Tual-Malra, Kompastimur.com
Ajang Festival
Pesona Meti Kei (FPMK) yang di gagas Pemerintah Daerah Maluku Tenggara dalam
rangka promosi pariwisata dan budaya untuk yang kedua kalinya setelah yang
pertama pada Oktober 2016 lalu kini tampak meriah sebab selain di datangi
pesinetron FTV, Ajang FPMK Jilid II ini rencana bakal dihadiri oleh
Presiden Joko Widodo.
Berbagai
persiapan menyongsong puncak kegiatan pun gencar di lakukan, sarana
infrastruktur dan tak kalah penting Festival kali ini menampilkan Budaya seni
tari dan juga Lomba Perahu Belan antar Rascap (wilayah Raja-raja red) di
Kepulauan Kei. Meski demikian bagi sebagian Rascap di Kota Tual (masih satu
rumpun Adat red) hanya sebagai penonton di ajang festival perahu belang.
Salah satu
Pemuda Kota Tual Jismi Ilmar Reubun Kepada Kompastimur.com mengatakan
Kebahagiaan warga Maluku Tenggara dalam ajak Festival Pesona Meti Kei saat ini
cukup lengkap terutama sebagian Rascap yang ikut sertakan perahu belang.
"Patut
berbahagialah bagi kita semua sebagai orang Kei tapi lebih layak dan
pantas berbahagialah bagi yang mengikuti miming, renang urang, vat baran, sian
lulin, laar inbaba wiir insaso, tutu tavun, yuut nuhuroa yang berasal dari
setiap Rascap di Tanat Evav yang mengikut sertakan Belang Kebanggaan setiap
Rascapnya dalan iven adat yang sangat bergengsi tersebut," kata Jismi yang
dikutip melalui Akun Facebooknya.
Lanjut kata
Dia, tapi bagi sebagian rascap-rascap yang tidak diikut sertakan dalam
lomba perahu belang dalam festival ini hanya bisa apa?. Jismi bahkan
mengapresiasi generasi muda Evav (Kei red) yang menampilkan Belang
kebanggaan mereka di ruang sosial media sebagai ajang promosi bahkan di
beberapa kota studi mahasiswa asal kepulauan Kei telah mempromosikannya melalui
aksi dengan membawa sertakan spanduk.
"Kami
hanya menyaksikan warga yang memposting foto belang dengan tulisan ini
belang kami mana belangmu Rascapmu," kata Jismi
Sebagai anak
adat yang berasal dari Rascap Dullah (Du Near Vit) Kota Tual merasa malu,
sedih, kecewa dan mungkin juga merasa kehilangan belang kebanggaan sebab
ternyata hampir semua Raschap yang mungkin saja tidak ikut sertakan belangnya
atau memang sengaja tidak di ikutkan.
"Adakah
kordinasi antara Pemerintah Kota Tual dan Pemkab Maluku Tenggara sebagai tuan
rumah iven FPMK, Apakah Pemisahan Daerah Otonomi berlaku juga dalam masalah
Adat " Tanya Jismi.
Untuk di ketahui,
Kota Tual terdapat terdapat beberapa Rascap diantaranya Baldu Hadat, Rascap
Tuvle, Rascap Sir Sormas Rascap Kilmas dan Rascal Kilsoin dari Kecematan
Kur dan hanya Rascap Loor Labay dari Kecematan Tam Tayando yang ikut serta
dalam ajang FPMK di Kabupaten Malra juga terdapat beberapa Rascap yang tidak
ikut sertakan Belanya yakni Rascap Famur Danar dari Kampung Danar dan juga
beberapa belan dari wilayah kekuasaan Raja Fan (Rat Faan) serta Belan
Nuhu Fit dari wilayah Raja Matwear.
Berbagai
komentar kemudian menanggapi status Jismi di sosial media itu, salah
satunya dari Akun Fito Fara mengatakan harapanya agar kondisi ini tidak
mengarah pada suatu distorsi akibat ego kekuasaan yang dipengaruhi oleh
fanatisme wilayah otonom yang ingin menonjolkan kehebatan Pemerintahan tertentu
dalam ajak FPMK.
"Kei itu
adalah Kei Kecil dan Kei Besar bukan Pulau Dulah, semoga saja tidak," kata Fara.
Fito Fara
menyebut bahwa mungkin saja kondisi ini disebabkan karena kurangnya komunikasi
antara Pemkab Malra dan Kota Tual oleh sebab itu kedepan siapapun kepala daerah
baik di wilayah Kota Tual maupun Kabupaten Malra, jangan sampai merasa punya
kewenangan dan kekuasaan kemudian seenaknya membuat program pembangunan
tanpa saling berkordinasi.
"FPMK
hanyalah sebutan dan nama tetapi semua sumber daya yang disatukan dalam rangka
suksesnya kegiatan tersebut tidak lepas dari adat, jadi kalau masuk ranah adat
tidak bisa dipisahkan antara Kota Tual dan Kabupaten Malra, namun semua menyatu
dalam Adat Evav," kata Fito Fera dalam Komentarnya. (KT-ARA)
0 komentar:
Post a Comment