Namrole, Kompastimur.com
Komunikasi
yang dibangun oleh dua Bupati, yakni Bupati Buru Selatan (Bursel) Tagop
Sudarsono Soulissa dan Bupati Maluku Barat Daya (MBD) akhir-akhir ini cukup
intens guna dipaketkan dalam Pilkada Gubernur Maluku Tahun 2018 mendatang.
Bahkan,
atas komunikasi yang kian erat itu, Tagop berharap Orno nantinya bersedia
mendampingi dirinya sebagai Calon Wakil Gubernur Maluku.
Tagop
kepada wartawan di ruang kerjanya, Jumat (5/5) malam tak membantah bahwa
pihaknya telah melakukan pertemuan dengan Orno untuk membicarakan tentang
keinginan keduanya berpasangan di Pilkada Maluku nanti. Kendati pun itu belum
ada kata sepakat.
“Memang
ada pertemuan, ada ketemu (Orno-red), tetapi kita berbicara hanya sebatas
saling membuat peta. Karena di PDIP ini ada beberapa nama yang akan disurvey
sebagai kader, yaitu Pak Komar, saya dan Pak Abas dan Pak Herman,” kata Tagop.
Tagop
berharap Orno bersedia untuk menjadi Calon Wakil Gubernur Maluku mendampingi
dirinya sebagai Calon Gubernur Maluku.
“Dari
hasil pemetaan yang ada, beta kira harus beta pung saudara-saudara harus
berjiwa besar gitu loh. Ada baiknya kita bergandengan tangan seperti Pak Orno
kan, beta berharap Pak Orno bisa menjadi beta pung Wakil,” ucapnya.
Dikatakan
Tagop, dirinya bersama Orno memiliki latar belakang yang sama serta memiliki
kecocokan yang layak untuk dipaketkan guna memenangkan Pilkada Maluku nantinya.
“Karena,
katong dua berasal dari latar belakang yang sama dan kedua katong punya
kecocokan yang cukup. Memang Pak Orno juga lebih tua sedikit dari beta, tetapi
jiwa mudahnya juga kan dan beta kira semangatnya tinggi,” terangnya.
Lanjut
Tagop, ketika kedepan, dirinya membagi kewenangan dan pemerintahan, tentunya
akan berjalan sinergi dan mampu mengikuti irama yang baik untuk kemajuan
Maluku.
“Karena
pemimpin di Maluku kedepan, tidak hanya berdiri dan duduk-duduk saja, tetapi
kita harus mampu bergerak dan melihat sejauh mana harapan-harapan masyarakat
lebih jauh lagi dan katong menjawab secara konprehensif dan harus terkoneksi
dengan program-program pemerintah kabupaten/kota dan tidak bisa secara umum,”
paparnya.
Apalagi,
kendati selama ini ada berbagai media yang disediakan, seperti rapat koordinasi
pimpinan daerah hingga musrembang dalam rangka penyamaan persepsi, namun
ternyata implementasinya tidaklah sejalan dengan apa yang diharapkan.
“Iyakan,
masing-masing jalan sendiri-sendiri dan tidak fokus penyelesaiannya. Kalau
misalnya kedepan kita fokuskan program, kita menyatukan program secara
konprehensif, kepala daerah juga benar-benar paham dengan kondisi sosial
masyarakat, beta yakin dia akan bisa menyelesaikan masalah-masalah di Maluku,”
ujarnya.
Terlebih
lagi, dirinya bersama Orno paham betul tentang wilayah dan karakter masyarakat
di seluruh wilayah Maluku ini.
“Beta
dan Pak Orno paham betul dengan katong pung karakter wilayah masing-masing,
beta paham betul wilayah Maluku Tengah, Buru dan Kota Ambon. Sedangkan, Pak
Orno paham betul wilayah MBD, MTB, Kepulauan Aru, Maluku Tenggara dan Tual,
walaupun beta juga paham betul soal wilayah disana karena beta juga tujuh tahun
sebagai peneliti. Beta sudah pernah turun disana sehingga beta paham betul soal
karakter wilayah maupun karakter masyarakatnya, ditambah dengan keberadaan Pak
Orno. Harapan beta seperti itulah,” ungkapnya.
Lebih
lanjut dikatakannya, sebagai kandidat, seseorang, termasuk dirinya haruslah
paham tentang peta jumlah penduduk dan atau pemilih di daerah ini.
“Peta
penduduk harus katong paham, jumlah pemilih Maluku Tenggara Raya, total pemilih
semua itu masih kalah dengan pemilih Kota Ambon, apalagi dengan Maluku Tengah.
Beta punya basis itu jelas, modal utama itu Bursel dan Buru. Walaupun hari ini
orang boleh bilang Golkar menang disana, pemilihan Gubernur itu bedah, bedah
dengan pemilihan Bupati atau legislatif. Emosional orang Buru itu pasti ada,”
terangnya.
Kemudian
Malteng, lanjutnya, semua orang yang ada di wilayah Kabupaten Malteng maupun
daerah otonom baru pemekaran dari Kabupaten Malteng pastinya masih menyimpan
rasa terima kasih kepada Bupati Malteng pertama, Abdullah Solissa yang tidak
lain adalah kakeknya.
