Sebagaimana kita ketahui, saat ini pemerintah sedang
gencar-gencarnya membangun infrastruktur. Namun tidak sedikit yang
menyangsikan, apakah dengan dibangunnya infrastruktur ini pertumbuhan akan
lebih baik atau tidak.
“Saya jawab ya karena dengan infrastruktur, efisiensi makro
bisa tercapai,” kata Presiden pada acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Tahun
2017 yang digelar di Jakarta Convention Center, Selasa 28 November 2017.
Menurut Presiden, setelah pembangunan infrastruktur, tahap
berikutnya yang akan dikerjakan pemerintah adalah pembangunan sumber daya
manusia (SDM).
“Perombakannya memang harus besar-besaran, 60 persen lebih
angkatan kerja kita lulusan SD-SMP. Kalau mau _upgrade_ dengan cara apa?
Pendidikan vokasi, politeknik,” ujar Kepala Negara.
Perombakan perlu dilakukan pada sekolah menengah kejuruan
(SMK) karena 80 persen dari pengajarnya adalah guru normatif, seperti guru
PPKN. Seharusnya guru-guru yang mengajar di SMK adalah mereka yang memiliki
keahlian dan keterampilan sehingga memperkuat pengetahuan anak-anak sebagai
bekal untuk bekerja.
Menurut Presiden, pendidikan ke depan juga harus berubah
total bukan normatif rutinitas, karena tantangannya sudah berubah total.
“Mestinya anak-anak kita harus dihadapkan pada tantangan
belajar yang ada, rutinitas yang ada bukan normatif. _Problem based learning_,
anak-anak sering dihadapkan pada tantangan bagaimana cari solusi, bukan
hafalan,” ucapnya.
Hal lainnya yang akan dilakukan pemerintah ke depan adalah
memperbesar anggaran riset. “Inovasi yang ada bisa kita kerjakan sehingga
konkrit sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan dunia usaha,” ucap Kepala Negara.
Dalam beberapa kesempatan, Presiden seringkali mengingatkan
bahwa fakultas atau jurusan yang ada di perguruan tidak pernah berubah sejak
lebih dari 30 tahun yang lalu, seharusnya fakultas atau jurusan di perguruan
tinggi mengikuti perkembangan yang ada.
“Bertahun-tahun fakultasnya itu saja, jurusannya itu saja.
Fakultas Ekonomi jurusannya studi pembangunan, akuntansi, manajemen, nggak ada
jurusan digital ekonomi, jurusan retail tidak ada, jurusan toko _online_ tidak
ada,” tutur Presiden.
Yang diingatkan juga oleh Presiden adalah perubahan
birokrasi “Kita harus mengubah birokrasi kita agar betul-betul bisa melakukan
hal-hal yang pragmatis, efektif, yang cepat. Itu yang harus kita kerjakan,”
ucap Kepala Negara.
Turut hadir mendampingi Presiden, Menteri Koordinator
bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Koordinator bidang
Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati,
Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki
Hadimuljono dan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowsrdojo.
Jakarta, 28
November 2017
Deputi Bidang
Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden
Bey Machmudin
0 komentar:
Post a Comment