Rapat Kerja I Persekutuan Kaum
Bapak Gereja Toraja (PKBGT)
yang dihadiri oleh 3 orang utusan dari setiap Klasis berlangsung dari
tanggal 6 – 7 November 2017 di Jemaat Kollo, Klasis Tondon, Wilayah II
Rantepao, Toraja Utara.
Rapat kerja (Raker) I Persekutuan Kaum Bapak Gereja Toraja
(PKBGT) ini, selain dihadiri
utusan dari Klasis juga dihadiri
oleh Ketua I BPS Gereja Toraja Pdt.DR. Alfred Anggui, Pengurus Pusat OIG dalam
lingkup Gereja Toraja, para undangan
serta Camat Tondon. Ketua I BPS Gereja Toraja sebelum membuka Raker
PKBGT secara resmi terlebih dahulu menyampaikan sambutannya.
Alfred
mengatakan bahwa tantangan buat PKBGT ke depan adalah bagaimana cara
memberikan suatu memotivasi dan mengajak kaum bapak aktif dalam setiap kegiatan
Gerejawi. Kehadiran PKBGT agar dapat mencerminkan eksistensi Gereja Toraja
sebagai bagian dari keluarga Allah, sehingga memiliki tanggungjawab dalam
mewujudkan fungsi keimanannya da lam
keluarga, jemaat dan masyarakat.
Ketua PKBGT Welem Sambolangi, dalam sambutannya
mengatakan bahwa pelaksanaan Raker PKBGT ini, adalah untuk menyusun program
yang telah digariskan pada Persidangan II PKBGT yang dilaksanakan pada tanggal
4 - 5 Juli 2017 di Jemaat Buntu Pasele, Rantepao.
“Raker PKBGT kali ini sangat penting
karena menentukan program tahun 2018
secara sistematis yang dikembangkan
dari 3 progam induk PKBGT, yakni program bidang kekeluargaan, kegerejaan
dan kemasyarakatan. Proram tahun 2018
ini merupakan penjabaran seluruh skema pengembangan program PKBGT
periode tahun 2017-2022,” kata Ketua
DPRD Tana Toraja 2 periode itu.
Selanjutnya Welem mengatakan sedikit
banyaknya peserta yang hadir dalam Raker ini tidaklah menjadi soal, namun yang
terpenting adalah outputnya. Kegiatan ini tidak
hanya dilaksanakan sebatas menjalankan kegiatan-kegiatan organisasi formal
yang bersifat agamawi saja.
“Tetapi kita berharap supaya semua
program yang akan dihasilkan sebagai
rangkuman dari sejumlah keputusan Persidangan II PKBGT. Pelaksana
program ini nantinya adalah PKBGT pada seluruh lingkup pelayanan baik di
Jemaat, Klasis, maupun sinodal. Teknis pelaksanaannya dikembalikan kepeda
masing-masing pelaksana, disesuaikan dengan
kedaan dan kebutuhan,” pungkasnya lagi. (KT-MZT)
0 komentar:
Post a Comment