Sebanyak
50 peserta Penataran Babinsa Tersebar menerima materi Proxy War yang diberikan
Danrindam Jaya Kolonel Inf Anton Yuliantoro di Ruang Gatot Subroto Rindam Jaya,
Condet, Jaktim, Sabtu (30/9/17).
Dalam
penjelasannya, Kolonel Inf Anton Yuliantoro mengajak para Babinsa (Bintara
Pembina Desa) untuk mampu memahami situasi kondisi yang terjadi saat ini,
sehingga tidak hanyut (terbawa) oleh perubahan situasi yang menyebabkan lunturnya
ketanggapan dan kesiapsiagaan para Babinsa.
Dalam
kesempatan tersebut, Kolonel Inf Anton Yuliantoro memberikan penjelasan secara
rinci situasi banyak negara yang terus mengalami krisis energi karena tidak
seimbang dengan tingkat pertumbuhan penduduk dunia, sehingga perang energi
tidak bisa dihindari, termasuk oleh Indonesia. Kondisi ini menyebabkan sulitnya
memprediksi siapa lawan dan siapa kawan karena adanya pengendalian non state
actors (aktor non Negara) dari jauh.
Untuk
itu, Danrindam Jaya memberikan beberapa penekanan kepada para Babinsa untuk
terus meningkatkan kemampuan intelijen, dan mengokohkan kemanunggalan dengan
rakyat, sebab TNI tidak bisa mempertahankan negara tanpa peran serta rakyat.
Kolonel
Inf Anton Yuliantoro juga meminta para Babinsa untuk mencermati perkembangan
situasi terkini di Indonesia yang telah mengalami perang media massa sebagai
upaya pembentukan opini, rekayasa sosial dan kegaduhan di masyarakat. Juga
nampak penyebaran black campaign (kampanye hitam) untuk menjatuhkan dan
menghancurkan hasil-hasil komoditas Indonesia. Serta ada upaya untuk
menghancurkan generasi muda melalui budaya negatif, mengadu domba antar
TNI-Polri, penyadapan percakapan pejabat negara, serta upaya menjatuhkan citra
Indonesia di mata Internasional dengan isu terorisme, HAM, demokratisasi,
lingkungan hidup, dan isu lainnya.
Dengan
kondisi tersebut, Kolonel Inf Anton Yuliantoro meminta para Babinsa setelah
bertugas di wilayah masing-masing untuk menyadari peran Babinsa sebagai ujung
tombak TNI AD, Babinsa harus dapat
membantu memberikan kesadaran bagi generasi muda untuk bangkit dan menyadari
kondisi bangsa saat ini, dimana kemajuan Indonesia tidak diharapkan oleh bangsa
lain yang melakukan kendali di berbagai aspek kehidupan (Ipoleksosbud). (KT-rls)
0 komentar:
Post a Comment