Tana Toraja, Kompastimur.com
Proyek pekerjaan Talud yang dibiayai
oleh dana APBN di belakang Kantor Rektorat STAKN Toraja dengan menghabiskan
dana ratusan juta rupiah yang dikerjakan oleh CV. KB, Diduga proyek ini salah perencanaan dan bestek
karena proyek itu sudah berapa kali dikerja dan selalu ambruk.
Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM) YPPMT Titus T. Samara diminta berkomentar tentang proyek tersebut
mengatakan dirinya menduga kesalahan ini karena perencanaan yang tidak matang.
“Seharusnya dibuatkan dulu pondasi
cakar ayam biar talud tersebut tidak mudah longsor atau ambruk,” ujarnya.
Menurut Titus T.Samara, anggaran
bernilai ratusan juta rupiah itu belum setahun dikerja sudah amruk, padahal
sebelumnya sudah beberapa kali bermasalah dan diperbaiki lagi. Proyek ini
cenderung melakukan pemborosan anggaran karena tidak didukung perencanaan yang
matang dari konsultan perencana serta pihak pengelola harus bertanggung jawab
dengan masalah ini.
Pendapat senada disampaikan oleh
Ketua LSM BARAK Zeth R.T. yang ditemui awak media Kompastimur.com di
lokasi ambruknya proyek pekerjaan talud itu mengatakan bahwa “Seharusnya pihak
pengelola STAKN Toraja mengevaluasi rekanan yang tidak becus bekerja, baik itu
konsultan perencana, pengawas dan pihak kontraktor pelaksana proyek, terutama
untuk proyek penunjukan langsung (PL)” jelasnya.
Zeht, lebih lanjut menjelaskan bahwa
“Diduga kuat yang mengerjakan proyek Penunjukan Langsung (PL) di STAKN Toraja
itu, sudah ada kelompok tertentu yang dibina untuk mengerjakan setiap proyek PL
dengan menggunakan bendera (CV) yang berbeda tetapi yang kerja dari kelompok
itu juga, makanya tidak heran kalau proyek PL di STAKN Toraja cenderung asal
jadi” kata Zeth lagi.
Ditanya lebih lanjut baik Ketua LSM
YPPMT maupun Ketua LSM BARAK sepakat akan melaporkan kasus ini ke pihak penegak
hukum dalam waktu singkat, karena kuat dugaan proyek itu dikerjakan tidak
sesuai dengan bestek. Proyek tersebut diketahui dibangun belum setahun yang
lalu.
Namun kemungkinan lantaran kualitas pekerjaan tidak sesuai dengan bestek
yang sudah ditentukan sehingga bangunan talud tersebut roboh lagi.
Masih ditempat yang sama salah
seorang mahasiswa yang ditemui di lokasi sayang yang bersangkutan tidak mau
ditulis namanya mengataan “Pihak pengelola STAKN Toraja seakan-akan menutup
mata dan berdiam diri dengan masalah ini, jadi tidak heran kalau kami menduga
dengan didiamkannya ini mungkin sudah ada oknum yang telah menerima sesuatu
dari hasil proyek tersebut” katanya dengan sedikit kesal yang diperlihatkan
lewat raut mukanya.
Lebih lanjut mahasiswa tersebut
mengatakan “Sangat ironis sekali proyek itu karena masih dalam masa
pemeliharaan sudah roboh, diduga proyek tersebut dilaksakan hanya untuk
menghabiskan anggaran saja tanpa memperhitungkan manfaatnya dan tidak
memikirkan dampak negatifnya yang dapat membahayakan bangunan yang ada di
sekitarnya” katanya mahasiswa itu sembari menunjuk proyek yang amruk itu.
Untuk mencermati secara mendalam
proyek pekerjaan talud yang amruk itu, diminta kepada pihak penegak hukum serta
pihak terkait lainnya untuk segera turun ke lokasi meninjau langsung pekerjaan
proyek pekerjaan talud yang amruk tersebut, dan kepada pihak pengelola STAKN
Toraja, Konsultan dan Kontraktornya harus bertanggung jawabkan sehubungan
dengan pekerjaanya tersebut. (KT/MZT)
0 komentar:
Post a Comment