Manokwari-Kompastimur.com
Bank Indonesia Provinsi Papua Barat untuk ketiga kalinya menggelar Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) pada Rabu, (13/12). Acara ini mengangkat tema Memperkuat Momentum yang dihadiri oleh Gubernur Provinsi Papua Barat.
Deputi Direktur Bank Indonesia Wilayah Papua Barat Agus Hartanto mengatakan Kegiatan PTBI ini diselenggarakan rutin setiap akhir tahun untuk menyampaikan pandangan Bank Indonesia mengenai kondisi perekonomian Papua Barat terkini serta tantangan dan prospek ke depan kemudian bagaimana arah kebijakan Bank Indonesia.
Kegiatan diawali dengan pemaparan pemulihan ekonomi global dan dampaknya terhadap pemulihan perekonomian nasional, selanjutnya juga disampaikan kondisi perekonomian Provinsi Papua Barat selama tahun 2017 ini.
“Perekonomian Provinsi Papua Barat tahun 2017 ini diperkirakan akan tumbuh pada kisaran 3,4% s.d. 3,8% (yoy), atau lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 4,52% (yoy). Sementara itu, inflasi Papua Barat pada akhir tahun 2017 diperkirakan berkisar 2,9% s.d. 3,3% (yoy), atau lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 3,62% (yoy)" Kata Agus Hartanto, Kepala Perwakilan BI Provinsi Papua Barat.
Untuk menjawab tantangan-tantangan ke depan, Agus mengungkapkan pentingnya upaya Pemanfaatan potensi sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable resources) seperti perikanan, perkebunan, kehutanan dan pertanian, kemudian Pembangunan dan penguatan infrastruktur dasar (energi, transportasi, dan komunikasi), serta Memberikan jaminan keamanan dan kepastian penegakan hukum kepada investor yang ingin menanamkan modalnya di Papua Barat, seperti kepastian masalah kepemilikan tanah,
Lanjut Kata Agus, Peningkatan pengawasan proses Perizinan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dan penyederhanaan proses investasi, danKeterbukaan penyebaran informasi tentang potensi ekonomi di Papua Barat bagi para calon investor lokal maupun mancanegara.
Pada kesempatan itu, Agus juga menyampaikan apresiasi atas concern Pemerintah Provinsi Papua Barat dan pemerintah Kabupaten/Kota yang semakin besar terhadap permasalahan inflasi. Keberhasilan pemerintah daerah membentuk Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) telah membuat koordinasi dan upaya pengendalian inflasi semakin efektif.
" Saat ini di Provinsi Papua Barat sudah ada 8 TPID, yaitu TPID Provinsi Papua Barat, TPID Kota Sorong, TPID Kabupaten Fakfak, TPID Kabupaten Kaimana, TPID Kabupaten Sorong, TPID Kabupaten Tambraw, TPID Kabupaten Raja Ampat dan yang baru terbentuk tahun ini yaitu TPID Kabupaten Manokwari. " Kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia
Ke depan kata Agus, diharapkan seluruh Kabupaten Kota sudah ada TPID sehingga koordinasi pengendalian inflasi akan semakin efektif.
Kepada seluruh perbankan, Bank Indonesia mengharapkan agar terus meningkatkan pembiayaan kepada sektor yang produktif, namun tetap prudent dan govern.
Terkait dengan dalam rangka penyediaan uang layak edar kepada masyarakat, selain bekerjasama dengan perbankan, Bank Indonesia juga sudah melayani 13 Kabupaten/Kota melalui pelayanan Kas Keliling. Selain itu, Bank Indonesia juga telah membuka kas titipan di 4 (empat) daerah, yaitu kota Sorong, Kabupaten Fak-Fak, Kabupaten Teluk Bintuni dan Kabupaten Sorong Selatan.
" Ke depan BI akan terus meningkatkan kas keliling dan kas titipan, agar uang yang beredar di masyarakat dalam kondisi layak edar, jumlah yang cukup dan pecahan yang sesuai dengan kebutuhan transaksi sehari-hari." Kata Agus
Dari sisi pengembangan UMKM dan Financial Inclusion, Agus menambahkan Bank Indonesia senantiasa membantu meningkatkan kapasitas pelaku UMKM, antara lain melalui upaya pembentukan klaster komoditas cabai, bawang merah dan ayam ras. Juga terhadap pemberdayaan mama-mama Papua Barat yang tergabung ke dalam Persekutuan Wanita Gereja Efata terkait pengembangan UMKM komoditas Keripik Sukun yang telah di dorong produksi dan pemasarannya tidak hanya di Manokwari, namun sudah dipromosikan secara nasional.
Penyediaan database profil UMKM juga untuk mendorong percepatan fungsi intermediasi perbankan kepada sektor riil dan UMKM. Lebih lanjut, BI Papua Barat juga telah melakukan edukasi Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) kepada penerima bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH), serta menginisiasi pilot project elektronifikasi pembayaran dana desa”.Ujarnya
Mengakhiri paparannya, Agus menyampaikan, Walaupun masih ada ketidakpastian perekonomian global yang akan berdampak terhadap ekonomi nasional dan ekonomi Papua Barat, kita tetap meyakini bahwa ekonomi Papua Barat tetap akan mengalami pertumbuhan yang konsisten. Berdasarkan asesmen Bank Indonesia, ekonomi Papua Barat pada tahun 2018 akan tumbuh pada kisaran 3,3% - 3,7% (yoy), dengan target inflasi pada kisaran 3,5+1%.
Sementara Gubernur Papua Barat Drs. Dominggus Mandacan, dalam kesempatan ini berharap Kantor Perwakilan Bank Indonesia terus meningkatkan peran dan partisipasinya dalam pengembangan ekonomi Papua Barat sehingga kehadiran Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua Barat semakin dirasakan manfaatnya baik oleh Pemerintah Daerah, masyarakat serta stakeholder di Provinsi Papua Barat. (KT-ARA)
0 komentar:
Post a Comment