Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi pada Sekolah Tinggi Ilmu-ilmu Sosial (STIS) Mutiara Tual, Damianus Fofid |
Langgur, Kompastimur.com
Pengembangan
dunia pariwisata di Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) memang sudah mengalami
peningkatan, hanya saja belum maksimal.
Dimana,
dengan dilaksanakannya Festivall Pesona Meti Kei (FPMK) oleh Pemerintah
Kabupaten Malra pertama Tahun 2016 lalu dan akan dialksanakan di kali ke II
tahun 2017 ini diharapkan seharusnya bisa memberikan dampak lebih bagi
pengembangan pariwisata di daerah itu.
Hal itu disampaikan Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi pada Sekolah Tinggi Ilmu-ilmu Sosial (STIS) Mutiara Tual, Damianus Fofid kepada Kompastimur.com di ruang kerjanya, Senin (09/10/2017).
Fofid menjelaskan dari sisi akademisi bahwa, FPMK pertama yang diselenggarakan pada tahun 2016 kemarin sudah menggaun, artinya bahwa sudah mengangkat nama Kabupaten Malra.
“Kami berharap FPMK kali ini gaunnya harus lebih dari FPMK tahun kemarin. Namun, pada kenyataanya sampai saat ini, kelihatan Kei biasa-biasa aja, artinya bahwa terkesan tidak ada kesiapan dari masyarakat lokal dalam hal ini, masyarakat Malra,” kata Fofid.
Selain itu, lanjut Fofid, masyarakat di Kabupaten Malra pun kurang diberdayakan. Dimana, kurang adanya ada konektifitas dari pemerintah daerah, dalam hal ini Dinas Pariwisata bersama pelaku-pelaku wisata di daerah sekitar.
“Maksud pemberdayaan disini ialah, adanya konektifitas antara program pemerintah daerah bersama masyarakat sekitar yang memiliki keunggulan-keunggulan seperti buah-buahan, budidaya ikan, ataupun makanan-makanan tradisional lainnya yang dapat menjadi nilai jual tersendiri bagi kita sebagai orang Kei,” ujarnya.
Fofid mengatakan bahwa, FPMK kali ini ada adalah FPMK yang ke II, jika dibandingkan antara FPMK yang pertama dan yang ke II agak sedikit berbeda, mengapa demikian karena, pada FPMK yang pertama masyarakat merasa bahwa, inilah Festival mereka, dan inilah Kei mereka sehingga masyarakat selalu antusias saat pelaksaan FPMK pertama.
“Namun,
pada FPMK yang ke II yang akan dilaksanakan ini terkesan bahwa tidak ada evaluasi dari yang pertama sehingga terkesan
pada FPMK yang ke II tidak ada
promosi-promosi agenda-agenda, sebab kegiatan belum terlihat, harapnya jangan
hanya promosi diluar saja, tetapi setidaknya di dalam daerah juga agar
memancing perhatian dari masyarakat agar turut merasa bahwa inilah daerah saya,
inilaha festival saya, dan inilah pariwisata saya,” pungkasnya. (KT-JO)
0 komentar:
Post a Comment