Sekitar lima puluhan wartawan media cetak dan elektronik di Timika, Ibu
Kota Kabupaten Mimika, Provinsi Papua, menggelar unjuk rasa damai ke kantor
Pusat Pelayanan Polres Mimika, Senin.
Unjuk rasa itu dilakukan untuk menyikapi kasus penganiayaan wartawan
Okezone.com dan juga sebagai redaktur SKH Salam Papua, Saldi Hermanto oleh
sekelompok oknum anggota Polisi dari Polres Mimika pada Sabtu (11/11).
Pengunjuk rasa yang dikoordinir oleh Ikatan Wartawan Online (IWO) dan
Pewarta Foto Indonesia (PFI) Timika itu, membawa sejumlah spanduk dan poster
berisi tuntutan sikap kepada aparat penegak hukum untuk segera memproses para
pelaku yang menganiaya korban.
Juru bicara wartawan pendemo, Husein Abdilah dalam orasinnya mengatakan
aksi sekelompok oknum anggota polisi tersebut merupakan tindakan premanisme
yang tidak menunjukan citra polisi sebagai institusi pengayom dan abdi
masyarakat.
Selain massa juga menuntut agar Kapolres Mimika, AKBP Victor D Mackbon
segera menggelar konferensi pers terkait tindakan yang dinilai tidak manusiawi
yang dilakukan oleh oknum aparat.
Ali Nur Ichsan dalam orasi mengatakan apa yang menimpa seorang wartawan
saat ini tidak menutup kemungkinan dapat terjadi kepada wartawan lain jika
Kepolisian tidak dapat menuntaskan kasus tersebut secara terbuka dan transparan.
Wartawan senior Timika, Tanzil Ashari sempat menangis ketika berorasi
sambil menyebutkan bahwa atribut kepolisian berasal dari masyarakat yang
seharusnya digunakan untuk melindungi rakyat buka sebaliknya digunakan untuk
menganiaya rakyat.
Pada kesempatan yang sama, para wartawan juga membacakan pernyataan
sikap terkait aksi pengeroyokan Saldi Hermanto di hadapan Kapolres Mimika, dan
langsung menyerahkan kepada Kapolres yang menerima para pendemo di halaman
kantor Pelayanan Polres Mimika.
Pernyataan sikap wartawan Timika tersebut antara lain pertama, mengutuk
keras tindakan pengeroyokan wartawan yang dilakukan oknum polisi tanpa
mengindahkan aturan dan hukum yang berlaku.
Kedua, menuntut transparansi proses hukum terhadap oknum pelaku
pengeroyokan beserta atasan yang memberikan perintah. Ketiga, meminta pada
Kapolri, Jendral Tito Karnavian untuk mengevaluasi pembinaan anggota di Polda
Papua hingga Polres Mimika. Keempat, Wartawan Timika akan terus mengawal kasus
pengeroyokan hingga ada kejelasan hukum terhadap pelaku dan pihak-pihak
terkait.
Sementara itu menanggapi aspirasi para pendemo, Kapolres Mimika
mengatakan bahwa pihaknya menyesal atas peristiwa tersebut dan mengutuk aksi
anak buahnya dan sekali lagi memohon maaf atas tindakan tidak terpuji
anggotanya atas nama pribadi dan institusi sebagai Kapolres Mimika.
Menurutnya aksi tersebut tidak harus terjadi lantaran wartawan di
Timika selama ini telah menjalin relasi baik dengan aparat kepolisian untuk
mengawal, memelihara juga membantu tugas polres Mimika namun dinodai oleh aksi
anggotanya yang tidak bertanggungjawab.
"Saya berterima kasih atas aksi ini yang tujuannya mengoreksi saya
selaku Kapolres dan organisasi Kepolisian yang ada di Mimika. Koreksi ini
sebaliknya bertujuan untuk kami secara internal Kepolisian," ujarnya.
Victor juga mengatakan bahwa ia merasa sedih dan sakit hati terkait
peristiwa tersebut. Ia berharap agar tindakan yang dilakukan tidak terulang
lagi.
Berkaitan dengan proses hukum pelaku, menurut Victor akan diadili
sesuai aturan dan ketentuan yang berlaku. Sementara itu wartawan dipersilahkan
untuk terus mengawal proses hukum yang digelar terkait peristiwa itu.
"Saya berharap perisitiwa ini tidak merusak silaturahmi kita
karena bagaimanapun saya, institusi kepolisian sangat membutuhkan sekali
perhatian rekan-rekan terhadap institusi Kepolisian untuk kebaikan kita
semua," ujarnya.
RDP dengan DPRD
Usai berorasi di halaman kantor pusat pelayanan Polres Mimika, para
wartawan kemudian bergerak menuju kantor DPRD Mimika dan melakukan aksi di
sana.
Para wartawan yang hadir langsung diterima oleh belasan anggota DPRD
Mimika dan langsung digelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang dipimpin oleh
Ketua Komisi A DPRD Mimika, Saleh Alhamid.
Berdasarkan hasil RDP tersebut DPRD Mimika berkomitmen untuk
bersama-sama mengawasi proses hukum terhadap para pelaku pengeroyokan yang
merupakan abdi masyarakat.
Mereka mengecam dengan keras atas perilaku oknum aparat keamanan yang
telah melukai hati wartawan di seluruh dunia dengan melakukan aksi pengeroyokan
secara membabi buta terhadap wartawan Timika atas nama Saldi.
Untuk menindak lanjuti kasus pengeroyokan wartawan tersebut, jajaran
DPRD Mimika mengagendakan Rapat Dengar Pendapat dengan Kapolres Mimika dan
Kasatpol PP Pemkab Mimika yang salah satu anggotanya diduga turut serta
menganiaya Saldi bersama dengan sekelompok oknum anggota Polisi.(KT-rls)
0 komentar:
Post a Comment