Para pemburu beasiswa
menyerang Aula Fakultas Sastra Universitas Muslim Indonesia (UMI) pada Sabtu (7/10/2017).
Hal serius dilakukan
dalam melek terhadap beasiswa, Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris mengadakan
kegiatan Seminar Beasiswa Internasional yang bertajuk "Revitalisasi
Kreativitas Mahasiswa dengan Menggapai Beasiswa".
Tak
tanggung-tanggung, hadir sebagai narasumber Internasional, Sthepani O'Gara
Alumni Columbia University sekaligus Scholarship Fullbrigth Student Research
American Indonesian Exchange Foundation (AMINEF) di padukan dengan duet bersama
Riska Yuli Nurvianthi penerima beasiswa Pemuda Berprestasi Kemenpora
Universitas Hasanuddin Tahun 2017.
Ketua panitia Megaria
Natasyah dalam laporannya mengungkapkan ribuan terima kasih kepada semua pihak
yang telah mendukung kegiatan ini sehingga berlansung baik dari birokrasi UMI,
Himpunan Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris, AMINEF, The IDE Sulsel, Sahabat Beasiswa
Chapter Makassar dan kepada seluruh peserta seminar.
Seminar beasiswa
internasional ini dipandu langsung oleh Ramli Tamrin mahasiswa asal Universitas
Negeri Makassar (UNM) sebagai moderator yang juga penerima Scholarship BCA
Finance 2015 sekaligus Mentor di KOMA Youth Collaboration.
"KOMA Youth
Collaboration adalah sebuah wadah anak muda untuk belajar, berkreasi,
berkreatifitas dan berkolaborasi. Sehingga KOMA YC Juga mampu membentuk
kepribadian dan softskills menuju generasi milenials," ungkapnya sebagai
rasa pengabdian dan dedikasi kepada KOMA YC menggambarkan kepada peserta
pentingnya kolaborasi dalam mencapai suatu tujuan.
Seminar beasiswa ini
sangat menarik dan para pemburu beasiswa sangat antusias untuk lebih banyak
mengenal dan mengetahui jenis-jenis beasiswa baik dalam maupun luar
negeri.
Lebih lanjut Ramli
yang juga sebagai Mawapres FIK UNM 2017 ini menyampaikan kesimpulan diakhir
sesi acara seminar beasiswa ini dari para pemateri yang telah menyajikan
seputar beasiswa tersebut adalah : Pertama,
Niat harus diperbaiki karena semua berawal dari niat;
Kedua,
Akademik, sebagai penunjang untuk mendapatkan beasiswa haruslah nilai diatas
rata-rata;
Ketiga,
adalah hal yang biasa terlupakan bagi mahasiswa kupu-kupu (kuliah pulang kos,
kos pulang kuliah) yaitu organisasi. Karena kemampuan organisasi mampu membetuk
jiwa kepemimpinan dan skill lainnya. Juga harus menonjolkan kemampuan prestasi
baik akademik maupun non akademik.
Kemampuan komunikasi
adalah hal yang tak kalah pentingnya mulai dari menulis dan berbicara bahasa
Inggris dan bahasa asing lainnya ang dibuktikan dengan sertifikat TOEFL, IELTS
dan lainnya sesuai dengan standar lembaga, universitas atau negara tujuan. Yang
kelima sebagai Tri Dharma Perguruan Tinggi harus juga terpenuhi yaitu pendidikan,
penelitian dan pengabdian. Dan yang terakhir adalah membangun jejaring atau
networking secara meluas baik penerimaan beasiswa, lembaga pemberi beasiswa,
dosen atau promotor.
Menurutnya, semua berpotensi
mendapatkan dan merasakan beasiswa yang telah tersedia baik dalam maupun luar
negeri ini asalkan doa dan usaha selaras dan berimbang. Susunlah strategi untuk
mendapatkan beasiswa sejak dini, deteksi kemampuan dan kekurangan,
sering-sering mengikuti kegiatan diskusi, seminar atau talkshiw beasiswa. Maka
beasiswa itu akan berpihak pada Anda. (KT-D)
0 komentar:
Post a Comment