Dengan mengenakan busana khas orang Maluku yakni Cele,
Paduan Trompet Ora et Labora asal Jemaat Nehemia Benteng dibawa kepemimpinan
Stephani Tupamahu selaku Dirigen mampu memberikan nuansa baru yang berujung
pujian berupa standing applous dari Novan Salamena selaku Juri dalam perlombaan
Ansamble Brass dalam rangka Hari Ulang Tahun Gereja Protestan Maluku (GPM)
ke-82 tahun.
Standing applous yang diberikan lantaran, Paduan Suara
Ora et Labora merupakan satu-satunya finalis yang paduan suaranya dipimpin oleh
seorang wanita berusia belasan tahun itu. Kendati demikian, ada sedikit catatan
yang diberikan sehingga bisa diperbaiki lagi.
Seperti diketahui, Ansamble Brass merupakan jenis
perlombaan berkelompok dengan anggota regu maksimal delapan orang dan
membutuhkan kekompakan dalam memperdengarkan lantunan musik lewat trompet.
Ketua Panitia Pelaksana Roderik Manuhutu yang
dikonfirmasi media ini mengaku kagum dengan pelaksanaan kegiatan ini. Dirinya
juga kaget jika dalam paduan ansamble brass di Kota Ambon ada yang dipimpin
oleh seorang wanita.
"Saya setelah melihat pentas dari Paduan Trompet
Ora et Labora asal Benteng ini saya juga kaget karena ada sosok wanita yang
bisa menjadi pemandu atau dirigen," ungkap Manuhutu, Jumat (01/09).
Disamping itu, Dennis Telussa selaku pembina Paduan
Trompet Ora et Labora asal Benteng ini memberikan apresiasi lantaran telah
menunjukan sesuatu hal yang menakjubkan pada ajang perlombaan itu.
Telussa juga mengatakan, waktu latihan saat menuju
pentas hanya menghitung jam.
"Mereka yang notabene adalah kaula remaja hanya
memfokuskan diri untuk mengekspresikan musik sebagai jiwa mereka, nah dalam
perlombaan ini saja mereka hanya berlatih dalam durasi waktu yang tidak terlalu
lama," kata Telussa.
Menurutnya, hal tersebut adalah sebuah wujud ketekunan
dan keseriusan para kaula muda di Benteng dalam hal mengekspresikan musik
sebagai bentuk ucapan terima kasih mereka kepada Sang Ilahi Pemberi Hidup itu. (KT-HT)
0 komentar:
Post a Comment