ke bawah tidak bisa mengakses Tol laut
sedangkan kita punya ekspedisi tidak masuk program tersebut " Ujar Sundari
salah satu distributor yang berlokasi di Pasar Wosi .
Bahkan kondisi
ini di keluhkan karena saat ini sejumlah lengusaha jatuh akibat tidak mendapat
pelayanan padahal sudah di upayakan ke salah satu ekspedisi dari pengusaha yang
selama ini menggunakan tol laut bahkan selalu di ombang-ambingkan
saat ini
sejumlah pengusaha jatuh sebab tidak bisa menyesuaikan harga, contohnya
pengusaha yang menggunakan tol laut menjual beras sekian, sedangkan hal
itu tidak bisa di sesuaikan oleh pengusaha lain karena mereka tidak
menggunakan tol laut yang tarifnya lebih murah di banding ekspedisi swasta.
"Tol laut
hanya Rp 9,5 Juta per satu kontainer sementara yang menggunakan ekspedisi
swasta harganya sekitar Rp 20 Juta kasihan saya dan beberapa pengusaha
yang taraf usahanya menengah ke bawah " Ujar Sundari.
Memasuki Natal
ini barang-barang kebutuhan yang hendak di jual sementara lagi kosong katakan
seperti telur maupun kebutuhan pokok lainya kondisi ini di pasrahkan oleh
diatributor yang tidak menggunakan tol laut
Meski deberikan
petunjuk oleh tim satgas agar setiap pertemuan antara pengusaha distributor
dengan pemerintah Daerah harus selalu hadir tetapi sekali lagi di tegaskan
bahwa setiap pertemuan mereka hadir dan memberikan masukan terkait bagaimana
untuk mendapat akses tol laut namun tidak mendapatkan informasi secara utuh
mengenai program yang di canangkan Pemerintahan Jokowi-JK itu
" Paling
ngak Pemerintah Daerah kan memiliki data tentang berapa banyak pengusaha di
manokwari kenapa tidak memberikan informasi tentang bagaimana mengakses tol
laut itu " Keluh Sundari kepada Satgas.
Terpisah Erna Distributor
yang juga pemilik Toko Beringin mengaku meski Mendapat ruang di dalam program
tol laut namun selalu tejadi keterlambatan pendistribusian barang, hal ini
berdampak pada sejumlah barang yang cacat seperti telur ayam ras,
" Kapal
Meratus Ulmtima yang merupakan program tol laut, ketika telur sudah
di masukan ke dalam tiba-tiba terjadi penundaan keberangkatan hal itu kerap
terjadi membuat barang menjadi rusak atau cacat " Kata Erna pemilik Toko
Beringin
Dikatakan
kerusakan barang akibat penundaan keberangkatan itu bisa mencapai 20-25 persen
dengan jumlah telur sekitar 11 ton tentu merugikan para distributor. Meski
demikian stok telur milik toko Beringin di jamin masih aman dan bisa memenuhi
kebutuhan menjelang Natal.
" Kalau
kita pakai kapal Pelni pasti cepat tetapi ongkosnya sangat tinggi sekitar
Rp 45 juta sedangkan kalau pakai tol laut hanya dengan Rp 8,5 juta per kontener
" Ujar Erna.
Kepala Bidang
Distribusi Kementrian Pertanian Liek Irianti kepada wartawan mengatakan dengan
informasi yang di peroleh terkait kendala Tol laut hal ini akan di sampaikan
dalam pertemuan nanti kepada beberapa instansi terkait
" nanti
kita akan sampaikan kepada instansi terkait bahwa sebetulnya ada beberapa hal
yang kita harus tangani mengenai tol laut " Kata Liek Irianti.
Sementara Kepala
Cabang PT. Pelni Manokwari Arief Saleh di temui terpisah mengatakan
memang terjadi keterlambatan pendistribusian barang ke Manokwari melalui
program ini dikarenakan Pelabuhan Surabaya terdapat antrian kapal.
" Jadi
kapal ini bukan hanya melayani wilayah ini seja di pelabuhan Surabaya terdapat
antrian kapal yang menunggu giliran muat, jadi memang sering ada keterlambatan
" Ujar Arief Saleh saat di temui di ruang kerjanya.
Di akui untuk
tol laut di manokwari hanya di layani satu kapal yakni meratus ultima namun ada
tambahan satu kapal lagi di bulan Desember untuk melayani pendistribusian bahan
pokok jelang Natal yakni kapal Logistik Nusantara. (KT-ARA)
0 komentar:
Post a Comment