Masohi, Kompastimur.com
Bangunan Islamic Center (IC)
yang berlokasi dalam areal Mesjid Raya Kota Masohi, Kabupaten Maluku Tengah
(Malteng) menjadi sasaran mesum bagi oknum pelaku kejahatan.
Hal itu diungkapkan Direktur LSM Pukat Seram Fahri Asyatri kepada Kompastimur.com
via pesan WhatsApp, Minggu (16/7).
Menurut Fahri, bangunan yang
dibangun sejak mantan Bupati Abdullah Tuasikal ini sekian lama dibiarkan
mangkrak dan kini bangunan itu kerap dijadikan tempat mesum karena lokasi yang
dianggap strategis karena gelap dan dianggap tidak dipantau Satpol PP.
“Kejadian memilukan pun
terungkap. Semalam, IC menjadi TKP dugaan perkosaan anak dibawah umur yang
pelakunya lebih dari 1 orang,” ungkap Fahri.
Menurut Fahri, kejadiaan
pemerkosaan di IC itu merupakan sebuah tamparan keras bagi pihak yang selama
ini membiarkan proyek tersebut dalam posisi mangkrak dan tak ada titik terang
pembangunan lanjutnya. Terlebih lagi, bangunan IC berada tak jauh dari Pendopo
Bupati Malteng Tuasikal Abua dan Ketua DPRD Malteng Ibrahim Ruhunussa.
“Kejadian miris itu seperti
sebuah tamparan keras bagi MUI, pengurus Mesjid, otoritas yang bertanggungjawab
terhadap pengelolaan IC dan tentu saja Bupati dan DPRD karena TKP-nya yang
berada tepat di depan Pendopo Bupati dan kediaman Ketua DPRD,” paparnya.
Fahi menjelaskan, areal trotoar
depan Mesjid Raya yang memang memiliki pagar tak berpintu dan tanpa penjagaan
hampir tiap malam dijadikan tempat nongkrong anak muda sambil sesekali
ugal-ugalan dengan motor yang berpotensi lakalantas dan membahayakan pengguna
jalan.
“Satlantas Polres Malteng
harus menjadikan fenomena ini sebagai bahan evaluasi penertiban lalu lintas
kedepan. Minimal ada peningkatan patroli untuk meminimalisir potensi lakalantas,”
pintanya.
Tak hanya pihak Satlantas
Polres Malteng semata, Fahri pun berharap agar pihak MUI Kabupaten Malteng pun
tidak bersikap cuek dengan masalah ini.
“Kepada MUI, harap jangan
bungkam dan segera ambil sikap berkoordinasi dengan pihak pengelola Mesjid Raya
untuk langkah pencegahan selanjutnya,” harapnya.
Begitu pun, lanjut Fahri,
dengan pihak Pemda Malteng, baik pihak eksekutif maupun legislatif tak bersikap
acuh tak acuh dengan bangunan IC yang mangkrak hingga kini. Sebab, menurut
Fahri, jika bangunan ini tak akan dibangun lanjut lagi, lebih baik bangunan
yang ada diratakan saja ketimbang harus menjadi tempat orang berbuat dosa alias
mesum.
“Kepada Pemda Malteng dan
wakil rakyat, kondisi ini harus segera disikapi secara cepat dan tepat. Bila IC
dibiarkan mangkrak terus menerus dan tidak dibangun, sebaiknya bangunan itu
diratakan saja dengan tanah agar tidak dijadikan tempat mesum. Wakil rakyat
segera ambil peran, jangan bungkam dan masa bodoh,” paparnya.
Ia pun menghimbau agar
berbagai pihak sama-sama mendukung dan mendorong agar pemerintah menyikapi
kejadian memalukan yang terjadi di gedung IC tersebut dan tak ada kejadian
memalukan lanjutan di gedung yang masih mangkrak itu.
“Mari bersama kita dorong agar
pemerintah segera sikapi kejadian memalukan ini. Minimal anggaran hibah IC Rp. 1,5
Milyar terungkap dan tak ada lagi perbuatan asusila yang bisa merusak generasi
kita semua,” tuturnya. (KT-01)
0 komentar:
Post a Comment