Namrole, Kompastimur.com
Sejumlah mahasiswa asal Buru Selatan (Bursel), Senin (3/7)
melakukan aksi demo di depan Kantor Bupati Buru Selatan (Bursel).
Ada 5 tuntutan yang disampaikan oleh para pendemo,
diantaranya mereka meminta kepada Pemerintah Kabupaten Buru Selatan (Bursel)
dibawa kepemimpinan Bupati Tagop Sudarsono Soulissa dan Wakil Bupati Buce Ayub
Seleky untuk membangun asrama mahasiswa bagi mereka.
Aksi demo itu dikoordinir oleh Umar Rifaldi Najar dan
berlangsung sekitar pukul 11.00 WIT dan berakhir sekitar pukul 12.30 WIT.
Dalam aksi itu, pendemo datang dengan mobil pick up berwarna biru dilengkapi dengan sound system sebagai pengeras suara dan
bendera merah putih. Jumlah pendemo sendiri kurang lebih 10 orang.
Aksi demo itu turut mendapat pengawalan langsung dari
sejumlah personil Polsek Namrole.
Lima tuntutan pendemo yakni: Pertama, mereka meminta hak-hak mereka (Mahasiswa) yaitu Beasiswa .
“Karena Pemda hanya memberikan Beasiswa kepada PNS
yang mana mereka tergolong orang2 yang mampu, sedangkan kami (Mahasiswa) yang
kurang mampu tidak diberikan Beasiswa,” ujar Najar kepada wartawan.
Tuntutan Kedua,
agar Pemda Kabupaten Bursel membangun asrama untuk Mahasiswa. Lanjutnya, karena
di Kabupaten Buru memiliki, sedangkan Kabupaten Bursel tidak memiliki.
“Dan itu merupakan kebijakan dari pemda Buru sementara
Kabupaten Bursel tidak ada dan kami harapkan agar pemda membangun dialog untuk
membahas hal ini,” harapnya.
Tuntutan Ketiga,
agar Pemda Kabupaten Bursel dapat memperhatikan transportasi laut. Sebab,
Jadwal kapal laut KMP. Ferri Tanjung Kabat hanya seminggu sekali dan ada yang 2
(dua) minggu sekali yaitu KM. Pangrango.
“Sementara Kapal Feri KMP. Tanjung Kabat merupakan
bantuan dari Pemerintah Pusat kepada Daerah yang tertingga. Apakah Pemda Bursel
hanya mengandalkan bantuan Pemerintah Pusat?,” kecam Najar.
Menurutnya, sebagai anak daerah Bursel dirinya merasa malu
karena Bursel termasuk kabupaten yang tertinggal.
“Kita malu sebagai Kabupaten Bursel adalah daerah yang
tertinggal. Kenapa Pemda tidak bisa memperhatikan hal tersebut,” sebut
Najar.
Tuntutan Keempat,
soal masalah jaringan Telkomsel. Ia mempertanyakan kenapa sering terjadi
gangguan jaringan padahal di Kota Namrole yang merupakan ibu Kota
Kabupaten Bursel.
“Agar Pemda lebih memperhatikan lagi masalah jaringan
Telkomsel,” pintahnya.
Tuntutan Kelima, jelasnya lagi, terkait pemberian beasiswa
dari Pemda untuk kuliah di Jakarta.
Dikatakan, ada MoU beasiswa pemda dengan masyarakat
(mahasiswa) untuk mengikuti pendidikan di Jakarta. Namun yang terjadi, justru
mahasiswa ditelantarkan di Jakarta.
“Disini yang kita pertanyakan apakah ada pembodohan
oleh Pemda Bursel,” sebutnya. (KT-NL)
0 komentar:
Post a Comment