• Headline News



    Wednesday, September 13, 2017

    Terkuak PT. Panbers Curi Listrik PLN Karena Bantuan Orang Dalam

    Namlea, Kompastimur.com
    PT. Panbers, perusahan perkebunan karet di Waegernangan, Kecamatan Lolong Quba, Kabupaten Buru, berbulan-bulan menikmati aliran listrik PLN tanpa bayar. Aksi pencurian itu berlangsung rapih dan melibatkan orang dalam PLN.

    Wartawan Kompastimur.com melaporkan, sampai Rabu (13/9). aliran listrik PLN masih terlihat menyalah di kompleks perkebunan karet PT. Panbers.

    Tak ada satupun penanggungjawab di PT. Panbers yang mau menemui wartawan untuk memberikan penjelasan. Satu satpam yang berjaga di pintu masuk, bernama Sudin berkilah tak ada satupun pegawai di kantor.

    Ia sempat mengubungi pihak manajemen menggunakan pesawat HT. Setelah itu ia menggunakan motor masuk ke kompleks perusahan.

    Tak lama Sudin kembali ke pos jaga seraya mengatakan, "katanya pimpinan sedang ke Namlea."

    Kasus pencurian aliran listrik PLN ini diketahui wartawan tanpa disengaja saat berpapasan dengan Camat Lolong Quba, Baharudin Besan di Desa Baman. Saat itu camat didampingi sejumlah staf sedang meninjau pekerjaan yang dibiayai dana desa.

    Kepada wartawan, camat mengeluhkan aksi penipuan dari para oknum PLN yang menyebabkan korban di pihak warganya yang jumlahnya lebih dari seribuan sambungan rumah.

    Camat mengaku heran, kenapa listrik di rumah warganya diputus. Padahal mereka itu membayar resmi kepada pihak PLN.

    Hanya dibenarkannya, saat oknum PLN menyambung aliran ke rumah-rumah banyak yang tak mendapat meteran prabayar. Akibatnya diputus lagi dan warganya ditagih tuk menyetor sejumlah uang ke PLN.

    "Korban di Lolong Quba saja lebih dari seribu," katanya gemas.

    Setelah menjelaskan aksi penipuan PLN yang menimpa warganya, camat lalu berkicau soal pencurian listrik PLN di PT. Panbers. Ia tak puas, karena warganya dikejar-kejar, tapi perusahan itu aman-aman saja
    .
    "Perusahan karet ini juga pakai listrik PLN. Mereka hanya beli gardu listrik sekitar Rp.2 milyar. Sisanya punya PLN," ujarnya polos.

    Kicauan camat itu ternyata terbukti di lapangan. Dari hasil investigasi terungkap, kalau ada puluhan tiang listrik milik PLN yang tertanam mulai dari arah Migodo menuju perusahan.

    Kabel telanjang bertegangan tinggi juga telah terpasang. Bahkan kabel berbungkus plastik hitam yang mengaliri listrik ke rumah karyawan dan kantor PT. Pambers juga telah terpasang.

    Pada satu sisi jalan perkebunan di dekat satu gedung ada gardu listrik. Satu terpasang pada tiang tinggi dan ada gardu pengendalinya menempel pada tiang di dekat tanah.

    Sumber orang dalam PLN yang mewanti-wanti namanya dirahasikan mengungkapkan, kalau tiang dan kabel listrik menuju perusahan itu telah dipasang diam-diam saat kepala Ranting Waeapo dijabat oleh omnum PLN bernama Hidayat dan pimpinan Rayon PLN Namlea masih dijabat Ramly Malawat.

    Namun alirannya masih belum menyala di kompleks perusahan itu, karena harus menunggu pemasangan gardu terlebih dahulu.

    Konon kabarnya sembilan buah tiang listrik terakhir, berikut gardunya baru dipasang pada  April lalu dan listrik PLN dinikmati perusahan itu pada  Mei 2017.

    "Tiang listrik yang 9 buah ini juga milik PLN yang diambil dari lokasi banjir bulan April lalu. Iqbal yang bertanggung jawab menyambung aliran ke perusahan secara ilegal," tutur sumber ini.

