Saat menerima Pengurus Pusat dan Daerah Al-Irsyad
Al-Islamiyyah di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pagi ini, Presiden Joko
Widodo menyampaikan bahwa kerukunan di tengah keberagaman suku bangsa di
Indonesia menjadi perhatian negara-negara lain.
Indonesia dengan belasan ribu pulau dan ratusan
sukunya berulang kali diberitahukan Presiden kepada pemimpin-pemimpin negara
yang datang ke Indonesia. Salah satunya ialah kepada Presiden Afghanistan,
Ashraf Ghani.
"Jumlah suku yang 714 itu bukan jumlah yang
sedikit. Beliau (Ashraf Ghani) berpesan, hati-hati mengelola keberagaman agama,
suku, serta keberagaman adat dan budaya di negaramu. Itu tidak mudah,"
ujar Kepala Negara menceritakan.
Di Afghanistan terjadi pertikaian yang disebabkan
oleh perpecahan antarsuku dan hingga kini belum selesai.
"Saat itu saya memberanikan diri untuk
mengundang kelompok-kelompok di Afghanistan untuk datang ke Indonesia agar
melihat ukhuwah islamiyah dan wathoniyah di Indonesia. Insya Allah pada tanggal
20 akhir bulan ini akan datang ke Indonesia," ucapnya.
Kepala Negara menuturkan, banyak negara yang mencoba
mencari tahu bagaimana negara kita mampu menjaga keberagaman yang ada itu
menjadi satu dalam bingkai persatuan.
Maka itu, Presiden yang dalam pertemuan itu
didampingi Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, berpesan agar seluruh pihak
untuk dapat menjaga kerukunan di tengah-tengah masyarakat.
"Jangan sampai kita dilihat dan dicontoh (negara
lain), tapi di dalam negeri masih gaduh," lanjutnya.
Salah satunya ialah soal peraturan pemerintah
mengenai organisasi masyarakat yang sempat diributkan. Bagi Presiden, sudah
menjadi tugasnya untuk tetap menjaga Pancasila sebagai ideologi bagi bangsa dan
negara Indonesia.
Para pendiri bangsa ini juga sudah sepakat untuk
menjadikan Pancasila sebagai ideologi bangsa.
"Kesepakatan itu sudah final. Kalau masih ada
yang anti-Pancasila, masih tidak setuju dengan NKRI, ya maaf. Undang-undang
kita jelas sekali menyebutkan itu," tegas Presiden. (KT-rls)
0 komentar:
Post a Comment