• Headline News



    Wednesday, August 9, 2017

    Sejumlah Tokoh Adat Marah Lantaran Adat Pulau Buru Dilecehkan Saat Festival Duen

    Namrole, Kompastimur.com
    Belasan tokoh adat, Rabu (9/8) mendatangi Kantor Bupati Buru Selatan (Bursel) guna menemui pihak Pemerintah Kabupaten Bursel dan memprotes tindakan pelecehan yang dilakukan oleh oknum tertentu diselah-selah kegiatan Festival Duen di Kali Waetina, Desa Namrinat, Kabupaten Bursel yang merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Wonderful Sail2 Indonesia 2017.

    Mereka tak terima dan sangat marah, lantaran Ifutin (Lenso Kepala) yang sesuai adat Pulau Buru dianggab sebagai Mahkota bagi setiap laki-laki anak adat Buru dipakaikan kepada seorang wisatawan peserta Wonderful Sail2 Indonesia bernama Patricia asal Amerika Serikat.

    Padahal, sesuai adat Pulau Buru, Ifutin tidak boleh dipakai oleh seorang wanita di kepalanya. Terlebih lagi, Patricia turut memakai Ifutin tersebut saat mandi di Kali Waetina usai Festifal Duen dengan hanya menggunakan bikini dan Ifutin itu diduga dipakaikan oleh oknum-oknum tertentu yang jika di lihat dari bentuk ikatan di kepala awak Kapal Nauti-Nauti itu, merupakan orang yang tahu dan sadar betul dengan adat Pulau Buru yang melarang seorang wanita memakai Ifutin di kepala. Sementara, ada kesan pembiaran oleh tokoh adat maupun pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bursel yang seharusnya paham terhadap hal itu.

    Mereka yang datang memprotes hal itu terdiri dari Hutang Nurlatu, Alpius Latbual, Nadus Tasane, Semy Tasane, Atus Tasane, Hasang Nurlatu, Soter Nurlatu, Fam Tasane, Dapat Tasane, Marlon Latbual, Sias Tasane dan Anut Tasane yang merupakan perwakilan dari Noro Pito dan Noro Pa.

    Ketika tiba di Kantor Bupati, mereka hanya ditemui oleh Asisten II Setda Kabupaten Bursel, Yohanis Lesnussa diruangannya, lantaran Bupati Tagop Sudarsono Soulissa, Wakil Bupati Buce Ayub Seleky dan Sekda Kabupaten Bursel Syahroel Pawa tidak berada di tempat.

    Di hapadan Asisten II Setda Kabupaten Bursel mereka pun langsung menyampaikan protes. Mereka menuntut Asisten II untuk segera menghadirkan oknum yang bertanggung jawab terhadap insiden pelecehan adat Pulau Buru itu untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.

    Karena, bagi mereka, mereka tidak menolak dan tetap mendukung hajatan internasional berupa kegiatan Wonderful Sail2 Indonesia 2017 di Kabupaten Buursel, hanya saja adat Pulau Buru tak boleh dilecehkan seperti itu. Karena Undang-Undang, Peraturan Daerah, hingga Peraturan Desa dapat diubah kapan saja sesuai mekanismenya, tetapi adat tidak boleh dirubah sampai kapan pun.

    Olehnya itu, kesalahan seperti begini tidak boleh dibiarkan karena bisa menjadi kebiasaan yang tidak mendidik dan dapat merusak adat di Pulau Buru.

    Apalagi, kesalahan yang dilakukan itu cukup fatal sehinga harusnya oknum pelaku itu dihadirkan untuk meminta maaf kepada adat maupun kepada para tokoh adat. Sebab, jika tidak maka pelaku tersebut pun bisa saja di denda sesuai adat yang berlaku.

    Dimana, kesalahan semacam ini pun pernah terjadi ketika pembukaan kegiatan Musabaqah Tilatil Qur’an (MTQ) XXVII Tingkat Provinsi Maluku di Namrole beberapa bulan lalu. Dimana, saat itu turut ditampilkan tarian kolosal yang diklaim sebagai tarian orang Buru, tetapi yang ditampilkan ialah tarian yang menggunakan panah yang notabene orang Buru tidak pernah mengenal panah sebagai senjatanya, tetapi yang mereka kenal ialah parang dan tumbak.

    Olehnya itu, jika masalah ini tak diselesaikan dan semakin melebar, maka ditakutkan akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan karena akan mengundang protes dari seluruh masyarakat adat Pulau Buru yang tak terima dengan kejadian itu.

    Terlebih lagi, seluruh jajaran pemerintahan eksekutif maupun legislatif di daerah ini di pimpinan oleh putra-putra terbaik Buru, tetapi kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Bursel melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bursel itu malah memunculkan insiden pelecehan terhadap adat Pulau Buru.

    Asisten II yang mengaku sebagai anak adat Pulau Buru pun mengaku kaget ketiga melihat foto wisatawan bernama Patricia itu menggunakan Ifutin di kepala saat mandi di Kali Waetina menggunakan bikini.

    Dirinya pun turut marah dan mengaku tidak mengetahui hal itu sebelumnya lantaran dirinya tidak ada saat kegiatan Festival Duen digelar di Kali Waetina.

    Baginya, hal semacam ini memang tidak boleh dibiarkan dan memang harus secepatnya disikapi secara serius.

    Karena desakan kuat dari para tokoh adat yang hadir ini untuk menghadirkan pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap kegiatan Festival Waetina, Asisten II pun kemudian meminta izin untuk berkoordinasi dan memanggil pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bursel guna menyelesaikan masalah ini.

    Tak lama berkoordinasi, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bursel Amelia Solissa dan stafnya Naldy Solissa pun datang dan masuk ke ruangan Asisten II.

    Di hadapan para tokoh adat maupun Asisten II, Amelia mengaku sebagai anak Buru, dirinya pun sadar betul bahwa seorang wanita tidak diperbolehkan menggunakan Ifutin di kepala.

    Namun, dirinya pun mengaku bahwa tidak mengetahui adanya kejadian itu, dirinya baru tahu ketika ditunjukkan foto tersebut.

    Dirinya pun meminta maaf atas insiden itu. Tak hanya Amelia, tetapi Asisten II atas nama pemerintah daerah pun turut menyampaikan permintaan maafnya.
    Dimana, sebagai wujud permintaan maaf dan untuk mengembalikan harkat dan martabat adat Pulau Buru, Amelia kemudian menyerahkan sebanyak 7 buah Ifutin kepada Noro Pito dan 4 Buah Ifutin kepada Noro Pa sebagaiman kesepakatan yang terbangun dalam pertemuan itu.

    Kendati telah memberikan maaft, tetapi sejumlah tokoh adat yang hadir pun turut memberikan peringatan keras agar kejadian semacam ini jangan lagi terulang di kemudian waktu dan seharusnya berbagai kegiatan terkait adat harusnya dikoordinasikan kepada tua-tua adat di daerah ini sehingga dapat menghindari berbagai kesalahan fatal seperti ini. (KT-01)
    Jangan Lewatkan...

    Baca Juga

    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Post a Comment

    Item Reviewed: Sejumlah Tokoh Adat Marah Lantaran Adat Pulau Buru Dilecehkan Saat Festival Duen Rating: 5 Reviewed By: Kompas Timur
    Scroll to Top