Anggota DPRD Provinsi Maluku dari Partai Keadilan Sejahtera
Ridwan Ellys pada Senin (15/5) melakukan
Reses di Kabupaten Seram Bagian Timur pada Kecamatan Bula Barat.
Dalam tatap muka tersebut, para petani mengeluh Selain
minimnya bantuan dari pemerintah, gagal panen juga dialami lantaran keterbetasan
dana yang dimiliki petani untuk membeli pupuk dan obat.
Penduduk Desa Wamsait merupakan transmigrasi dari Pulau Jawa serta
Bali dan desa tersebut dihuni sekitar 250 Kepala Keluarga (KK), diamana dari jumlah
tersebut sebagian besar berprofesi sebagai petani sawah dengan Setiap kepala
keluarga mendapat jatah lahan dari pemerintah sebesar dua hektar.
Menurut para petani, dari jatah dua hektar itu setiap petani
biasanya menanam 1 sampai 2 hektar sawah setiap musim tanam, Itu artinya setiap
tahun para petani di Desa Wamsait bisa menanam 150 sampai 200 hektar sawah
setiap musim tanam.
Namun akibat keterbatasan pupuk dan obat tahun ini para
petani hanya menanam 60 hektar dari jumlah KK yang ada didesa tersebut.
“Disini bagusnya kalau ada koperasi simpan pinjam, kita bisa
pinjam modal untuk beli pupuk dan obat, Selain pupuk dan obat, para petani juga
mengeluhkan ketersediaan minimnya debit air yang dialiri dari bendungan
Waimatakabo yang berlokasi di Desa Waimatakabo Kecamatan Bula Barat. Padahal,
menurutnya debit air merupakan faktor utama keberhasilan tanaman padi
sawah,"kata salah satu petani yang diketahui bernama Hadi.
Bila kondisi tersebut terus dibiarkan para petani khawatir
rencana swasembada beras yang dicanangkan pemerintah terutama di Maluku akan
mengalami kegagalan, sehingga para petani sangat berharap pemerintah daerah
maupun pemerintah pusat dapat memperhatikan keluhan mereka terutama untuk
suplai bantuan pupuk, obat dan perbaikan irigasi dan bendungan yang ada
diwilayah itu.
Keluhan masyarakat yang ditemui saat reses ini berbeda-beda
sesuai sesuai dengan wilayah, misalnya untuk Kecamatan Wakate keluhannya
terkait dengan infrastruktur seperti Drainase
karena banjir saat musim hujan, jembatan serta talut penahan ombak.
Selain itu Ellys mengatakan, keluhan masyarakat di kabupaten
ini berfariasi sesuai kebutuhan dan keinginan sehingga butuh perhatiaan serius
dari pemerintah daerah sesuai dengan kewenangan masing-masing. Misalnya untuk
kecamatan Bula Barat keluhan masyarakat lebih fokus pada pemberdayaan disektor
pertanian.
"Keluhan masyarakat di SBT ini berbeda-beda sesuai kebutuhan
yang ada di Kecamatan tersebut misalnya Bula Barat masalah pemberdayaan
disektor pertanian, sedangkan kecamatan lain keluhannya masalah infrastruktur
jalan, jembatan, dan drainase," kata Ellys.
Ellys selaku Anggota DPRD Provinsi Maluku hasil PAW dari
Fachri Husni Alkatiri yang saat ini duduk sebagai Wakil Bupati SBT ini secara
tegas mengatakan, Semua aspirasi ini merupakan bagian dari keresahan masyarakat
SBT secara keseluruhan yang sampai saat ini belum teratasi secara baik sehingga
SBT ini masih tergolong Kabupaten dengan angka kemiskinan tertinggi sehingga Pemda
Provinsi harus konsen ke daerah-daerah yang kategori miskin ini.
“Ini keresahan seluruh masyarkat sehingga butuh perhatian
serta pembenahan serius dari pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten
sehingga bisa menekan angka kemiskinan di seluruh daerah," harap Ellys.
Ketika ditanya terkait dengan masalah yang di alami oleh
masyarakat Kelimury yang tergabung dalam Save Kelimiry saat ini, Ellys
mengatakan mendukung penuh serta memberikan apresiasi terhadap Gerakan Save
Kelimury dengan harapan perjuangan ini jangan sampai disini.
"Saya mendukung dan memberikan apresiasi terhadap
gerakan Save Kelimury dengan harapan perjuangan ini jangan sampai disini,"
tutupnya (KT-FS)
0 komentar:
Post a Comment