    Pada perusahan itu terdapat pemasangan meteran 33.000 watt. Namun pemakaiannya tak menggunakan pembatas, alias los strom.

    Kepala PLN Rayon Namlea, Wahyu Saputra yang ditemui saat berada di PLN Ranting Waeapo, Rabu siang (13/9), tak mengelak kalau adanya aksi pencurian listrik alias penyambungan ilegal di perusahan itu.

    Setelah ia tahu kalau kasus di perkebunan karet sudah tercium, Wahyu sempat meminta agar wartawan dapat menemui seorang manajer PT. Panbers bernama kecil Edy.

    Ditanya lebih jauh perihal penyambungan ilegal ke perusahan karet ini, Wahyu mengatakan, saat disidak perusahan itu sudah berbulan-bulan menikmati aliran listrik milik PLN.

    Sebelumnya tak ada jaringan menuju perusahan itu dari arah depan jalan utama di Waegernangan .

    Jaringan terpasang lewat jalur belakang ditarik dari Migodo, sehingga tak diketahui khalayak ramai.

    Tiang listrik dan kabel telanjang semua milik PLN yang dipasang oleh oknum di perusahan plat merah itu secara ilegal pula.

    Lazimnya, kata Wahyu, PT. Panbers terlebih dahulu harus menyurati Pimpinan Rayon PLN Namlea untuk meminta penyambungan aliran.

    Dengan alasan surat tadi, pihaknya akan meneruskan ke pimpinan cabang di Ambon guna meminta pengadaan tiang dan kabel karena disana belum ada jaringan.

    Sesudah itu, secara resmi PLN membangun rajingan baru menuju perkebunan karet. Dan untuk menyambung ke perusahan juga harus ada kewajiban lain yang dipenuhi.

    Tapi ketika dimintai ketegasannya kalau perkebunan karet telah penuhi prosedur dan menjadi pelanggan, ia akhirnya menjawab tidak. Untuk memasang aliran 33.000 watt saja, perusahan ini wajib membayar biaya penyambungan sekitar Rp.35 juta.

    Wahyu mengaku peeusahan ini ada merogoh kocek untuk penyambungan dan tiang sekitar Rp.250 juta. Ia tahu itu karena pernah diperlihatkan oleh seseorang yang bernama Edy.

    Ketika ditanya berapa kerugian yang diderita PLN akibat aksi pencurian aliran di perkebunan karet itu, Wahyu tak berani memastikannya.

    Menurut Wahyu, dengan menggunakan daya 33.000 watt dan ada pembatas, biasanya pelanggan membayar sekitar Rp.15 juta  s/d Rp.20 juta per bulan.

    "Mereka tak pakai pembatas. Kabel yang di dekat meter saja saat dipegang sangat panas," cerita Wahyu.

    Selama berada di PLN Waeapo, wartawan tak melihat Iqbal berada di sana. Menurut Wahyu, anak buahnya itu ada di Mapolres Buru. "Hari ini dia akan ditahan oleh polisi," jelas Wahyu.

    Selama berada di PLN Waeapo, ada beberapa korban juga terlihat datang untuk membayar sejumlah uang dengan nilai berfariasi. Wajah mereka terlihat sedih dan masam, karena harus merogoh kantong jutaan rupiah agar bisa nikmati penerangan PLN.

    "Kami tidak tahu kalau sambungan tanpa meter ilegal. Yang nyambung kan orang PLN setelah kami membayar resmi ke PLN," papar Sukardi.

    "Bukannya mereka datang memasang meter. Tapi saya disuruh datang lagi bayar Rp.1,4 juta agar listrik tetap menyala. Dia yang nyambung aliran ke rumah saya," jelas Sukardi sambil menunjuk seorang petugas PLN Waeapo .

    Petugas yang ditunjuk ini sempat kaget lalu buru-buru menyingkir ke belakang salah satu rumah dinas di kompleks PLN Waeapo.(KT-10)
    Jangan Lewatkan...

    Baca Juga

    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Post a Comment

    Item Reviewed: Terkuak PT. Panbers Curi Listrik PLN Karena Bantuan Orang Dalam Rating: 5 Reviewed By: Kompas Timur
    Scroll to Top