• Headline News



    Monday, October 23, 2017

    “GENCAR” Menuju Pilar Peradaban

    Oleh 
    Moh. Ridwan Litiloly

    (Penulis adalah mahasiswa semester akhir dikampus Universitas Iqra Buru, dan juga penggiat di pustaka berjalan Progres Bupolo dan sekarang menjabat sebagai fungsinaris aktif (Kabid LH) HMI Cabang Namlea periode 2016-2017)


    Study “Most Littered Nation In The Word” yang dilakukan oleh central connecticut state Univesity pada tahun 2016, Indonesia menduduki peringkat 60 dari 61 negara soal minat baca masyarakat. Indonesia persis dibawa thailand dan di atas bostwana. Hal tersebut menjadi parameter tingkat minat baca masyarakat Indonesia yang masih minim.

    Padahal sebagaimana diketahui membaca merupakan instrumen mutlak dalam memperdalam khzanah ilmu pengetahuan. Mantan wakil presiden Republik Indonesia pertama, Bung Hatta mengatakan “ Aku rela dipenjara namun aku ingin dipenjara dengan buku, karena dengan buku aku menjadi bebas”. Pernyataan tersebut menunjukan akan besaranya manfaat dalam membaca buku. Karena dengan buku sesorang dapat  memiliki beragam fantasi dan imajinasi bahkan diluar konteks disiplin ilmunya.

    Buku adalah jendelah dunia dan membaca adalah kuncinya. Bacaan yang berkualitas akan mengantarkan manusia pada peradabanya, buruknya kualitas bacaan dan minimnya budaya membaca akan menjadi indikator mundurnya suatu peradaban masyarakat itu sendiri.

    Peradaban dan ilmu pengetahuan berjalan berbanding lurus dan tak dapat dilepas pisahkan. Semakin banyak minat masyarakat disuatu tempat untuk membaca maka semakin banyak orang yang  berilmu pengetahuan, dan ketika semakin banyak orang yang berilmu pengetahuan maka sudah barang tentu semakin dekatlah sebuah peradaban baru dimasyarakat.

    Membaca, Sumber Informasi  Ilmu Pengetahuan
    Secara etimologi dalam kamus besar bahasa indonesia (KBBI), membaca adalah mengucapkan, meramalkan, mengetahui, menduga, memperhitungkan dan memahami. Sedangkan secara harfia membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis. Membaca merupakan kegiatan yang paling murah dan mudah untuk dilakukan oleh kalangan pelajar, mahasiswa atau pun masaryakat umum.

    Membaca dapat dilakukan dimana saja baik itu dirumah, ditaman, dikantor dan tempat tempat lain yang dianggapnya nyaman. Selain itu membaca  pun dapat dilakukan diwaktu kapan saja baik siang ataupun malam. Meskipun terlihat murah, mudah dan sederhana kegiatan membaca memiliki banyak manfaatnya, orang yang gemar membaca dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalaman.  Melalui membaca seseorang belajar berimajinasi dan mendapatkan ide-ide kreatif dan inovatif  dalam mengembangkan setiap usahanya.

    Menurut widyamarta (1992 : 140-141) membaca dapat membuka cakrawala kehidupan bagi sipembaca. Aktivitas membaca membuat terjadinya sebuah proses transformasi  bahan bacaan kealam pikiran sipembaca, proses ini terjadi secara tidak langsung akan mengkonstruksi  cara pandang dan pemikiran si pembaca dalam melihat, menilai, menyimpulkan dan memutuskan suatu kejadian atau sebuah realitas. Sehingga kualitas bacaan juga sangat berperan penting dalam membentuk cara pandang sesorang.

    Aktivitas membaca tentunya bukanya saja diperuntukan kepada para pelajar yang sedang menyelesaikan pekerjaan rumahnya ataupun mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas perkuliahanya. Sebagai upaya mendapatkan referensi dan sumber informasi dalam mengembangkan cara berfikir manusia, membaca seharusnya menjadi satu kebisaan penting dalam keseharian masarakat, baik itu pedagang, poltisi, birokrat dan khalayak umum lainya dalam pengembangan wawasanya.

    Ilmu Pengetahuan Dan Peradaban
    Bacaan yang baik akan melahirkan pengetahuan yang baik, dan pengetahuan yang baik akan melahirkan suatu peradaban manusia yang baik pula.  Dalam catatan perjalanan sejarah manusia membuktikan bahwa  kemajuan peradaban manusia dipicu perkembangan  ilmu pengetahuan. Dan perkembangan ilmu pengetahuan tidak terlepas dari penyebaran dan penyampaian informasi dan ilmu pengetahuan itu sendiri.

    Buku menjadi sebuah kiasan yang secara nyata memainkan  peranan penting dalam penyebaran ilmu pengetahuan dan membawa peradaban manusia kearah lebih maju dan moderen. Meskipun tidak dapat ditentukan kapan peradaban itu datang, tentunya harus ada langkah awal dalam menuju peradaban itu sendiri.

