Dunia politik Indonesia, khususnya wilayah Indonesia
timur berduka atas wafatnya Antonius Rahail atau yang lebih akrab dikenal
dengan Toni Rahail, tokoh politik asal Papua.
Kabar duka itu datang dari Anggota DPR RI Dapil Papua,
Komarudin Watubun yang juga keponakan dan anak angkat dari Toni Rahail.
“Ya, beliau wafat di usia 65 tahun pada Rabu, 14 Juni
2017 di Jakarta. Jenazah akan dibawa ke tanah kelahirannya di Kei-Maluku
Tenggara pada tengah malam dan dikebumikan disana”, ujar Komarudin melalui
telepon dengan terisak saat di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta melepas
keberangkatan Almarhum ke Maluku, Sabtu (17/6).
Terkait wafatnya pria yang akrab disapa Tonny itu, Komarudin, atas nama keluarga, kepada
publik Papua, mohon diberikan pintu maaf bagi almarhum atas kesalahan dan kekhilafan
selama berinteraksi, baik almarhum sebagai warga biasa, anggota DPR Papua,
Anggota DPR RI Dapil Papua, Politisi, Tokoh Agama Katolik dan peran almarhum
lainnya.
“Kami semua kehilangan beliau. Sangat besar jasa
beliau bagi perjuangan Papua,” tambah Komarudin.
Almarhum Tonny diketahui lahir di Kota Dobo, Kabupaten Kepulauan
Aru, Provinsi Maluku, namun lebih banyak menghabiskan kehidupannya di Tanah
Papua dengan menjadi pengurus Partai Demokrasi Indonesia (PDI) hingga menjadi
Ketua Umum DPD PDI Irian Jaya.
“Dari Almarhum saya belajar, berjuang, dan bergabung
dengan PDI dan PDI Perjuangan hingga saat ini,” ujar Komarudin yang kini
menjadi Ketua Bidang Kehormatan DPP PDI Perjuangan.
Almarhum juga dikenal sebagai pejuang pemekaran Papua
sejak tahun 1980-an dan lahirnya UU Otonomi Khusus untuk Papua yang
dilakukannya sejak tumbangnya Rezim Soeharto. Ia juga pernah menjadi Ketua
Panitia Pemilihan Majelis Rakyat Papua. Dengan segala dinamikanya, Tony Rahail
berhasil memimpin institusi yang menjadi amanat dari UU Otsus Papua ini.
Komarudin menambahkan bahwa sikap egaliter dan
perhatiannya pada kemanusiaan serta keharmonisan antar umat beragama
ditunjukkan oleh Almarhum ketika ada seorang muslim pengagum Gus Dur (KH.
Abdurahman Wahid, Presiden RI ke-4),
yang berniat mengajarkan tentang agama Islam pada umat Islam Papua,
namun mendapat kesulitan tempat.
“Saat itu, Om Toni yang beragama Katolik justru
memberikan fasilitas sebuah rumah yang biasa digunakan sebagai basecamp untuk
kegiatan tersebut,” ujar Komarudin yang juga Bakal Calon Gubernur Maluku.
Ketika ditanya alasannya, Om Toni mengatakan, karena ada sosok Gus Dur yang telah berjasa besar bagi Papua.
“Gus Dur telah mengembalikan martabat rakyat Papua
dengan mengembalikan nama ‘Irian’ menjadi ‘Papua’. Gus Dur juga mengajarkan
tentang toleransi dan penghormatan terhadap sesame,” kenang Komar terhadap
sosok Toni Rahail.
Setelah berjuang melawan sakit jantung yang
dideritanya selama hampir satu bulan, Pria yang pernah menjadi Anggota DPR RI
dan Wakil Ketua Fraksi Kesatuan Kebangsaan Indonesia (F-KKI) ini wafat di
kediamannya di Cibubur, Jakarta dengan meninggalkan seorang istri, 3 anak dan 3
cucu. Selamat Jalan, Tenang dan Senanglah
di Surga Sana. (KT-01)
0 komentar:
Post a Comment