• Headline News



    Wednesday, August 9, 2017

    Wakil Matgugul Mual Juga Kecam Tindakan Pelecehan Adat Pulau Buru

    Namrole, Kompastimur.com
    Wakil Ketua Matgugul Mual, Roy Solissa juga melontarkan kecamannya terhadap tindakan pelecehan yang dilakukan oknum tertentu terhadap adat Pulau Buru ketika Festival Duen digelar, Selasa (7/8) lalu di Kali Waetina, Desa Namrinat, Kecamatan Namrole, Kabupaten Buru Selatan (Bursel).

    Roy kepada wartawan di Namrole, Rabu (9/8) mengaku bahwa pemakaian Ifutin (Lenso Kepala) kepada wisatawan wanita asal Amerika Serikat bernama Patricia yang mandi di Kali Waetina dengan menggunakan busana sebatas bikini tersebut merupakan pelecehan terhadap adat Pulau Buru.

    “Saya akui memang Pemda sudah minta maaf, tapi apakah permintaan maaf itu jaminan. Ini jati diri. Jadi saya minta kepada Pemda, lain kali berhati-hati, maaf boleh saja secara lisan, tetapi secara hati nurani saya sangat menyesal,” tegasnya.

    Dirinya pun mengecam para anak adat di Dinas Kebuadayaan dan Pariwisata Kabupaten maupun yang hadir saat kegiatan Festival Duen dan membiarkan insiden pelecehan terhadap adat Pulau Buru itu terjadi.

    “Sebagai pemerintah adat, Wakil Matgugul Mual, saya sangat mengecam anak-anak adat sebagai pewaris-pewaris adat di Pulau Buru, kenapa itu dibiarkan, bahkan sampai foto setengah telanjang (bikini-red) pakai Ifutin. Ifutin itukan mahkota kerajaan, jangan main-main dengan Ifutin. Itu jati diri, logo kabupaten ini ada pada Ifutin. Jadi jangan sampai disalah gunakan, jadi anak-anak adat yang berperan di dunia pariwisata, saya minta lain kali jangan ini terulang lagi dan itu tidak diberkati oleh Yang Maha Kuasa,” paparnya.

    Lanjut Roy, semua anak adat Pulau Buru harusnya bisa menjaga adat secara baik dan tak membiarkan adat dilecehkan begitu saja. Jadi, kepada anak-anak adat Pulau Buru yang ada di Pemkab Bursel, khususnya di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bursel dihimbau untuk tidak merubah tatanan adat yang sudah diturunkan turun temurun dari leluhur hingga saat ini.

    “Apa pun alasan harus koordinasi dengan tua-tua adat karena mereka ini lebih tahu dengan mereka punya adat, jangan karena sekolah dan merasa pintar lalu mau merubah kita punya jati diri, itu sangat keliru ya, satu kekeliruhan ada pada kita punya anak-anak sebagai generasi adat di Pulau Buru, dia harus berpegang teguh pada dia punyya ketentuan dan janji-janji orang tua sampai saat ini,” ujarnya.

    Dirinya mengancam akan memberikan sanksi denda adat maupun sanksi berupa pemukulan dengan rotan jika ditemukan adanya insiden-insiden seperti ini terjadi lagi, baik oleh Kepala Soa maupun anak-anak adat di daerah ini.

    “Saya kecam anak-anak yang menerima tamu, agar jangan terulang lagi. Sebab kalau terulang lagi, resiko di tanggung sendiri, kita kasih denda adat yang berat, jangan main-main. Ini belum dituntut semua dari orang-orang tua di Pulau Buru,” paparnya.

    Roy pun menegaskan bahwa jika ada Kepala Soa maupun anak adat yang melakukan kesalahan yang sama, maka mereka dianggab tidak tahu adat dan hal itu sangat disesalkan.

    “Marga atau soa dari mana, kalau sampai diketahui itu, lebih baik dia stop dan jangan terulang lagi. Kalau demikian, maka saya anggab Kepala Soanya tidak tahu adat,” tegasnya.

    Dirinya sangat menyesalkan perbuatan oknum tertentu yang mengenakan Ifutin di kepala wisatawan yang merupakan salah satu awak Kapal Nauti Nauti itu.

    “Ini merupakan pelecehan adat. Janggan main-main. Ifutin di pakai kepada seorang bule wanita, bule ini siapa? Anak adat di Pulau Buru?. Kalau saya ada, saya usir keluar,” tegasnya.

    Dirinya pun mengaku bahwa kesalahan-kesalahan seperti ini sering dilakukan, seperti saat pelaksanaan pembukaan MTQ XXVII Tingkat Provinsi Maluku beberapa waktu lalu yang menampilkan tarian kolosal yang diklaim sebagai tarian Buru, padahal dalam tarian itu malah menampilkan laki-laki dengan panah. Padahal, masyarakat adat Buru tidak mengenal panah sebagai senjatanya, yang mereka kenal ialah parang dan tombak.

    Bahkan, atas berbagai kekeliruhan yang dilakukan oleh oknum-oknum di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bursel, maka kali ini pihaknya melarang adanya aktivitas Wonderful Sail2 Indonesia di salah satu icon wisata di Kabupaten Bursel, yakni Air Babunyi di Kecamatan Leksula.

    “Kali ini Air Babunyi saja saya tutup karena banyak hal yang tidak sesuai, makanya Namrole saja yang buka, karena kekeliruhan seperti ini terjadi di lapangan dan masyarakat jadi korbban, sebab punya barang sendiri lai teraniaya dengan akang. Akibat pelaksana-pelaksana lapangan tidak memahami ini,” tegasnya.

    Pada kesempatan itu, Dirinya pun memberikan apresiasi dan mengaku terharuh dengan langkah-langkah protes yang dilakukan oleh para tokoh adat dari Noro Pito dan Noro Pa yang tak terima dengan pelecehan itu.

    “Saya punya jati diri dan seluruh bapak-bapak adat diinjak-injak dan turut sedih bahkan marah dan bisa-bisa pemerintah harus bertanggung jawab, tapi kita mau Pemda ya kasihan mereka banyak kurang memahami, tapi di dalam struktur itu anak-anak adat, dia harus tahu tentang adat dan jati diri kita sebagai masyarakat adat di Pulau Buru,” tuturnya.

    Roy mengaku akan tetap mendukung berbagai event internasional maupu nasional yang diselenggarakan di Kabupaten Bursel seperti Wonderful Sail2 Indonesia ini, hanya saja jangan sampai membiarkan adat Pulau Buru dilecehkan seperti ini.


    “Jadi saya minta kedepan, baik event-event nasional maupun internasional. Bisa saja pintu Bursel terbuka untuk menyambut siapa pun, tetapi adat di depan dan mengenai adat harus koordinasi dengan orang-orang tua adat dan bukan sembarang orang yang tidak tahu adat di pasang untuk menyangko Ifutin. Dia itu siapa. Saya mengecam hal itu. Jadi mohon kedepan jangan terulang lagi,” pungkasnya. (KT-01)
    Jangan Lewatkan...

    Baca Juga

    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Post a Comment

    Item Reviewed: Wakil Matgugul Mual Juga Kecam Tindakan Pelecehan Adat Pulau Buru Rating: 5 Reviewed By: Kompas Timur
    Scroll to Top