Manila, Kompastimur.com
Prospek ekonomi
dilaporkan Bank Dunia dan IMF akan terus membaik di tahun 2018. Meski demikian,
masih terdapat sejumlah hal yang dapat menganggu pertumbuhan ekonomi dunia,
seperti proteksionisme dan instabilitas politik dunia. Bahkan gejala
proteksionisme baik berupa hambatan tarif maupun non tariff semakin meningkat.
Oleh karena itu,
Presiden Joko Widodo mengajak para kepala negara untuk bekerjasama agar
keterbukaan ekonomi dapat dijaga dan inklusifitas tetap diperhatikan serta
membawa manfaat bagi semua negara.
Pernyataan ini
disampaikan Presiden Jokowi saat menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)
ke-12 Asia Timur yang digelar pada Selasa, 14 November 2017, di Philippine
International Convention Center (PICC), Manila, Filipina.
“Penerapan
semangat ini akan mempersempit jurang pembangunan antar negara,” ucap Presiden
Jokowi.
Selain itu, menurut Presiden Jokowi
instabilitas politik juga dinilai akan menghambat pertumbuhan ekonomi dunia.
“Konflik dan
perang kejahatan lintas batas dapat mendorong instabilitas politik dunia,” kata
Presiden Jokowi.
Dalam konteks
inilah peran penting ASEAN dan Asia Timur diperlukan.
"Kita harus
terus menjaga agar budaya dialog terus menjadi budaya negara anggota KTT Asia
Timur, utamanya collective leadership kita dalam penyelesaian secara damai yang
diperlukan dunia," ungkapnya.
Isu terorisme
juga tak lepas dari pembicaraan dalam forum tersebut. Presiden Jokowi
mengingatkan walaupun Kota Marawi sudah dibebaskan dari kependudukan teroris,
namun ancaman terorisme masih belum akan menurun.
"Kerja sama
regional dan internasional harus terus ditingkatkan dengan menggunakan
pendekatan hardpower dan juga softpower, termasuk dalam mengatasi pendanaan
terhadap terorisme," ucap Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi
menegaskan agar counter narasi yang mengedepankan nilai toleransi juga harus
diperkuat. (KT-rls)
0 komentar:
Post a Comment