Piru, Kompastimur.com
Masih hidup
dalam keterisolasian dan jauh dari kata terang hal itulah yang di rasakan oleh
80 Lebih Kepala Keluarga (KK) yang berdomisili di Desa Ahiyolo Kecamatan
Elpaputi, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB).
Pasalnya sudah
sejak puluhan tahun ini mereka masih bergantung pada alat penerang sederhanan
berupa pelita (lenterah) yang terbuat dari kaleng susu bekas dan gagan payung
yang di potong sebagi sumbuh pelita, bahkan ada yang masih menggunakan obor
yang terbuat dari lolebah (jenis pohon Bambu).
Seperti yang di
ungkapkan oleh salah satu kepala Keluarga Rania Haikuty Kepada Kompas Timur.Com Sabtu (9/12/2017
dikatakannya memang sejak enam bulan kemarin kami sudah di pasang meteran
listrik oleh pihak PLN namun sampai saat kampung kami belum masuk aliran
ristrik oleh pihak PLN yang telah memasang meteran tersebut.
"Beta deng beberapa kepala keluarga suda
pernah pigi tanya akang di pihak PLN ranting liang yang datang pasang katong
pung meteran ini kanapa sampe saat ini lampu di kotong pung kampung ini balom
kuat par manyala-manyala ini? Tapi dong bilang katong masih dalam tahap
finising untuk kasih masuk listrik padahal katong su bayar biaya pemasangan jangan
sampe dong PLN ini cuman tipu katong saja"ungkapnya
Selain itu
Haikuti juga mengungkapkan pentingnya aliran listrik sangat diharapkan oleh
kami warga 80 KK lebih yang berdomisilih di Negeri Ahiyolo sebagai sumber
kehidupan penting bagi kami, pasalnya selain sebagai sumber penerang listrik
juga bisa di manfaatkan sebagia penunjang kebutuhan lain seperti sarana belajar
mengajar, sarana penunjang ibadah dan sarana hiburan bagi kami.
Selain aliran
listrik negeri kami juga masih terisolasi dari sarana air bersih dan sarana
jalan trasportari.
"Katong
kalu mau pigi timbah aer par kebutuhan rumah tangga seperti minum, cuci, dan
mandi katong harus bajalang kaki cukup jau bisa sampe satu atau dua kilo par
cari sumber air bersi apalagi kalu musim ujang bagini samu sumber air yang ada
ini kotor, yang terpaksa biking katong musti bajalang kaki cukup jau par ambel
air" ungkapnya.
"Selain air
jalan juga sangat penting par katong sebab kalu kodisi ujang bagini terpaksa
katong harus biking rakit untuk turun ke mata jalan raya yang berjarak hampir
10 kilo meter dari negri katong" ungkapnya.
Haikuty berharap
pemerintah dapat memperhatikan kondisi ini agar tidak menjadi terlarut larut
bagi kami.( KT-MFS)
0 komentar:
Post a Comment