Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dirilis Badan
Pengawasan Keuangan Negara BPK Maluku, yang diungkapkan dalam workshop yang di gelar di Ambon beberapa
hari yang lalu menempatkan Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) berada pada
urutan terakhir dengan PAD hanya sebesar 2.43 persen.
Dengan demikian, maka secara tidak langsung hal ini menunjukkan Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) di Kabupaten SBT tidak optimal dalam pengelolaan APBD, maupun APBN yang mengalir di daera tersebut.
Menanggapi hal ini, mantan Pengurus Pusat Himpunan Masiswa Perikanan Indonesia (HIMAPIKANI) Nhiko Sohilauw mengatakan, jika terjadi seperti ini, maka uang negara lebih banyak di peruntukan pada belanja modal dan perjalanan dinas di kabupaten bertajuk Ita Wotu Nusa tersebut.
"Peningklatan PAD di daerah tersebut, sangat mustahil jika berada di angka 243 persen, sumber pendapatan di daerah tersebut seharusnya sangat besar mengingat ada dua perusahan migas yang terbesar di Pulau Seram, yakni Karlez dan Cittyc," kata Sohilauw.
Terlepas dari itu, seharusnya perangkat daerah sudah harus berfikir maju untuk peningkatan sektor tertentu yang menjadi unggulan di daerah masing-masing SKPD, dimana SBT yang memiliki potensi wisata khusus wisata bahari dan wisata alam yang melimpah ini semestinya dimanfaatkan sebagai sumber PAD guna peningkatan keuangan dan penekanan terhadap indikasi kebocoran keuangan negera.
Sebab, dengan adanya variabel ini, maka sudah seharusnya
dipertanyakan dimana konsentrasi serapan anggaran, ditambah dengan pola belanja
yang dilakukan para SKPD setempat, semestinya ini sudah menjadi catatan bagi
Bupati dan Wakil Bupati SBT bahwa indikasi SKPD yang tidak berkerja sesuai
dengan harapan dan tujuan dan visi misi Bupati, sudah sepatutnya diganti.
"Pimpinan SKPD yang bekerja tidak sesuai harapan dan target serta jauh dari visi misi Pa Bupati dan Wakil Bupati, maka segera dicopot saja," harapnya.
Menurunya, bahwa penekan terhadap indikasi kebocoran anggaran dan discleamer terhadap keuangan daerah, bisa ditekan dengan pemanfaatan sektor unggulan, apalagi potensi wisata di SBT sangat menjanjikan, seperti Pulau Koon, Neden Garogos, Bais dan sejumlah ekowisata lainnya di SBT sehingga Pemda harus fokus dalam pengelolaan potensi alam tersebut, agar PAD bisa digenjot melalui sektor unggulan tersebut.
Dikatakan, jika hal ini dilaksanakan secara baik, maka
fokus Pemda SBT sudah tidak lagi mengejar WDP atau WTP, namun WDP dan WTP akan datang
dengan sendirinya, karena dengan PAD yang meningkat, maka sudah barang tentu
bisa menutup kebocoran keuangan negara.
"Jika sektor unggulan ini dimanfaatkan, maka potensi kebocoran anggaran bisa ditekan. Selain itu, WDP maupun WTP tanpa dikejar juga akan datang dengan sendirinya," ucap Sohilauw.
Dengan demikin, mantan aktivis perikan ini menyarankan dengan adanya event tour de mollucas yang akan digelar, maka pemerintah daerah sudah seharusnya fokus untuk menjual potensi daerah. Apalagi kegiatan ini akan diikuti oleh 23 negara. Jadi, secara otomatis para wisatawan asing pun akan berdatangan dengan sendirinya, sehingga fokus untuk pengembangan itu harus dilakukan demi kemajuan daerah Ita Wotu Nusa kedepan. (KT-FS)
0 komentar:
Post a Comment