Berbagai tuduhan yang selama ini dilontarkan dari
mulut salah satu Politisi Gerindra yang juga merupakan Anggota DPRD Aru, Seri
Angker kepada Lutfi Tunggal alias Akian mengenai pengerjaan proyek jembatan
penghubung Desa Kalar-Kalar, Kecamatan Aru Selatan yang tidak sesuai bestek dan
kerjanya tidak sesuai kontruksi baja sama sekali tidak benar.
Proyek 3 Jembatan di 2 tempat yang berbeda melalu
dana DAK sebesar Rp. 642.200.000 Tahun 2016 telah selesai dikerjakan 100 persen
sesuai dengan kalender kerja yaitu 90 hari kerja oleh CV. Trio Alva Lestari.
Berdasarkan rilis pers yang diterima oleh redaksi Kompastimur.com, Senin (8/5) Lutfi
Tunggal alias Akian mengatakan, apa yang selama ini disampaikan oleh Seri Angker
itu sama sekali tidak benar dan merupakan pembohongan publik, karena
berdasarkan data dan fakta jembatan tersebut dikerjakan sesuai dengan bestek
dan memakai besi, baik itu rim balok dengan besi 19 dan betel dengan besi 13.
Kata Lutfi, pekerjaan jembatan yang memakai dana
DAK sama sekali tidak rusak. Adapun fakta yang disampaikan adalah, jembatan
yang berada di depan Masjid Desa Kalar-Kalar adalah 2 jembatan yang digabungkan
menjadi 1 dengan panjang jembatan adalah 20,16 meter (1 jembatan 10,8 ) yang di
biayai lewat dana DAK. Sementara OPRI atau penambahan di luar dana DAK adalah 7
meter sehingga total 2 jembatan dengan panjang 27,16 meter dan lebar 6 meter
lebih.
Menurutnya, untuk 1 jembatan yang berada di depan
Gereja Kalar-Kalar, panjang jembatan adalah 10,18 meter semuanya telah
dikerjakan selesai.
“Kami kerjakan sesuai dengan RAB yang ada. Semua
tuduhan yang dilontarkan oleh Bapak Seri Angker sama sekali tidak beralasan dan
tidak berdasarkan fakta lapangan, tuduhan mengenai tidak sesuai bestek,tidak
pakai kontruksi baja, dan pengecoran-nya sepertiga saja selebihnya memakai
papan adalah bohong dan sangat merugikan nama baik saya dan keluarga saya,” paparnya.
Apalagi, tambahnya, sebagai seorang anggota DPRD
punya fungsi yang jelas sebagai fungsi pengawasan dan jika menemukan ada proyek
yang tidak sesuai dengan keinginan mereka seharusnya kami (Akian-red) di panggil
untuk di minta klarifikasi.
“Tetapi sangat disayangkan fungsi pengawasan tidak
dipakai, namun langsung memfoniskan kami lewat media dan lebih ironisnya lagi
melaporkan kami ke kejaksaan tanpa diminta penjelasan. Ini jelas-jelas sangat
merugikan nama baik kami,” sesal Lutfi Tunggal
Ditambahkan lagi, pengerjaan jembatan di Kalar-Kalar juga mempunyai jaminan pemeliharan selama 3 bulan sehingga apabila ada yang rusak, maka dengan anggaran pemeliharan tersebut dipakai untuk diperbaiki dan itu digunakan dengan baik.
Apalagi, katanya, waktu itu bagian jembatan ada
rusak, maka adalah bagian yang tidak ada dalam kontrak atau kebijakan untuk
menambahkan jembatan itu yang anggarannya mencapai Rp 27 juta karena penimbunan
sehingga kendaraan mobil bisa dilewati. Dan itu sudah dikerjakan pada bulan Desember
2016 kemarin. Sementara bagian jembatan yang ada di dalam kontrak sama sekali
tidak rusak dan telah digunakan dengan baik oleh masyarakat kalar-kalar.
“Saya mengakui kalau proyek yang kami kerjakan adalah kelebihan volume bukan kekurangan volume. Karena jembatan yang berada di depan masjid dalam kontrak hanya 20,16 meter tetapi kami menambahkan 7 meter sehingga total 27 meter. Untuk 2 jembatan yang dipaketkan menjadi 1 itu. Mengenai kerusakan itu ada di bagian penambahan sehingga lewat dana pemeliharan sudah dikerjakan oleh kami dengan baik sehingga semua tuduhan tersebut tidak benar dan bila perlu mari kita turun sama-sama untuk melihat hal ini,” tantang Lutfi.
“Saya mengakui kalau proyek yang kami kerjakan adalah kelebihan volume bukan kekurangan volume. Karena jembatan yang berada di depan masjid dalam kontrak hanya 20,16 meter tetapi kami menambahkan 7 meter sehingga total 27 meter. Untuk 2 jembatan yang dipaketkan menjadi 1 itu. Mengenai kerusakan itu ada di bagian penambahan sehingga lewat dana pemeliharan sudah dikerjakan oleh kami dengan baik sehingga semua tuduhan tersebut tidak benar dan bila perlu mari kita turun sama-sama untuk melihat hal ini,” tantang Lutfi.
Lutfi pun mengakui kalau pekerjaannya menggunakan kontruksi baja secara menyeluruh baik atas dan bawah, sehingga bestek mana yang dipertanyakan?, dan harus didibuktikan. Apalagi sampai dituduh kongkali kong dengan pihak PPK dan ini harus dibuktikan, kalau tidak ada konsekuensi hukumnya.
Terlebih lagi, selama ini dirinya tidak pernah
diminta klarifikasi, namun dirinya diserang terus menerus dan bertubi-tubi oleh
media sehingga sangat merugikan nama baiknya karenan tidak pernah ada
klarifikasi.
Lutfi juga mengklarifikasi bahwa dirinya bukan adalah tim sukses Bupati dr Johan Gonga dan keluarga dekat Bupati. Proyek yang dirinya dapatkan adalah murni pelelangan berdasarkan aturan yang berlaku sehingga jika ada yang mengatakan kalau dirinya mendapatkan proyek karena tim sukses Bupati sama sekali tidak benar.
Dirinya menduga ada unsur Politis dalam masalah
yang menimpa dirinya karena yang selama ini menyorotinya adalah orang yang sama
dan tidak ada orang lain.
“Masyarakat Kalar-Kalar saja merasa senang dengan
jembatan yang dibangun dan tidak ada masalah kok, kenapa disoroti oleh oknum
anggota DPRD?” tanya Lutfi.
Sementara itu, Manajer pengawas Proyek dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Aleka mengakui, proyek jembatan Kalar-Kalar sudah selesai dikerjakan dan tidak ada masalah.
“Semua yang dikerjakan sesuai dengan bestek dan saya
yang turun sendiri langsung melihat itu. Bahkan saya yang membongkar bila ada
kesalahan kerja” kata Aleka.
Menurut Aleka, karena ada dapat biaya pemeliharan 3 bulan, maka hal-hal kecil yang rusak telah dikerjakn dengan baik. Jadi apa yang salah. Rim balok pakai besi 19, betel pakai besi 13 dan semuanya kontruksi baja. Jadi, kenapa proyek di Kalar-Kalar yang disoroti sementara ada pekerjaan di tempat lain seperti jembatan di Fatural tidak di soroti. Ada apa dibalik itu?, bahkan Aleka sempat menunjukan semua foto dan bukti terkait pekerjaan jembatan Kalar-Kalar tersebut dan sama sekali tidak ada yang salah. (KT-DW)
0 komentar:
Post a Comment