Masyarakat
pemerhati olahraga Maluku gerah setelah membaca pemberitaan menyangkut sepak
terjang Pengurus KONI Maluku 2013-2017 belakangan ini pasca Rapat Anggota XIII
KONI Maluku, 25 Maret silam.
Ini
menyangkut kiprah Tim Penjaringan, Penyaringan dan Pemilihan Calon Ketua Umum
KONI Maluku 2017-2022 yang dinilai sarat kepentingan status quo, tidak
independen, dan telah melakoni diri bak tim sukses Ketua Harian KONI Maluku
saat ini.
Fernando Dahoklory, salah satu komponen pemuda menilai penempatan personel-personel tim penjaringan, penyaringan dan pemilihan Calketum KONI Maluku melangkahi keputusan Rapat Anggota (RA) XIII/2017 KONI Maluku, sebab ada sosok yang bukan peserta rapat dimasukan sebagai anggota bahkan Sekretaris Tim Penjaringan.
Pengurus
Provinsi Federasi Olahraga Karatedo Indonesia (Forki) Maluku telah menegaskan
pihaknya tidak pernah merekomendasikan Feros Matulessy sebagai utusan Forki
Maluku di RA XIII KONI Maluku, 25 Maret silam.
Forki, ujar Sekretaris Umum Pengprov Forki Maluku Herman Tibalia, hanya merekomendasikan tiga nama, yakni Arnaldo Muskitta, Nevi Muskitta dan Ricky Risamena, untuk RA XIII KONI Maluku, sebab saat itu Matulessy lagi bersama kontingen Maluku mengikuti Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Karate Piala Menteri Dalam Negeri di Bandar Lampung, Lampung, 23-27 Maret.
Lucunya,
tiba-tiba nama Matulessy ditetapkan sebagai sekretaris tim penjaringan,
penyaringan dan pemilihan calketum KONI Maluku.
Matulessy
merupakan loyalis dan aktivis yang selama ini memasang dada untuk mengamankan
kebijakan Ketua Harian KONI Maluku.
''Sebagai
masyarakat pemerhati olahraga, kami menilai ada permainan kotor di balik
penempatan personel-personel dalam tim penjaringan, penyaringan dan pemilihan Calketum
KONI Maluku. Ini organisasi keolahragaan, jangan disusupi dengan kepentingan
politik sehingga KONI Maluku dijadikan sebagai organisasi kemahasiswaan dan
aktivis sempalan,'' kecam Dahoklory kepada pers di Ambon, Senin (12/6).
Dahoklory mendesak pembubaran tim penjaringan, penyaringan, dan pemilihan Calketum KONI Maluku sebelum pelaksanaan Musyawarah Olahraga Provinsi (Musorprov) KONI Maluku pada Agustus nanti untuk menjaga kestabilan dan keharmonisan di antara stakeholders olahraga.
''Saran
saya selaku pemerhati olahraga, sebaiknya tim penjaringan, penyaringan dan
pemilihan Calketum KONI Maluku dibubarkan sebelum digelarnya Musorprov KONI
Maluku. Hal ini untuk mencegah kekisruhan di internal KONI Maluku,'' anjurnya.
Pemerhati olahraga lainnya, Abdul Fattah Nur, juga mendesak pembubaran tim penjaringan, penyaringan dan pemilihan Calketum KONI Maluku untuk menjaga harmonisasi di internal KONI Maluku.
''Sebaiknya
tim penjaringan Calketum dibubarkan, karena tidak netral, dan menjadi tim
sukses salah satu kandidat Ketum KONI Maluku,'' desak bos Trigen Ambon. (KT-ROS)
0 komentar:
Post a Comment