    Peradaban memiliki beragam pengertian, Oswald spengler mengartikan peradaban sebagai suatu kebudayaan manusia yang telah mencapai taraf yang kompleks. Berbeda lagi dengan arnol tynbee yang didalam bukunya “The Disitegrations of Civilization” mengumukakan bahwa peradaban ialah kebudayaan masarakat telah mencapai taraf perkembangan teknologi. Apapun pengertianya ilmu pengetahuan tidak dapat dilepas pisahkan dari proses tercapainya sebuah peradaban. Karena untuk mencapai hasil dari budi daya manusia secara komleksitas baik itu fisik (jalan, bangunan, dan infrastruktur lainya) maupun non fisik (nilai, tatanan, budaya, politik dan lain-lain) sangat dipengaruhi individu-individu masarakat itu sendiri.

    Langkah taktis dalam menjemput peradaban disuatu tempat sudah barang tentu dimulai dengan penguatan ilmu pengetahuan. Hal ini tidak saja mesti berlaku dalam ruang lingkup formal baik bagi para pelajar ataupun mahasiswa melainkan masrakatnya secara totalitas. Tentunya hal ini bukanlah sesuatu hal yang mudah semudah membalikan telapak tangan, sehingga butuh sebuah formula dalam menggenjot pengetahuan masyarakat dengan meningkatkan minat bacanya sebagai sumber pengetahuan dengan program-program yang terstruktur, sistematis dan berjalan secara kesinambungan.

    GENCAR Butuh Kesadaran Masyarakat
    Peluncuran program gerakan buru membaca gencar (GENCAR) oleh pemerintah daerah Kabupaten Buru, merupakan proyek pengembangan sumber daya manusia (SDM) melalui upaya peningkatan minat baca ditengah-tengah masyarakat. Gencar menjadi skenario yang didesain  dalam mengatur  intuisi masyarakat agar proses internalisasi dan respon eksternalisasi individu- individu masarkat dapat berjalan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan dan direncanakan.

    Kegiatan yang telah disahkan melalui paripurna DPRD untuk tahun anggaran 2018 ini melibatkan kampus Universitas Iqra Buru di bawah kepemimpinan rektornya Ustad Mukadar sebagai penanggung jawab sekaligus penggeraknya. Sebagai laboraturium pendidikan tertinggi satu-satunya di kabupaten Buru, tentunya hal ini merupakan pemberian tanggung jawab  yang  sangat tepat.  

    Terlepas dari pada keterlibatan mahasiswanya nanti, rektornya juga dikenal memiliki kemampuan membaca dan menghafal cepat  dan telah di undang dibeberapa kampus di kota-kota besar untuk mensosialisasikanya.

    Selain sebagai penangung jawab Ustad mukadar juga merupakan penggagas dari kegiatan gerakan buru membaca (GENCAR). Dalam kegiatan Gencar tersebut telah dibagi menjadi beberapa jenis kegiatan yang nantinya akan dijalankan.  Kegiatan tersebut diantaranya adalah, rekayasa membaca, arisan membaca,  sosialisasi membaca cepat disepuluh kecamatan yang ada di Kabupaten Buru dan beberapa kegiatan lainya dalam upaya meningkatkan kesadaran baca masarakat .

    Dari semua rangkaian kegiatan yang ada tentunya hal tersebut merupakan ithikad baik yang perlu didukung oleh semua pihak. Meskipun kata “Peradaban” itu sendiri terdengar ekstrim dan fullgar, setidaknya  program Gencar telah menjadi batu loncatan dan langkah taktis awal pemerintah daerah dalam menjemput peradaban itu sendiri.

    Tak terlepas dari semua itu, partisipasi dan kesedaran masarakat sangatlah penting dalam suksesi kegiatan Gencar. Dimana pemanfaatan sumber informasi dan pengetahuan sudah harus dimaksimalkan sebaik-baiknya. Perlu adanya sinergitas antara masarakat dan pihak pemerintah sehingga kedudukan masarakat tidak hanya sebagai objek dari tiap-tiap program pemerintah. 

    Masyarakat harus berperan massif dan tampil sebagai lakon utama dalam kegiatan tersebut, baik sebagai pembaca yang produktif maupun sebagai aktor dalam mengkampanyekan budaya membaca kepada masarakat yang lainya. Dengan begitu apa yang dicanangkan dari setiap program pemerintah khususnya Gencar sebagai loncatan menuju sebuah peradaban dapat terealisasi dengan baik dan tidak hanya menjadi program formalitas belakang. (*)
    Jangan Lewatkan...

    Baca Juga

    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Post a Comment

    Item Reviewed: “GENCAR” Menuju Pilar Peradaban Rating: 5 Reviewed By: Kompas Timur
    Scroll to Top