Festival Pesona Meti
Kei (FPMK) yang di gelar Tahun 2017 merupakan ajang menampilkan budaya-budaya
masyarakat Kei yang mendiami dua daerah, yakni Kota Tual dan Kabupaten Maluku
Tenggara setelah 25 Tahun terakhir ini.
Abu Rumkel, Warga Kei
yang tinggal di Manokwari mengaku bangga melihat keramaian yang ditampilkan
dalam ajang Festival Meti Kei (Met Ev) Tahun 2017 ini, baik melalui
media massa maupun kesadaran warga Kei mempromosikan melalui sosial media dan
juga aksi nyata di beberapa Kota di Indonesia.
"Bukan hanya
promosi Budaya seperti Perlombaan Belang, namun Festival Meti Kei ini juga
menjadi ajang promosi pariwisata yang selama ini belum nampak di permukaan,"
kata Abu Rumkel kepada Kompastimur.com, Sabtu
(21/10).
Abu berharap Pesona Meti
Kei ini jangan dijadikan sebagai tumpangan politik dalam kepentingan para
elit semata menuju dalam rangka Tahun Pilkada 2018 mendatang tetapi hal
ini terus dikembangkan oleh siapapun yang menjadi pemimpin di Kabupaten Maluku
Tenggara dan Kota Tual.
"Saya berharap
FPMK ini diselenggarakan setiap tahun meskipun pergantian kepemimpinan, agar
menjadi pelajaran bagi generasi Evav secara keseluruhan," kata Rumkel.
Di singgung mengenai perlombaan
Belang yang diselenggarakan, siapapun menjadi juara itu menjadi kemenangan masyarakat
Kei, jangan sampai ajang lomba Belang ini memetakan antara Rascap yang
merasa menang dan yang merasa kalah.
0 komentar:
Post a Comment