Nelayan di Pulau
Kisar, Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) membutuhkan alat pendingin ikan atau
friser karena saat ini mereka mengeluh dengan hasil pencarian ikan yang di
dapat begitu banyak, namun ikan tersebut terkadang diberikan untuk pelanggan
begitu saja jika tidak habis terjual.
Alasannya
klasik, setiap hari ikan yang ditangkap berjumlah ribuan ekor, tapi kalau
sekali sudah dibeli pelanggan otomatis beberapa hari kemudian baru pelanggan
membeli kembali. Sementara yang terjadi, Nelayan yang menagkap ikan menggunakan
alat tradisional alias “Bagan” hampir saban hari mendapat ikan yang banyak,
bahkan setiap hari alat tersebut berhasil menangkap ikan ribuan ekor.
Menurut salah satu Tokoh pemuda pemerhati sosial masyarakat Pulau Kisar, Timo Laimeheriwa mengatakan nelayan di Pulau Kisar membutuhkan alat pendingin ikan semacam friser untuk menaruh ikan-ikan hasil tangkapan mereka guna dijual di luar Pulau Kisar, karena kalau setiap hari ikan yang ditangkap sebagian yang tidak dijual berarti ikan tersebut diberikan pada pelanggan begitu saja.
“Pemerintah MBD tolong menyikapi hal ini. Kasiang, para nelayan hidup disana dari hasil jualan ikan tapi kalau hasilnya setiap hari ikan yang tersisa dibuang begini, kehidupan mereka kedepan patut dipertanyakan, dan tidak ada penghasilan yang mereka peroleh per hari,” cetus Timo Laimeheriwa yang dikutip Kompastimur.com dari halaman Facebooknya, Jumat (11/8).
Terpisah ketika dikonfirmasi salah satu Nelayan di Pulau Kisar, Nicko Samloy kepada Kompastimur.com, Minggu (13/8) mengungkapkan, harga ikan di Pulau kisar, beberapa bulan kemarin hingga sekarang terkadang berkisar Rp 10 ribu untuk 60 ekor, bahkan terkadang kalau terlalu banyak ikan yang didapat, nelayan menjualnya per loyang masih berkisar harga Rp.10 sampai Rp 20 ribu.
Hal ini yang
membuat banyaknya nelayan merasa rugi dengan hasil penjualan ikan di Pulau
dengan semboyang budaya Honoly itu.
Nicko
menambahkan, kalau zaman dahulu itu masyarakat di Pulau Kisar susah ikan, tapi
sekarang tidak seperti itu. Untuk itu, Pemerintah MBD melalui Dinas Perikanan
dan Kelautan Kabupaten MBD, jika memiliki hati kepada rakyatnya terkhusus para
nelayan di Pulau Kisar, tolong sedikan mereka alat yang memadai untuk
mengantisipasi ikan-ikan mereka tersebut.
“Pemerintah melalui
dinas dinas terkait tolong sikapi masalah krusial ini, bila perlu mengupayakan
buka pabrik pengolah ikan di Pulau Kisar, supaya dari ikan yang ada bisa diolah
menjadi manfaat lain selain dikonsumsi. Kan bisa ikan-ikan itu diolah menjadi
ikan kaleng dan sebagainya kalau ada pabriknya,” pungkasnya. (KT-DS)
0 komentar:
Post a Comment