Wakil Ketua Badan
Pengurus Daerah (BPD) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Provinsi Maluku
Jaqueline Margareth Sahetapy memberikan Pekerjaan Rumah (PR) kepada Ketua Umum
(Ketum) HIPMI Kabupaten Buru Selatan (Bursel) baru Basir Mony. Dimana, Mony
ditantang untuk melahirkan 1.000 pengusaha di Kabupaten yang berjuluk Lolik
Lalen Fedak Fena ini.
Hal tersebut
dikemukakan Sahetapy ketika membacakan sambutan Ketua BPC HIMPI Provinsi Maluku
Boy R Sangadji, saat membuka Musyawarah Cabang (Muscab) I, Pelantikan, Rapat
Kerja Cabang (Rakercab) dan Pendidikan dan Pelatihan Cabang (Diklatcab) Badan
pengurus Cabang (BPC) HIMPI Kabupaten Bursel, Jumat (22/12), yang dipusatkan di
Aula Kantor Bupati Bursel.
Ia menyebut, pelaksanakan
Muscab I di Bursel, sebagai momentum regenerasi kepengurusan baru yang kapabel.
Olehnya itu, diharapkan ini menjadi catatan bagi Ketua Umum HIPMI yang baru,
untuk lebih bersinergi lagi dengan pemerintah, selain untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi di Bursel juga menciptakan lapangan kerja baru, untuk
generasi yang ada di Bursel.
“Kita juga harus
menjadi katalisator pembangunan di Kabupaten Bursel. Saya ingin hal penting
yang menjadi pemikiran rekomendatif Muscab di hari ini HIPMI Bursel harus bisa
dan menjadi virus untuk melahirkan 1.000 pengusaha muda di segala sektor
bisnis. Saya rasa bisa. Saya tadi jalan-jalan dan mengetahui kalau pengusaha
non pribumi di Bursel sangat sedikit, ini kesempatan yang bisa di ambil oleh
kita semua di HIPMI Bursel,” ujar Sahetapy.
Maka itu, besar
harapannya, Muscab I HIPMI bisa melahirkan blue print investasi di Kabupaten
Bursel pada sektor-sektor produktif unggulan. Terkait komoditas pada sektor apa
itu HIPMI Bursel yang lebih tahu.
Menurut mantan agen
asuransi ini, dari yang dia pelajari Lumbung Ikan terbesar itu ada di Bursel.
Bagaimana bisa bersinergi dengan pemerintah, menggunakan jaringan HIPMI untuk
dapat menghadirkan investor di Bursel, sehingga komoditi asli Bursel dapat
dikembangkan secara maksimal.
“Siapa lagi yang bisa
melakukan kalau bukan kita anak muda, kalau bukan HIPMI. Jangan biarkan orang
lain datang untuk meraup kekayaan alam sendiri. Jadi kita harus siapkan
inisiasi untuk menangkap peluang-peluang itu,” tutur Jaqueline.
Selain itu,
tambahnya, One Village One Product (Satu
desa-satu produk-red) harus dikembangkan dengan teknologi yang tepat guna,
seperti yang saya katakan tadi. Misalnya ikan sebagai potensi laut yang luar
biasa, itu dikembangkan dengan komunitas yang tepat guna sehingga kontribusinya
jelas bagi teman-teman sebagai pengusaha maupun bagi pemerintah untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Bursel secara khusus dan Indonesia pada
umumnya.
“Pak Basir kalau
sebentar terpilih sebagai Ketua Umum itu menjadi perhatian bapak untuk
melahirkan 1.000 pengusaha di Bursel, itu titipan saya. Jadi, Bursel harus
mendorong satu Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), saya dengar di Bursel sudah ada
dan sementara di dorong. Mudah-mudahan KEK itu bisa dijalankan di Kabupaten
Bursel berbasis pertanian dan kelautan, sebagai potensi unggulan Bursel,” kata
Sahetapy.
Disisi lain, HIPMI
Bursel diharapkan juga dapat berjejaring dengan pemerintah dan organisasi
profesi lainnya, dalam mempersiapkan Bursel sebagai destinasi yang strategis
yang berada di kawasan alur laut kepulauan Indonesia.
“HIPMI Bursel harus
mendudukan usaha-usaha kreatif berskala kecil dan mikro sebagai pondasi
pertumbuhan ekonomi. Karena kita berawal dari kecil dahulu. Jangan semua mau
menjadi kontraktor, kue APBN dan APBD kecil, belum dibagi-bagi, semua
kontraktor tidak bisa hidup,” tutur mantan pegawai Bank ini.
Sahetapy menuturkan,
Indonesia saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat, dimana hal itu
ditunjukan dengan kemajuan pembangunan beberapa tahun terakhir ini. Tentunya,
di Kabupaten Bursel juga merasakan dampak tersebut dengan adanya penambahan
infrastuktur dan lain-lain.
“Di tengah ketidak
pastian ekonomi global, tingkat perekonomian Indonesia tumbuh 5, 2 persen pada
2016 dan 2017 diprediksikan akan tumbuh menjadi 5,2 persen. Pertumbuhan ini
mengindikasikan stabilitas ekonomi Indonesia tumbuh perlahan semakin baik.
Serta iklim investasi yang makin terbuka dibarengi dengan semakin baiknya daya
beli masyarakat,” kata Sahetapy.
Pada sisi lain
pertumbuhan investasi swasta diperkirakan juga meningkat karena tingginya harga
komoditas serta efek dari kelonggaran moneter dan reformasi di bidang ekonomi.
Di tengah-tengah perbaikan perekonomian Indonesia mengalami laju inflasi sekitar 4, 3 persen di tahun 2017, yang
mengidentifikasikan bahwa pertumbuhan ekonomi kita masih terus dibayangi oleh
ketidakpastian global.
“Ini menjadi
informasi bagi kita pengusaha, karena sebagai pengusaha kita harus up date
pertumbuhan perekonomian di Indonesia.
Di tengah pertumbuhan ekonomi yang terus membaik, ini tentunya merupakan
tantangan bagi kita semua di dunia usaha, baik secara umum, maupun bagi
pengusaha-pengusaha muda dan secara khusus kita semua,” tutur Sahetapy.
Sahetapy mengaku,
harus ada langkah progresif dan inovatif untuk mendorong tumbuhnya usaha-usaha
menengah agar kita dapat bersaing dalam kompetisi ekonomi regional. HIPMI
sebagian besar dari kontributor rumah pertumbuhan ekonomi nasional, turut
mengkontribusikan presentasi dalam pertumbuhan ekonomi.
“Tidak sedikit
pengusaha muda di Indonesia, teman-teman pengusaha kecil juga turut
mengkontribusikan dalam bentuk pajak, untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi di
negara kita ini,” ujar politisi Partai Demokrat Maluku tersebut.
Turut hadir dalam
Muscab I tersebut, anggota DPRD Maluku Dapil Buru-Buru Selatan La Galep,
Caretaker Ketua BPC HIPMI Kabupaten Bursel Siamin Loilatu, Ketua Panitia Muscab
I HIPMI Kabupaten Bursel Jumra Sigmarlatu dan calon tunggal Ketua HIPMI
Kabupaten Bursel Basir Mony.
Dimana, dalam Musda
tersebut, Basir Mony yang merupakan calon tunggal Ketua Umum BPC HIPMI Kabupaten Bursel terpilih secara aklamasi. (KT-01)
0 komentar:
Post a Comment