Minimnya Pembangunan infrastruktur yang
diarahkan ke Kecamatan Wakate, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) membuat mahasiswa
asal Kecamatan Wakate turun jalan untuk menggelar aksi demonstrasi. Aksi tersebut
berlansung, Selasa(28/11) di Bula.
Aksi yang dimulai dari titik kumpul Masjid
Raya Bula menuju Kantor Bupati SBT ini dikawal oleh pihak kepolisian setempat.
Dalam Aksi tersebut, mahasiswa dan pemuda SBT
asal Kecamatan Wakate yang dikoordinir oleh Salim Rumakefing ini menyampaikan
beberapa poin tuntutan kepada Pemerintah Daerah, yang menjadi dasar kebutuhan masyarakat
Kecamatan Wakate, diantaranya:
Pertama,
Kami meminta kepada Pemerintah SBT dan DPRD SBT agar jalan lingkar
Kesui Watubela harus diproritaskan dalam pembahasan APBD Tahun 2018;
Kedua,
Kami meminta kepada kepala Dinas Perikanan Agar segera mengaktifkan Klostor ikan
yang ada di Wakate dan memanggil selaku pengelola klostor untuk
mempertanggungjawabkan upah nelayan;
Ketiga,
Kami meminta agar penerangan di wakate harus merata sampai di semua desa;
Keempat,
Kami meminta pemerintah daerah agar penambahan transportasi
antar provinsi dan Wakate.
Setelah dari Kantor Bupati, para pendemo
yang berjumlah kurang lebih 60 orang ini menuju Kantor Dinas Perikanan dan
Kelautan dan Kantor DPRD SBT.
Tampak terlihat menarik, terlihat di salah
satu pamflet yang bertuliskan, Anak Wakate Angkat Bicara Terkait Keterisolasian
di Kesui Watubela.
Rumakefing yang juga menjabat sebagai
Ketua Gerakan Elang Muda Nusantara (GLADARA) Provinsi Maluku ini menegaskan,
pihaknya akan mengawal tuntutan ini hingga tuntas, karena semua ini merupakan
kebutuhan dan harapan masyarakat Kecamatan Wakate, Kabupaten SBT.
"Yang kami teriakkan hari ini adalah
menyangkut dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat Wakate. Kami akan mengawal
tuntutan ini sampai tuntas, karena itu adalah harapan masyarakat," kata Rumakefing.
(KT-FS)
0 komentar:
Post a Comment