Obyek wisata baru Pa’baladoan, Masanda, Kabupaten
Tana Toraja adalah suatu bukit yang menjulang tinggi dan mempesona, serta suatu tempat memiliki nilai history yang
tinggi, karena merupakan tempat melaksanakan ritual adat rambu Solo’ (kematian)
untuk menyembelih seekor kerbau dan babi apabila ada keturunan Bangsawan yang
meninggal dan mampu menyiapkan 24 ekor kerbau untuk disembelih (sapu randanan).
Ma’dika tokoh adat Masanda mengatakan
bahwa makna yang tersirat dibalik ritual adat menyembeli seekor kerbau dan babi
di Bukit Pa’baladoan sambil menabuh dua buah gendang adalah sebagai suatu alat
komunikasi tempo doloe kepada seluruh masyarakat disekitar Masanda dan Tabang
Mamasa bahwa yang meninggal adalah keturunan bangsawan dan mayatnya masih
disimpan di rumah Tongkonan untuk waktu yang masih lama.
Terpisah Ketua DPRD Tana Toraja 2
Periode, Welem Sambolangi mengatakan bahwa masyarakat adat Masanda dan Tabang
Mamasa sangat antusias guna menjadikan Pa’baladoan menjadi destinasi wisata
baru di Tana Toraja Guna mendukung itu, warga juga rela menghibahkan tanahnya
kepada pemerintah untuk dikelola.
Sebagai bukti keseriusan warga Masanda
dan Tabang Mamasa mereka relah menghibahkan tanahnya untuk dijadikan Kawasan
Objek Wisata.
“Luas tanah adat dihibahkan warga kurang
lebih 10 hektar tanpa ada embel-embelnya’’ kata mantan Kepala Desa Belau
itu.
Diuraikan Welem potensi lain yang
dimiliki bukit Pa’baladoan adalah adanya kolam alam di atas bukit dan dikelilingi pemandangan yang indah dan
kita bisa melihat langsung dua wilayah yakni wilaya Masanda, Tana Toraja,
Provinsi Sulawesi Selatan dan wilayah Tabang, Mamasa Provinsi Sulawesi Barat.
0 komentar:
Post a Comment