Presiden Joko Widodo kembali mengingatkan
perubahan yang saat ini sedang terjadi dengan begitu cepatnya dan mencakup
hampir di berbagai bidang, seperti sosial, ekonomi, politik, media, hingga
pendidikan. Meski demikian, masih banyak yang belum menyadari dan
mengantisipasi perubahan tersebut, salah satunya perguruan tinggi.
Oleh sebab itu, Kepala Negara meminta perguruan
tinggi untuk mendorong dan mengembangkan inovasi para mahasiswanya agar tidak
terjebak pada rutinitas. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Presiden saat
menghadiri Penutupan Rembuk Nasional Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia
(APTISI) yang digelar pada Rabu, 29 November 2017, di Universitas Esa Unggul,
Jakarta.
"Kata kuncinya adalah mendorong dan
mengembangkan inovasi. Kita tidak boleh terjebak pada rutinitas dan cara-cara
baru harus dikembangkan. Keinginan mahasiswa untuk berinovasi harus ditumbuhkan
serta kreasi-kreasi baru harus difasilitasi dan dikembangkan," ujar
Presiden.
Tak hanya para mahasiswa, Presiden juga
berharap perguruan tinggi mendukung para _sociopreneur_ yang telah melakukan
sejumlah inovasi dan berhasil memecahkan masalah di masyarakat.
"Saya senang sekali banyak para
_sociopreneur_ di kalangan generasi muda kita menciptakan tas plastik daur
ulang misalnya yang terbuat dari bahan non kimiawi yang bisa mengurangi
pencemaran lingkungan. Dan membuat aplikasi untuk komunikasi antara guru dan
murid, antar guru dengan pemangku kepentingan pendidikan, membuat aplikasi
untuk memberi makan ikan secara efisien, aplikasi untuk perdagangan online dan
lain-lain," ungkapnya.
Selain itu, lanjut Presiden, proses
pengajaran dan fasilitas pendukung kegiatan pembelajaran di perguruan tinggi
juga harus diubah. Misalnya terkait tempat perkuliahan yang tidak melulu harus
dilakukan di dalam ruangan. Menurut Presiden, walaupun teori penting tapi
tantangan dan pengalaman lebih penting.
"Penting di sebuah perguruan tinggi
adanya _co-working space_, penting sekali, dalam _co-working space_ para
mahasiswa, para dosen bisa saling bekerja sama, bisa bekerja bersama
menciptakan inovasi-inovasi, menciptakan hal-hal yang baru. Interaksi lintas
ilmu, lintas fakultas sangat penting saat ini," tutur Presiden.
Bahkan ke depannya, Presiden berharap
perguruan tinggi dapat meningkatkan _co-working space_ menjadi _creative hub_
dengan spesifikasi yang dimiliki oleh masing-masing perguruan tinggi.
"Fasilitasnya bukan hanya tempat
kerja bersama tapi fasilitasnya juga dalam bentuk membantu berjejaring
membangun _networking_ dengan para inovator lain dan membantu dengan sumber
pembiayaan kalau ada inovasi. Dan itu semua hal yang sangat menarik," ucap
Presiden.
Presiden meyakini cara tersebut akan
memberikan banyak manfaat bagi perguruan tinggi, di antaranya pembiayaan
pengembangan inovasi ke dunia industri.
"Artinya tidak berarti harus semuanya
dibiayai oleh perguruan tinggi tapi bisa dibiayai bersama dengan pihak swasta,
pihak perbankan, perusahaan _packaging_, perusahaan _marketing_, perusahaan
logistik, dan yang lain-lainnya.
Turut hadir mendampingi Presiden dalam
acara tersebut adalah Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi M
Nasir dan Kepala Staf Kepresidenan Teten
Masduki.
Jakarta,
29 November 2017
Deputi
Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden
Bey
Machmudin
0 komentar:
Post a Comment