Relawan
KORdEM (Koalisi Organisasi Sosial dan Eksponen Masyarakat Bali) Peduli Gunung
Agung (Relawan KPGA), Sabtu (30/9), bersama pendiri Koalisi beberapa Orsos dan
LSM tersebut, Wayan Sudirta, menyambangi ribuan pengungsi Karangasem di 11
titik pengungsian, yakni di GOR Suwecapura Klungkung, beberapa lokasi di
Kecamatan Rendang, Kec. Sidemen, Kecamatan Bebandem dan Kecamatan Abang.
Dalam
kunjungan sehari penuh itu Sudirta menyerahkan total 30.528 sabun mandi kepada
15.132 jiwa pengungsi, masing-masing dialokasikan 2 biji dan didistribusikan
melalui Koordinator Pengungsi bekerjasama dengan Relawan lain di lokasi
pengungsian. Koordinator Relawan KPGA,
Putu Wirata Dwikora menyatakan, KORdEM telah membeli sabun mandi seharga Rp
76.320.000,-,seluruhnya swadaya KORdEM.
Tiap
kali turun di lokasi pengungsian, Sudirta disambut hangat oleh pengungsi,
apalagi anak-anak sekolah yang diberi dorongan semangat, walaupun di
pengungsian, harus tetap semangat untuk belajar, apalagi pemerintah telah
menyalurkan dengan baik anak-anak sekolah ke sekolah terdekat.
“Saya
pernah jadi pengungsi, waktu Gunung Agung
meletus tahun 1963. Waktu itu keadaannya serba kurang. Sekarang ini
beda, semangat menyamabraya semeton Bali
luar biasa. Krama Banjar menerima pengungsi di Bale-bale Banjar, yang lain
mengirim sembako dan sayur mayur ke lokasi pengungsian, dan luar biasanya
stoknya melimpah,” kata Sudirta sembari megingatkan, agar para orangtua
pengungsi pertama-tama harus mengutamakan keselamatan nyawa.
Sudirta
juga berbagi cerita, ketika selama mengungsi tahun 1963 itu, ibunya Ni Luh
Ronce yang kini sudah almarhum menasihatkan, Sudirta harus sekolah apapun
kondisinya, karena sepertinya almarhum yakin pendidikan lah yang akan menjawab
berbagai masalah kehidupan. Ucapan ibunya ternyata benar, karena sebagian besar
dari saudara Sudirta yang berjumlah 24 orang itu, berhasil memperbaiki
kehidupan keluarganya.
“Kalau
perlu menengok ternak yang tertinggal, cukup
yang laki-laki saja dan jangan lama-lama. Segera balik ke lokasi
pengungsian. Karena kita tidak pernah tahu kapan gunungnya meletus. Kalau nyawa
sudah selamat, harta bisa dicari lagi,” jelas Sudirta.
Nasihat
Sudirta itu membuat anak-anak sekolah sangat antusias dan berebutan menyalami
senator Bali dua periode di Senayan tersebut. Beberapa bahkan minta selfie dengan lelaki yang juga advokat senior
tersebut.
Koordinator
Relawan KPGA, Putu Wirata Dwikora menambahkan, Relawan telah dilengkapi
struktur dari provinsi Bali, Kabupaten-kabupaten dan khusus di Karangasem
dibentuk sampai Kecamatan dan Desa. Adapun programnya, selain menyampaikan
sumbangan barang, Relawan KPAG siap melakukan pemberdayaan warga yang
mengungsi, memfasilitasi dan menginformasikan hal yang perlu ke pihak yang
berwenang, serta mendampingi penyampaian sumbangan donatur yang perlu
didampingi, karena Relawan KPAG tidak mengumpulkan sumbangan.
“Kami
siap mendampingi penyalurannya, agar para donatur bisa bertemu langsung dengan
warga yang membutuhkan, selain untuk transparansi juga untuk menumbuhkan
semangat persaudaraan diantara masyarakat,” imbuh Putu Wirata.
Selama
berkunjung di lokasi pengungsian, ada ratusan anak-anak sekolah yang akan
sangat senang bila ada donatur menyerahan buku tulis, pelatihan menggambar, dan
lain-lain. (KT-rls)
0 komentar:
Post a Comment