Saat ini media massa Indonesia sedang menyorot
fenomena arus mudik yang lebih banyak mengupas tentang infrastuktur di wilayah
Jawa. Banyak pihak memberikan apresiasi kepada pemerintah pusat di bawah
kepemimpinan Presiden Joko Widodo yang telah memberikan perubahan signifikan
bagi pembangunan infrastuktur.
Bagi sebagian masyarakat Indonesia timur,
fenomena pembangunan infrastruktur di wilayah Jawa hanya menjadi tontonan.
Lantas bagaimana dengan pembangunan di Wilayah Indonesia Timur, khususnya
Maluku?
Sejumlah rekan media melakukan diskusi ringan dan
santai namun berbobot dengan Komarudin Watubun, Anggota DPR RI yang juga Bakal
Calon Gubernur Maluku pada Rabu (21/6) di Bandara Pattimura – Ambon, dalam
perjalanan transit dari Jakarta menuju Kei – Maluku Tenggara, kampung halaman Komarudin, atau yang
akrab disapa Bung Komar.
Menurut Bung Komar, sebagai Anggota DPR dan Pengurus
Pusat PDI Perjuangan, Ia terus mengawal, mengawasi dan ikut mengesahkan
anggaran pembangunan di sejumlah wilayah, khususnya Papua sebagai Dapil-nya dan
Maluku sebagai tanah kelahirannya.
Dengan data yang akurat, Bung Komar
mengatakan bahwa dalam rencana kerja pemerintah Tahun 2018, Ia mengingatkan
pemerintah untuk tidak keluar dari visi pembangunan yakni ‘Terwujudnya
Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan
Gotong-royong’. “Ini penting untuk kita
kawal bersama,” ujarnya Bung Komar yang juga Bakal Calon Gubernur Maluku.
*Konektivitas*
Dengan memperlihatkan dan membandingkan kepada awak
media sejumlah peta wilayah Maluku dan Jawa, Bung Komar mengatakan bahwa
pengembangan infrastruktur di Maluku harus direalisasikan.
“Tahun 2018 mendatang, pemerintah harus mampu
melakukan penurunan kesenjangan intrawilayah di Maluku, khususnya dalam hal
peningkatan konektivitas wilayah kepulauan”, tegasnya.
Ditambahkan Bung Komar, wilayah Kepulauan Maluku yang
memiliki potensi sumber daya laut dan mineral yang cukup signifikan, maka fokus
pendayagunaan sumberdaya kelautan, daratan, serta pengembangan kawasan perbatasan
berwawasan lingkungan menjadi sangat penting.
Begitupun pada sektor lainnya, seperti pertanian,
parawisata, perkebunan rempah-rempah, kehutanan dan yang juga penting adalah
pertumbuhan ekonomi berbasis minyak dan gas bumi.
“Ini semua harus ada konktivitas dan di dukung oleh
infrastruktur dan kesiapan manusia Maluku. Jika tidak, jangan selalu merasa iri
dengan wilayah Jawa atau wilayah lain seperti yang dilihat di televisi,” tegas
pria yang kini menjadi Ketua Bidang Kehormatan DPP PDI Perjuangan dan berada di
Ring 1 Megawati Soekarnoputri.
Salah satu ‘bocoran’ informasi yang dikemukakan oleh
Bung Komar, dalam kebijakan DAU Tahun 2018, Pemerintah berencana menambah dana
transfer untuk daerah kepulauan, termasuk Maluku dengan meningkatkan bobot luas
wilayah laut dalam variabel luas wilayah. “Diproyeksikan meningkat 100% dari
sebelumnya 45-50%,” tambahnya.
Beberapa langkah konkrit yang disebut oleh Bung Komar
terhadap konektivitas Maluku pada Tahun 2018 diantaranya, rekonstruksi Jalan
Laimu – Werinama, rekonstruksi Jalan Lingkar - Pulau Marsela, pembangunan
Fasilitas Pelabuhan Laut di Saumlaki, pembangunan Jalan Larat - Lamdesar Timur,
rekonstruksi Jalan Piru – Waisala, pembangunan Dermaga Penyeberangan Moa,
pembangunan Dermaga Penyeberangan Leti, pembangunan Dermaga Penyeberangan Gorom
dan pembangunan Dermaga Penyeberangan Weda.
0 komentar:
Post a Comment