Keinginan besar para kader partai untuk memperoleh
rekomendasi di internal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menjelang
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Provinsi Maluku kian menguat. Pasalnya, partai
pemenang Pemilihan Umum 2014-2019 ini memiliki beberapa bakal calon internal
yang maju sebagai bakal calon Gubernur maupun bakal calon Wakil Gubernur Maluku
2018 mendatang.
Khusus untuk kader internal partai yang telah mendaftar di PDI Perjuangan sendiri, terdapat empat nama yang telah mendaftar sebagai bakal calon Gubernur Maluku, yakni Komarudin Watubun, Tagop Soulissa, Bito Temar serta Barnabas Orno. Sementara untuk bakal calon wakil diantaranya Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan Maluku, Edwin Adrian Huwae dan Everd Kermite.
Khusus untuk kader internal partai yang telah mendaftar di PDI Perjuangan sendiri, terdapat empat nama yang telah mendaftar sebagai bakal calon Gubernur Maluku, yakni Komarudin Watubun, Tagop Soulissa, Bito Temar serta Barnabas Orno. Sementara untuk bakal calon wakil diantaranya Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan Maluku, Edwin Adrian Huwae dan Everd Kermite.
Tentu semua nama tersebut mempunyai peluang yang sama.
Namun terlepas dari itu, sebagai kader partai tentu punya ambisi dan optimisme
untuk memperoleh rekomendasi partai berlambang kepala banteng tersebut. Bahkan
opini untuk PDI-Perjuangan sebagai partai pemenang pemilu, tentu akan mengusung
orang nomor satu untuk memimpin Maluku itu kian menguat di publik.
Menanggapi hal itu, Ketua DPD PDI-Perjuangan Maluku, Edwin Adrian Huwae yang dikonfirmasi Kompastimur.com kemarin mengatakan, segala kemungkinan itu bisa saja terjadi. Sebab, politik itu dinamis, sehingga belum dapat memastikan siapa yang bakal direkomendasikan partai. Ambisi untuk mendapatkan rekomendasi itu merupakan hal yang wajar dalam politik. Apalagi, untuk PDI-Perjuangan sendiri, ada beberapa skenario yang telah disepakati di PDI-Perjuangan.
"Ada tiga skenario yang ada di PDI-Perjuangan, yakni yang pertama adalah mencalonkan Gubernur dan Wakil Gubernur dari PDI-Perjuangan. Yang kedua adalah mencalonkan Gubernur dari PDI-Perjuangan, dan wakil dari eksternal partai. Dan skenario ketiga adalah mencalonkan Wakil Gubernur dari PDI-Perjuangan dan Gubernurnya dari eksternal PDI-Perjuangan," ungkap Huwae.
Menurutnya, itu merupakan skenario yang ada di PDI-Perjuangan. Saat ini, berbagai tahapan dalam penjaringan masih berjalan dan belum ada keputusan sehingga semua tentu akan menunggu keputusan dari Ketua Umum Megawati Soekarno Putri.
"Toh sekarang ini kan belum ada keputusan. Semua
tunggu keputusan ibu Megawati, sehingga kalau ada yang berbicara-berbicara
diluar, saya kira itu karena mereka tidak tau apa-apa saja. Jadi harus
disampaikankepada publik bahwa PDI-Perjuangan punya tiga skenario dalam Pilgub
kali ini," ujar Edwin.
Menyinggung soal peluang PDI-Perjuangan berpasangan dengan Golkar, Edwin sontak menjawab dengan nada optimis bahwa PDI-Perjuangan bisa berpasangan dengan siapa saja, apalagi untuk memenuhi persayaratan 20 persen guna memenuhi syarat pencalonan, PDI-Perjuangan belum bisa, sehingga bisa saja terjadi koalisi, dimana kemungkinan satu dari ketiga skenario berjalan.
"Kenapa tidak?. Untuk memenuhi persayaratan dukungan 20 persen untuk kursi PDI-Perjuangan belum bisa, sehingga bisa saja terjadi koalisi. Dimana kemungkinan satu dari ketiga skenario berjalan. Walaupun PDI-Perjuangan sebagai pemenang pemilu, namun PDI-Perjuangan memiliki tiga skenario, nanti kemudian dipertimbangkan bahwa mana yang masuk akal. Jadi kita tunggu saja keputusan dari ibu Megawati, entah seperti apa nantinya, kita tunggu saja," paparnya. (KT-SH)
0 komentar:
Post a Comment