Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Buru Selatan 9Bursel), Sami
Latbual dan istri Barbalina Latbual/Matulessy, Kamis (23/11) menyalurkan
bantuan pendidikan kepada 54 siswa SD Nafrua, Desa Nafrua, Kecamatan
Lolongguba, Kabupaten Buru.
Bantuan
tersebut diserahkan secara simbolis oleh istri Sami Latbual kepada sejumlah
perwakilan siswa disekolah tersebut dan disaksikan langsung oleh guru Yayasan
Misi yang bengabdi di SD setempat, Vany Anthony.
Bantuan
yang diserahkan tersebut berupa ratusan buah buku tulis maupun pena dan
mendapat sambutan dan antusias yang luar biasa dari para siswa di sekolah
tersebut.
Apalagi,
selama ini para siswa di sekolah yang berada di sekolah ini kurang mendapat
perhatian berbagai pihak terkait. Dimana, pada sekolah yang hanya terdiri dari
satu ruang kelas ini, 54 siswa harus berbagi kursi dan meja dan
berdesak-desakan, bahkan ke sekolah dengan baju seadanya tanpa seragam,
termasuk ada yang memakasi sandal seadanya maupun tidak menggunakan alas kaki
apa pun.
Selain
itu, para siswa ini ke sekolah pun hanya membawa buku dan kertas seadanya untuk
mengikuti pelajaran yang diajarkan oleh para guru yang mengajar di sekolah ini
secara sukarela.
“Kami
pernah datang sebelumnya kesini dan kami prihatin dengan kondisi pendidikan
generasi kita yang ada di sekolah ini. Jadi, hari ini kami datang untuk
memberikan bantuan pendidikan ini,” kata Latbual dielah-selah penyerahan bantuan
itu.
Tak
hanya memberikan bantuan dalam bentuk buku dan pena semata, tetapi Latbual dan
istri pun turut mengambil ukuran seragam ke 54 siswa di sekolah tersebut dan
berjanji akan menyalurkan lagi bantuan seragam bagi para siswa yang tak pernah
bersekolah dengan seragam itu.
“Semoga
bantuan yang kami salurkan bisa membantu sebagai bentuk partisipasi kita secara
bersama-sama untuk membangun generasi ini kedepan,” ucapnya.
“Kami sangat berterima kasih atas bantuan dari
Bapak (Sami Latbual-red) ini, bantuan ini sangat membantu anak-anak maupun kami
selaku para guru yang mengajar di sekolah ini,” kata Vany sebagai respon atas
bantuan yang diberikan itu.
Sementara
itu, Vany kepada wartawan mengaku bahwa selama ini dirinya bersama tiga orang
guru lainnya dari Yayasan Misi mengajar secara sukarela di sekolah tersebut
tanpa ada guru dari Pemerintah Kabupaten Buru.
“Informasinya
sudah ada Kepsek baru, tapi sampai saat ini belum pernah datang. Ya kalau sudah
ada guru pemerintah, itu lebih baik dan kami senang sekali,” kata Vany.
Ditanyai
tentang perkembangan anak-anak didik yang dijarkan secara bersama-sama dalam
satu ruangan, baik dari kelas I hingga kelas VI, Vany mengaku bisa menanganinya
secara maksimal, sebab anak-anak didiknya terbilang penurut dan sangat semangat
untuk belajar.
“Mereka
sangat semangat untuk mau belajar. Bahkan, kalau dikasih tugas 50 soal,
mintanya 100 soal. Bahkan, mereka sering menanyakan Ibu Guru, kapan kami ujian
lagi,” cerita Vany di hadapan para siswa yang sejak awal terlihat sangat tertib
dalam mengikuti pelajaran yang diajarkan oleh Vany.
Tak
hanya Vany, guru bahasa Inggris asal Kanada, July Arnold yang mengabdi secara
sukarela di sekolah ini pun mengaku sangat senang karena anak-anak di sekolah
ini bisa dibantu oleh Sami Latbual.
“Terima
kasih ya, anak-anak pasti sangat senang, begitu juga kami,” kata July yang
fasih berbahasa Indonesia maupun bahasa Buru ini.
Dirinya
pun mengaku selama ini turut mengajar bersama Vany dan dua orang guru lainnya
yang merupakan Guru Yayasan Misi dan berharap guru dari Pemerintah Kabupaten
Buru pada saatnya bisa ditempatkan dan melaksanakan tugas di sekolah ini secara
baik.
“Ya kami
berharap guru pemerintah juga bisa mengajar di sekolah ini, ya kalau sudah ada
guru pemerintah itu lebih bagus lagi. Nanti, kalau sudah ada, kami tetap
bersedia untuk mengajar disini selama itu dibuthkan, tapi pasti kami senang
bisa jadi berkat dan bisa membangun generasi ini agar lebih baik kedepan,” ucap
July.
Sementara
itu, Koordinator Yayasan Misi, Paul yang merupakan warga Negara Amerika mengaku
sangat senang dengan bantuan yang disalurkan oleh Sami Latbual itu.
“Terima
kasih ya Keda Sami,” kata Paul dengan senyuman lepas ketika menjamu Sami
Latbual dan istri dan rombongan dikediamannya di Desa Nafrua.
Paul
mengaku bahwa dengan adanya bantuan dari Sami Latbual ini telah turut membantu
pihaknya untuk membangun generasi di Pulau Buru ini, terutama di Desa Nafrua.
Pria
yang diketahui telah menetap di Pulau Buru lebih dai 20-an tahun ini pun turut
bercerita panjang lebar dengan Sami Latbual dan rombongan tentang berbagai
kondisi riil yang terjadi di Desa Nafrua, termasuk di SD Nafrua dengan
menggunakan bahasa Buru dengan sangat fasih.
“Bantuan
dari Keda Sami pasti sangat berarti bagi anak-anak disini,” kata pria murah
senyum ini dengan bahasa Buru secara fasih. (KT-01)
0 komentar:
Post a Comment