Kendati Calon
Gubernur Maluku, Murad Ismail memiliki tingkat elektabilitas yang cukup baik
untuk bertarung di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Maluku yang akan berlangsung
2018 mendatang, namun anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Mercy Barends mengau
tak berminat untuk mendampingi Murad.
Hal itu ditegaskan kepada
wartawan menyusul dirinya diinformasikan akan mendampingi Murad Ismail dalam
event politik Maluku 2018 nanti, sebagai bentuk koalisi antara Murad dengan
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
"Saya mau mengklarifiskasi tentang ada informasi soal beberapa media terkait rekomendasi PDIP untuk pak Murad dan saya. Saya mau menegaskan bahwa informasi tersebut itu tidak benar. Bekaitan dengan simpang siur dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP untuk Pilgub sampai hari ini pun belum ada rekomendasi yang ditandatangani Ketua Umum Ibu Megawati dan Sekjen PDIP," kata Mercy, Senin (18/9).
Mantan anggota DPRD Maluku ini mengatakan perlu untuk diketahui publik bahwa dirinya pun hingga kini tidak menjalankan proses-proses konsolidasi maupun sosialisasi diri secara organisatoris di partai politik dalam berbagai tahapan-tahapan penjaringan maupun penyaringan sebagai seorang kandidat yang menyangkut dengan Pilgub Maluku.
"Kemudian saya
harus sampaikan sikap saya sampai hari ini tidak berproses secara organisatoris
di partai dalam seluruh proses penjaringan sampai penyaringan. Karena saya
masih fokus mengurus Maluku lewat senayan. Secara pribadi, saya mohon maaf agar
kemudian jangan ada lagi informasi yang terkesan simpang siur. Bahwa Ibu
Megawati telah memanggil pak Murad dan saya yang berkaitan poencalonan itu,
sama sekali tidak benar. Sampai hari ini saya tidak pernah dipanggil oleh ibu
Megga," tegas Mercy.
Jadi, tambahnya, itu isu yang sengaja dimainkan oleh oknum untuk menggiring opini publik di Maluku. Yang harus diluruskan, terhadap opini, tersebut bahwa dirinya sangat menyayangkan secara etis politik tidak dapat dibenarkan karena sampai hari ini, dirinya masih tetap fokus di DPR RI.
Mercy mengakui, tidak pernah berproses dalam pencalonan secara normatif atau formal di PDIP maupun partai politik lainnya. Tidak pernah dipanggil oleh Ketua Umum Partai Megawati Soekarno Putri tekrait pencalonan. Ada sejumlah permintaan untuk memintanya berpasangan, ada sejumlah calon lain tetapi dirinya menolak, dengan alasan, masih lebih baik berdiskusi dengan membagi tugas dan tanggung jawab, biar ada yang megurus Maluku dari Senayan dan ada juga melalui pemerintah daerah.
"Tolong
pertegas, ini sangat jahat dan nakal. Saya sendiri tidak pernah berproses.
Kalau mau berproses secara formal minimal harus melaporkan ke Ketua Fraksi dan Sekretaris
Fraksi. Tapi sampai hari ini saya tidak pernah minta ijin dan sebagainya.
Karena itu harus mengundurkan diri. Dan saya masih laksanakan tangung jawab
saya selaku anggota DPR. Jadi kalau ada info menyangkut penugasan partai kepada
saya mendampingi Murad Ismail itu sama sekali tidak benar," pungkasnya. (KT-SH)
0 komentar:
Post a Comment