Kabupaten Buru Selatan (Bursel) yang dipimpin oleh
Bupati Tagop Sudarsono Soulisa dan Wakil Bupati Buce Ayub Seleky hingga saat
ini masih mengalami kekurangan jumlah guru yang mencapai ratusan guru.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pedidikan Kabupaten
Bursel, Nataniel Solissa, saat membuka Kampanye Pendidikan II yang digelar oleh
Jemaat GPM Labuang di SD Inpres Labuang, Selasa (5/9)
Solissa mengatakan untuk tenaga guru yang sudah PNS di
Kabupaten Bursel mencapai 636 tenaga guru sehingga Bursel masih kekurangan
ratusan tenaga guru dan itu pun belum terhitung untuk tenaga guru pada Tingkat Kanak-Kanak
dan SMA.
“Data yang kita punya untuk tenaga guru di Bursel
sebanyak 1.568 guru untuk tingkat SD dan SMP belum kita kalkulasi pada Tingkat
Kanak-Kanak (TK) dan SMA. Namun Data rill tenaga guru yang baru PNS di Bursel
sebanyak kurang lebih 636 guru, dan sisanya kurang lebih 811 guru itu belum
PNS,” jelas Solissa.
Dalam sambutanya, Nataniel menjelaskan, kriteria mengukur
sumber daya seseorang siswa adalah salah satunya melalui dari mutu pendidikan
yang berkualitas yang diperoleh siswa tersebut dari seorang guru yang
berkualitas pula.
Selain itu, menurutnya, pendidikan merupakan tanggung
jawab semua pihak. Untuk itu mutu pendidikan yang berkuliatas dan bermutu, tak
lepas dari peran seorang guru. Dimana guru mempunyai andil penting dalam
pembangunan karakter seorang anak serta merupakan pembimbing ulung bagi seorang
siswa agar menjadi yang terbaik bagi dirinya, keluarga, bangsa dan negara.
Namun, pahlawan tanpa tanda jasa ini, masih terlihat
minim di kabupaten yang bertajuk Lolik Lalen Fedak Fena, padahal salah satu
indikator penentu baiknya sebuah pendidikan dan kemajuan seorang siswa juga
dari seorang guru.
Mantan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Bursel ini berharap kedepan, dengan terpenuhi pemerataan guru di
sekolah-sekolah yang ada di 6 kecamatan pada Kabupaten Bursel, bisa menjamin
mutu pendidikannya sehingga menjadi lebih baik lagi karena dengan pemerataan
guru pada setiap sekolah yang ada di Bursel akan memfokuskan peran seorang guru
sebagai pengajar dan pendidik dalam menjalankan tugasnya.
“Misalnya, kalau seorang guru yang menangani 4 sampai
5 kelas itu juga kan tidak bagus, karena akan susah untuk membagi dirinya dalam
memberikan ilmu bagi siswa,” ungkap Solissa yang juga mantan guru ini. (KT-02)
0 komentar:
Post a Comment