“Yang
jelas orang di Malteng masih menyimpan rasa terima kasih bagi beta pung orang
tualah dan katong terlahir sebagai pemimpin di Maluku yang belum pernah cacat
dan sangat diterima oleh semua kultur masyarakat, baik itu sectarian maupun
primordial. Itu yang beta masih merasa yakin sampai hari ini beta bisa untuk
itu,” katanya.
Dirinya
mengaku bahwa keputusan berpasangan atau tidaknya Ia dengan Orno, masih
menunggu hasil survey yang dilakukan oleh PDIP.
“Jadi,
dari pembicaraan kemarin itu sebatas itu. Nanti hasilnya seperti apa, nanti
dilihat. Jadi, saya dan Pak Abas coba memetahkan katong pung kekuatan. Jadi
catatan, yang kalah untuk menang itu susah, apalagi lawan inchumbent kan. Lebih baik wajah baru, masih punya basis dan
kekuasaan. Jadi, kalau yang sudah pernah kalah dan tidak punya basis itu susah,”
ujarnya.
Pada
kesempatan itu, dirinya mengaku bahwa PDIP saat ini tidak berfikir untuk
mempersiapkan kadernya sebagai Calon Wakil Gubernur saja, tetapi berfikir untuk
mempersiapkan kader terbaiknya untuk berkompetisi sebagai Calon Gubernur dan
sebagai kader, dirinya sangat setuju akan hal itu.
“PDIP
tidak berfikir untuk Calon Wakil, bekerja, PDIP pemenang pemilu. Kalau siapa
pun yang jadi Wakil saya tidak akan bekerja. Lebih baik kita bekerja untuk
memenangkan PDIP di Maluku,” terangnya.
Tagop
pun mengaku bahwa selain dirinya telah berkomunikasi dengan PDIP yang adalah
partai yang menaunginya, Tagop juga telah membangun komunikasi dengan sejumlah
partai lain, namun hal itu belum bisa diungkapkan kepada public, mengingat
kontestasi politik Maluku sudah kian memanas.
“Beta
sudah berkomunikasi dengan beberapa partai tetapi itu masih rahasia, tetapi
jangan bilang dululah, sebab bisa saja katong dapat sleding, apalagi katong
berhadapan dengan kekuatan financial lawan yang kuat, apalagi katong ini apa
adanya,” ujarnya.
Saat
ini, lanjut Tagop, dirinya masih terfokus untuk bagaimana menjadikan Maluku
Hebatlah, Maluku yang memiliki identitas, Maluku yang diakui.
“Seperti
Buru Selatan hari ini katong di akui di Maluku, dimana-mana, betul kah seng,”
katanya.
Dirinya
berharap, jika dipercayakan oleh rakyat Maluku untuk memimpin Bumi Pela Gandong
ini, maka dirinya akan mengupayakan agar Maluku bisa keluar dari peringkat
termiskin nomor tiga di Indonesia.
“Beta
mau biking bahwa ketika orang datang di Maluku, ternyata Maluku begini loh.
Minimal di data BPS itu Maluku hilang dari kemiskinan tertinggi dahulu, itu
yang utama dulu. Katong jang bicara lain,” paparnya.
Sebab,
lanjutnya, selama ini sering kita bangga dan bahkan sombong dengan megahnya
Jembatan Merah Putih (JMP), padahal JMP tidak mengurangi angka kesmikinan di
daerah ini. Begitu pun dengan program Ambon
City of Music, padahal itu pun tak berdampak pada pengurangan kemiskinan di
daerah ini.
“Jadi,
kita membentuk identitas dahulu. Adimana, dalam konteks pendidikan pun jangan
kita di dnomor duakan terus. Sebab, sekarang malah kita berkaca kepada orang
Papua, mereka lebih berkembang dari kita dalam dunia pendidikan,” katanya.
Jadi,
tambahnya, kedepan mau tidak mau harus ada intervensi pemerintah daerah disitu
dan tidak bisa hanya melepaskan kepada lembaga perguruan tinggi saja, karena
fungsi sosial kemasyarakatan dari pemerintah daerah itu termasuk juga dalam
membina dan sesuai tugas dalam Undang-Undang itu, anggaran 20 persen itu harus
diberikan.
“Bukan
ansi pendidikan dasar dan menengah saja, tetapi juga pendidikan tinggi,
kemudian di bidang riset atau penelitian juga harus ada. Sebab, dari hasil riset
itu juga bisa memberikan rekomendasi-rekomendasi yang bisa dipakai untuk
membangun katong pung daerah ini lebih baik lagi,” tuturnya. (SBS-01)
Baca Juga
- Polnam Gelar Wisuda Bagi 878 MahasiswaAmbon, KT Politeknik Negeri Ambon (Polnam) terus berkontribusi dalam pengembangan sumber daya manusia di Maluku dengan melul ...
- Partai UKM Indonesia Akan Putuskan Ikut Pemilu atau Tidak di Pleno Diperluas 27 Juni 2022Jakarta, Kompastimur.comAnda Percaya atau Tidak di Survei Litbang Kompas? Terbukti Partai UKM Indonesia (Usaha Kecil Menengah Ind ...
0 komentar:
Post a Comment